Wulandari adalah gadis desa biasa yang mencoba mengais rejeki di ibukota sebagai seorang pengasuh anak.
Siapa sangka, majikannya adalah seorang pengusaha muda tampan yang memimpin sebuah perusahaan besar di ibukota yang memiliki seorang anak laki-laki.
Wulan seperti terjebak dalam cinta yang rumit, bagaimana mungkin dia begitu lancang mencintai tuannya yang bahkan masih memiliki seorang istri.
Begitu banyak hal rahasia yang tak terduga.
Wulan bimbang apakah harus memperjuangkan cintanya ataukah cukup tahu diri untuk mundur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GendAyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.24
Karena tenaga Wulan masih belum pulih sepenuhnya, maka hari itu Jason meminta Wulan untuk istirahat.
Bi Irah menggantikan pekerjaannya untuk menjaga Rayyan sementara waktu.
"Bi ilah, lay mau ketemu mommy ya sebental aja" ucap Rayyan sambil menarik-narik ujung baju bi Irah yang sedang mencuci piring.
"Tapi bibi lagi nyuci piring nih den,sebentar ya" kata bi Irah sembari terus mengerjakan pekerjaannya.
"Lay mau sekalang" bocah itu mulai merengek.
"Yaudah, den Ray duluan. Nanti bibi nyusul" jawab bi Irah.
Tanpa menunggu lagi Rayyan langsung berlari ke atas. Dia mengambil beberapa lembar foto bersama badut dinosaurus yang kemarin diambil saat di taman hiburan.
'mommy pasti seneng lihat foto badutnya' pikir bocah kecil itu dengan polos.
"Mommy....mommy lagi tidul ya" Ray melongok ke ranjang,tampak Andini terbaring.
"Mau apa kesini, mommy mau istirahat jangan ganggu" ucap Andini dengan datar.
"Lay kemalen jalan-jalan sama ayah, naik kuda-kudaan, foto sama badut Dino juga mommy mau lihat?" Ucap Rayyan sambil menunjukkan beberapa lembar foto.
Andini bangkit dari tidurnya dan duduk diatas ranjangnya.
Diraihnya beberapa lembar foto dari tangan mungil Rayyan.
Terdapat foto Rayyan tampak tersenyum bahagia disamping badut Dino kesayangannya.
Kemudian pada foto kedua terdapat gambar Rayyan dan Jason tersenyum kearah kamera.
Andini mengelus dengan lembut wajah Jason pada foto itu. Jason yang begitu dicintainya.
Tapi saat melihat foto ketiga wajah Andini berubah begitu murka.
Bagaimana tidak ada Wulan dalam foto itu. Mereka bertiga berfoto dengan badut sambil tersenyum begitu bahagia.
"Sialaaaan....wanita sialannnn" teriak Andini sambil meremas foto-foto ditangannya tersebut.
"Aarrrgggggg....tidak akan aku biarkan kamu merebut tempatku dasar wanita murahan" Andini mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.
"Mommy kenapa? Mommy jangan malah" ucap Rayyan ketakukan melihat tingkah ibunya yang mendadak mengamuk.
"Mommy jangan malah, besok lay bilang sama ayah supaya ajak mommy jalan-jalan juga" kata Rayyan hampir menangis.
"Diaammm kamu anak sialan, pergi...pergiii" ucap Andini menuding ke arah Rayyan yang ketakutan.
Saat yang sama bi Irah masuk ke kamar Andini.
"Ya Allah nyonya kenapa? jangan marahin den Ray nya,kasihan" ucap bi Irah sambil memeluk Rayyan yang menangis sesenggukan.
"Keluarrr" ucap Andini, benar-benar begitu frustasi.
"Perempuan sialan, aku bersumpah akan buat hidup kamu seperti di neraka" tangan andini mengepal, airmatanya keluar dari matanya yang sudah memerah karena amarah.
***
'teeeeeettt....teeeetttt....'
Suara alarm kamar Andini memekakan telinga, bi Irah menggeliat dari tidurnya.
Diliriknya jam dinding sudah menunjukan pukul sebelas malam.
Semua orang sudah terlelap dalam mimpinya masing-masing. biasanya Andini juga sudah tidur.
Tapi bi Irah bergegas menuju kamar Andini, tentu nyonyanya itu memerlukan bantuan.
"Ya nyonya,ada apa?" Tanya bi Irah sesaat setelah masuk ke kamar Andini.
"aku mau pengasuh itu yang kesini" ucapnya datar.
"Maksud nyonya, neng Wulan?" Tanya bi Irah memastikan.
"aku tidak peduli siapa namanya, suruh dia kesini sekarang juga" ucap Andini tidak ingin dibantah.
"Tapi neng Wulan sudah tidur,dan lagi sepertinya keadaan neng Wulan belum begitu sehat" bi Irah menjelaskan.
"aku tidak peduli, cepat panggil dia datang kesini" teriak Andini dengan mata melotot tajam.
"Ba...baik nyonya" jawab bi Irah sambil menunduk.
Bi Irah segera turun dan membangunkan Wulan. Sebenernya bi Irah tidak tega jika harus membangunkan Wulan yang masih kurang enak badan. Tapi perintah Andini benar-benar tidak bisa dibantahnya, bi Irah khawatir akan ada hal buruk pada Wulan.
"Neng ati-ati ya" ucap bi Irah sebelum melepas Wulan menuju kamar Andini.
"Iya bi, gak papa bi Irah tenang aja" ucap Wulan sembari tersenyum.
"Ada yang bisa saya bantu nyonya" tanya Wulan sambil tersenyum sesaat setelah sampai di kamar Andini.
"Aku mau kekamar mandi" ucap Andini dengan tatapan tajam membuat Wulan menjadi waspada.
"Baik nyonya, mari" Wulan memapah Andini untuk duduk di kursi rodanya.
Wulan membuka perlahan pintu kamar mandi,lalu mendorong Andini dengan kursi rodanya untuk masuk.
"Bersihkan kakiku" ucap Andini tegas.
Wulan menunduk namun tetap waspada, dia berjongkok didepan Andini namun sedikit menjauhkan Andini dari bak mandi dan gagang shower.
Dia tidak ingin Andini menyiramkan air padanya seperti saat pertama kali.
Dengan perlahan dan lembut dibersihkannya kaki Andini yang tampak memutih layu.
'Duuukkk'
Tiba-tiba Andini meraih kepala Wulan dan dibenturkan ke tembok dihadapannya.
"Aawwww" Wulan memekik tak tertahan, dirabanya dahi yang terasa basah. Terlihat tangannya dipenuhi oleh darah segarnya sendiri.
Diluar dugaannya, diluar kewaspadaannya, Andini menyerangnya lebih brutal.
Andini tersenyum mengerikan, menyeringai dengan tatapan mata tajam.
"Aku sudah peringatkan, jangan pernah berani-beraninya mendekati jasonku, kamu menantangku hahh" teriak Andini.
"Ap...apa sebenarnya maksud nyonya,saya tidak..."
"Diiaaaammm!!! Jangan beralasan,kamu membuatku muak" Andini berteriak lebih keras lagi.
Wulan segera keluar dari kamar mandi,dengan Andini mengikutinya dengan kursi roda, dijambaknya rambut Wulan.Wulan mengaduh kesakitan.
"Ini peringatan terakhir untukmu,kalau kau berani menggoda jasonku lagi,kau akan aku bunuh" teriak Andini menggema,sementara Wulan menjerit kesakitan karena rambutnya dicengkeram semakin kuat.
'BRAAAKKK' pintu dibuka dengan keras oleh Jason.
"Apa-apaan kamu???lepaskan Wulan!!" Teriak Jason kepada Andini dengan penuh kemarahan yang belum pernah dilihat oleh Wulan sebelumnya.
cape deh dengan kebodohannya
Harusnya dia menerima Raymond sebagai suami dan takdir yang terbaik baginya, bukan malah napsu ingin memiliki Jason yang tdk mencintainya
Perempuan kufur nikmat /Awkward/
aq penasaran lho ending nyaaa...? 🤔