Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story94
Disini Aku akan bahas Versi Dewasanya Sean dan Nayya ..
Please jangan lupa Follow, Like, Vote, dan Coment nya ya readers ...
Yang suka Mellow Romance dan keromantisan yok ngumpul baca cerita ini ..
"Aku memang mencintaimu Nayy, tapi Aku juga punya batas kesabaran seorang pria".
"Cukup 10 tahun kita terpisah, Aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Apa kau tidak merasa kehilangan selama 3 bulan terakhir ini"? tanya Sean dengan serius.
Kedua insan yang akhirnya bertemu setelah 10 tahun dalam versi Dewasa dan Mapan.
Nayya semasa SMA pernah menjalin kasih dengan Excel, namun harus kandas.
Sebab Excel kembali pada cinta pertamanya yang tak lain sahabatnya Nayya sendiri.
Sean sendiri adalah kakak dari Excel.
Dia lebih mencintai Nayya dan memendam perasaan nya selama 13 tahun lamanya.
Akankah cinta dan perjuangan nya Sean terbalaskan di Season 2 ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14 Flash Back Off
"Nayy". lirih Sean yang langsung memeluk erat gadis yang sudah banyak menderita selama 12 tahun ini.
"Maaf .. Maaf Nayy .. maafkan Aku". gumam Sean.
Tangan Nayya tergerak ingin membalas pelukan itu, namun hatinya masih cukup ragu dengan Sean.
"Maaf .. Karena Aku tidak berada disisimu saat itu, Aku sungguh menyesal Nayy. Andai kala itu Aku sedikit egois untuk lebih memperjuangkanmu, dirimu pasti tidak akan mengalami hal seperti ini".
"Aku .. Aku .. sungguh .. Aku ..". belum sempat Sean menyelesaikan ucapannya, Nayya lebih dulu mendongak lalu mengecup bibir Sean sekilas.
Cup .. Sssttt .. ujarnya sembari melayangkan jari telunjuknya diatas bibirnya Sean.
Pria itu kaget dan menatap Nayya dengan sayu, dirinya benar-benar merasa bersalah seakan semua yang terjadi pada hidup gadis itu adalah salahnya.
"Aku bosan mendengar maaf .. maaf .. dan maaf darimu Kak, Aku tidak butuh kata maaf darimu".
"Kamu tidak bersalah sama sekali dalam segala hal yang Aku alami selama ini, Kamu laki-laki yang baik yang pernah Aku kenal sejak dulu sampai sekarang, Andai waktu bisa diputar kembali, Aku ingin kita dipertemukan lebih dulu oleh takdir".
"Namun Aku harus lebih dulu mengenal adikmu, dan ikatan dengan nya membuat kita terhalang untuk mencoba hubungan yang baru dan bersama".
"Tapi itu dulu, tidak berlaku untuk sekarang Nayy". potong Sean dengan cepat.
"Tidak Kak, itu berlaku sampai sekarang dan nanti". lirih Nayya sembari menahan isak tangisnya.
"Nayy". Sean menatap lekat mata gadis itu.
"Maaf Kak, kurasa kita tidak akan bisa bersama baik dulu, sekarang, ataupu nanti nya". gumam Nayya.
"Karena kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama sejak awal Kak, jika kita memaksakan keadaan semua yang kita lakukan akan sia-sia". katanya kemudian, lalu menggenggam tangan Sean dengan begitu erat dan mengusapnya lembut.
"Kakak pria yang baik, Kakak pantas untuk dapat wanita lebih baik dan lebih segalanya dariku".
"Aku .. Aku .. Aku hanya .. hempptt". Sean langsung membungkam bibir Nayya dengan menyatukan bibirnya. Sean mulai memejamkan matanya dan memeluk pingang ramping itu dengan begitu posesif. Sean benar-benar membuat Nayya diam seribu bahasa tidak mengatakan satu katapun lagi.
Dia melumat habis bibir wanita cantik yang ada dihadapan nya itu. Nayya merasa rendah diri sekali setiap di hadapkan dengan sosok laki-laki sebaik dan sesempurna Sean. Semua keadaan yang menimpanya selama ini membuatnya lupa apa arti dari Bahagia itu sendiri. Dia merasa dirinya tidak pernah ditakdirkan untuk bahagia oleh Tuhannya.
Tidak terasa air mata yang ia tahan sejak tadi akhirnya luruh juga. Nayya menikmati ciuman itu sembari menahan isak dan sakit didadanya.
Karena tidak ada balasan dari Nayya, Sean pun melepaskan ciuman singkat itu.
"Kenapa? Apa yang sedang Kamu rasakan, hmm"? tanya Sean lembut sembari menghapus air mata yang telah membasahi pipi mulusnya Nayya.
Gadis itu hanya menggeleng, dia tidak ingin lagi merepotkan dan membebani Sean dengan perasaan yang dia punya. Nayya menatap lekat mata indah yang selalu membuatnya nyaman dan aman itu.
"Kak .. Aku .. ".
Ssssttt ... Sean lebih dulu memotong ucapannya dengan cepat.
"Jangan katakan apapun lagi Nayy, Sungguh Aku tidak ingin mendengar apapun lagi dari mulutmu kalau hanya cuma ingin menolakku saja".
"Aku akan menunggumu sampai kapanpun Nayy, tidak peduli seberapa lama itu. Aku akan tetap menunggu hatimu menyambut diriku sepenuhnya". ucap Sean dengan mantap tidak mau dibantah.
Nayya hanya bisa tersenyum kecil mendengarnya.
Sean pun kembali memeluk gadis itu dengan erat, dan mengelus kepalanya dengan penuh perhatian.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan harinya ...
Nayya izin tidak masuk kerja hari ini, dia tengah bersiap untuk untuk packing barang-barang yang akan ia bawa kekorea besok pagi.
Iya .. Nayya mempercepat keberangkatannya.
Dia yang seharusnya berangkat 3 atau 4 hari lagi, malah akan berangkat besok pagi-pagi sekali.
Tidak ada satupun orang yang tahu dia akan berangkat besok pagi, termasuk Dokter Tari dan juga sang Asisstan Nayla. Nayya membuat rencana ini dengan sangat matang dan terencana.
Cukup lama Nayya berkutat dengan Koper dan barang-barang apa saja yang akan ia bawa nanti.
Setelah selesai packing, Nayya melirik jarum jam yang sudah menandakan hari mulai gelap.
"Sudah pukul 7 malam, Kak Sean sudah pulang belum ya? Hmm .. Apa Aku langsung pergi saja ya ke Apartemennya". gumam Nayya pelan.
"Baiklah, Aku akan melakukan hal yang membuat dirinya senang malam ini". lirihnya kemudian.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ting ... suara pintu Apartemen itu mulai terbuka, menampakkan sosok gagah dan tampan itu.
Wajahnya terlihat begitu lelah malam ini, barang kali banyak pekerjaan yang harus dia urus karena posisi dan jabatan baru yang sedang ia embani itu.
Pria itu kaget saat melihat begitu banyak makanan yang ada diatas meja makannya saat ini.
Dia mulai menelisik ke seluruh ruangan namun tak ia dapati siapapun disana. Namun sesaat kemudian ada sepasang tangan mulus memeluk pinggangnya dari belakang. Tentu ia terlonjak kaget, namun saat melihat siapa yang sedang memeluknya, Sean pun langsung tersenyum dengan sangat tampan.
"Hey .. ternyata Kamu yang memasak semua ini"?
"Ngapain Capek-Capek mengerjakan hal seperti ini, Aku takut Kamu kelelahan tahu". ucapnya sembari berhadapan langsung dengan gadis cantik itu.
"Kakak sudah pulang? Kenapa malam sekali"? bukannya menjawab pertanyaan Sean, dia malah bertanya balik pada pria dihadapan nya.
Sean menarik tubuh mungil itu, yang tingginya hanya sebatas bahunya saja. Kemudian melingkarkan kedua tangan nya pada pinggang gadis cantiknya.
"Kenapa hmm? Kangen ya"? tukas Sean posesif.
Nayya mengangguk kecil lalu tersenyum dengan sangat cantik, kemudian dia berjinjit untuk mencium pipi Sean dengan lembut.
Cup ... "cepat mandi sana". lalu dia melepaskan pelukan nya dan kembali kedapur untuk menyiapkan minuman hangat untuk pria nya.
Sean terpaku, ada apa dengan gadis itu malam ini?
Apa otaknya sedang Konslet?
Atau dia memang sudah mulai menerima hatinya?
Begitu banyak pertanyaan didalam otaknya saat ini.
"Kenapa bengong? Ayo cepetan mandi, masa mau dipanasin lagi makanannya"? keluh Nayya kesal.
Sean tersadar, lalu tersenyum kikuk.
"Hmm .. baiklah tunggu sebentar ya". sahut nya.
Selama Sean mandi, Nayya sudah membuatkan Coffee Caramel Machiato dan Latte hangat untuk mereka berdua. Nayya benar-benar ingin menikmati kebersamaan nya bersama Sean malam ini.
Setelah 15 menit Sean keluar dengan mengenakan celana pendek dan kaos oblong rumahan namun walaupun hanya pakaian santai, brand yang dipakai Sean itu bisa membeli satu IPhone keluaran terbaru.
Sean benar-benar memperhatikan penampilannya sekarang ini. Semua yang ia pakai tampak mahal dan juga berkelas, limited edition.
"Waw sepertinya semua makanan ini menggugah seleraku, Aku akan gendut malam ini". ledek Sean.
Nayya terkekeh, lalu menarik kursi makan yang ada disebelahnya. Lalu mempersilahkan Sean untuk makan bersama dengan nya.
Makan malam yang begitu romantis walaupun hanya didalam sebuah Apartemen saja.
Sebab Nayya benar-benar menata rapi semua makanan itu. Ada berapa lilin juga yang menghiasi dan menerangi makan malam ini.
"Aku benar-benar terharu dengan penyambutanmu malam ini Nayy, Aku begitu bahagia sekali". ucapnya sembari mengecup lembut punggung tangannya.
Nayya tersenyum manis, lalu mengajak Sean untuk segera menikmati makan bersama dengan hikmat.