Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Sudah beberapa hari ini William benar benar kembali dekat dengan Audrey, namun William tetap meminta Roseline untuk mengantakan makan siangnya ke perusahaan, hanya saja William selalu meminta Audrey untuk menemainya makan siang, bahkan William dengan sengaja menyuapi Audrey tepat di depan mata Roseline, sayangnya Roseline tidak menunjukkan reaksi apapun.
Seperti siang ini Roseline hanya acuh melihat sepasang sejoli yang berada di depannya, bahkan Roseline terlihat santai saja sembari bermain game di ponselnya.
'' Roseline, kenapa kamu tidak ikut makan juga ?'' tanya Audrey setelah menerima suapan seafood dari William.
'' Tidak '' jawab Roseline menatap Audrey tersenyum.
'' Kenapa?, apa kamu masih kenyang?, atau tidak nyaman dengan kita berdua '' tanya Audrey lagi dengan lembut.
'' Tidak juga, hanya saja aku sedang ingin makan makana Negara Indonesia yang berada tak jauh dari sini '' jawab Roseline benar adannya, karna tadi saat di perjalanan Roseline melihat kedai bakso dan mi ayam, yang terletak di pinggiran Universitas yang tak jauh dari perusahaan William, dan Roseline sudah tidak sabar untuk mencicipinya.
William yang duduk berhadapan dengan Roseline hanya diam menyimak obrolan Roseline dan Audrey, namun William merasa heran karna sejak Roseline amnesia, Roseline suka sekali dengan masakan Negara Indonesia, padahal William ingat betul kalau Roseline paling tidak suka dengan olahan makanan Luar Negri, darimana William tahu tentu karna Roseline tumbuh besar di mansion Kakek William, lebih tepatnya Kakek William yang mengadopsi dan membesarkan Roseline, bahkan Roseline langsung dekat dengan William sejak Roseline masuk ke mansion Kakeknya, hanya saja William tidak tertarik dengan Roseline dan William hanya menganggap Roseline sebagai adiknya saja tidak lebih.
Sepuluh menit kemudian William dan Audrey menghabiskan makan siang yang di bawa oleh Roseline tanpa sisa, dan Audrey menata kembali kotak bekas makan siangnya yang kotor lalu ia masukkan ke dalam paperbagnya, dan di berikan pada Roseline yang sudah bangkit dari duduknya bersiap pulang.
'' Kak William ''
'' Hem '' William menatap Roseline dengan datar.
William mengerutkan dahinya saat melihat Roseline tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya.
'' Bawa uang cash ?'' tanya Roseline takut takut.
'' Kenapa ?'' sahut William ketus.
'' Aku minta boleh, aku mau beli bakso dan mi ayam, tapi aku tidak punya uang cash, masak iya bayar pakai kartu hitam, kan tidak mungkin '' tukas Roseline dengan memasang wajah melasnya.
William bangkit dari duduknya, lalau mengambil dompetnya yang ia letakkan di atas meja kerjanya, lalu mengambil semua uang kertas yang ada di dalam dompetnya.
'' Ini '' William memberikan semua lembaran uang kertas itu pada Roseline.
Kedua mata Roseline langsung berbinar, melihat lembaran uang yang di sodorkan William padanya.
Srakkk
Roseline mengambil uang dari tangan William dengan penuh semangat, bahkan Roseline tidak bisa menutupi wajah bahagianya melihat lembaran uang yang berada di tangannya.
'' Kak William, terimakasih, aku akan pergi, kalian berdua bersenang senanglah '' ujar Roseline dan langsung melenggang pergi dengan riang, dan tak lupa menenteng paperbag yang berisikan kotak bekal bekas tempat makan siang William dan Audrey.
" Dia selalu semangat kalau sudah berurusan dengan makanan Negara Indonesia, apa dia sesuka itu " batin William menatap punggung Roseline yang perlahan menghilang di balik pintu.
'' Kak ''
William tersentak saat tangannya di sentuh oleh Audrey, dan langsung menoleh ke arah Audrey yang berdiri di sampingnya.
'' Ada apa ?'' tanya William.
Meskipun kini William dan dirinya kembali dekat, namun nada bicara William masih terdengar datar di telinga Audrey, namun Audrey tidak merasa kecewa ataupun sakit hati karna menurutnya itu sudah biasa, bahkan dulu William juga seperti itu, karna Audrey sangat yakin di balik sikap datarnya William, William sangatlah mencintainya.
'' Tidak ada, aku mau pamit kembali ke ruanganku, untuk melanjutkan pekerjaanku '' tukas Audrey.
'' Hem, pergilah '' sahut William lalu berjalan ke arah kursi kerjanya dan duduk di sana, tanpa menatap Audrey yang masih di sana, William kembali fokus pada berkas berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya.
Di kedai bakso yang berada di dekat Universitas, Roseline begitu menikmati bakso dan mi ayam yang ia pesan beberapa menit yang lalu, Roseline begitu senang saat melihat para pembeli di kedai itu rata rata dari negara asalnya.
'' Huh,, serasa kembali ke Indonesia gue '' gumam Roseline lirih.
Setelah puas menikmati bakso dan mi ayam, Roseline segera kembali ke mansion, namun sebelum itu Roseline pergi ke dealer motor sport, karna hari ini Roseline berencana untuk membeli motor sport dengan kartu hitam milik William, Roseline tidak ingin di antar oleh sopir lagi jika ingin jalan jalan, karna kini dirinya sudah hafal jalanan kota yang kini ia tempati. Setelah mendapat motor sport yang di inginkannya, kini Roseline pergi ke sebuah pusat perbelanjaan yang berada di kota, Roseline menikmati hari ini dengan membeli semua apa yang dia inginkan selama ini, tanpa berfiki jika di tempat yang berbeda, William yang sedang menjalankan rapat merasa terganggu dengan suara notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya.
Dan setelah puas berkeliling mall, kini Roseline memutuskan untuk kembali ke mansion, karna dirinya juga sudah merasa sangat lelah.
Dan saat baru tiba mansion, Roseline mengerutkan dahinya saat melihat sebuah mobil asing yang terparkir di halaman mansion.
'' Nona Muda, anda sudah kembali '' sapa Paman Robert yang berdiri di teras mansion.
" Paman, apa ada tamu ?'' tanya Roseline.
'' Tuan besar Nona, beliau sekarang berada di gazebo taman '' jawab pelayan Robert.
Roseline tahu siapa yang di maksud Tuan besar oleh Pelayan Robert, yang tak lain adalah kakeknya William.
'' Baiklah, aku akan menemui Kakek '' tukas Roseline melangkah masuk ke dalam mansion.
Roseline melihat Kakek William yang duduk di gazebo bersama seorang pria, yang Roseline yakini jika orang itu pasti orang kepercayaan Kakek William, perlahan Roseline berjalan mendekat ke arah gazebo, dengan jantungnya yang berdebar tidak karuan, karna ini untuk pertama kalinya dirinya bertemu dengan Kakek William, setelah dirinya menempati raga Roseline.
'' Kakek ''
Kakek William dan pria yang berada di sampingnya menolehkan kepalanya berbarengan, dan melihat Roseline yang berdiri tak jauh dari mereka.
'' Nona Muda '' sapa pria yang berdiri di samping kakek William dengan membungkuk sopan, dan Roseline membalasnya dengan tersenyum.
Sedangkan Kakek William hanya terus menatap Roseline tanpa mengedipkan matanya, yang mana membuat Roseline merasa gugup, karna menurut Roseline aura kakek William lebih menakutkan di banding William.
'' Jhon, tolong tinggalkan kami berdua '' pinta kakek William setelah beberapa detik tak bersuara.
'' Baik Tuan ''
Pria yang di panggil Jhon oleh Kakek William itu segera pergi meninggalkan gazebo, dan kini di gazebo hanya tinggal Roseline dan Kakek William saja.
'' Duduklah '' perintah Kakek William.
Roseline menganggukkan kepalanya, dan segera duduk berhadapan dengan Kakek William.
'' Kamu bukan Roseline, siapa kamu sebenarnya ?'' tanya Kakek William yang mana membuat Roseline langsung terkejut.
'' Ma,,,, maksud Kakek apa, aku tidak mengerti '' tukas Roseline gugup.
'' Kamu tidak perlu berpura pura lagi, aku tahu, jiwa Roseline sudah tidak ada di tubuhnya, jadi aku tanya, siapa kamu '' ujar Kakek William yang mana membuat Roseline tercengang, karna ternyata Kakek William mengetahui rahasia yang ia simpan selama ini dengan rapat.