Hantu Cantik Dan Pemuda Indigo

Pagi harinya Darrel bangun dari tidurnya,dia melihat disebelahnya ternyata sang kakak sudah lebih dulu bangun dan mungkin sudah kembali ke kamarnya

Darrel berjalan menuju kamar mandi untuk mandi dan mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah yang berada dalam lemarinya karena seragam yang kemarin sudah kotor dan sudah dia simpan di keranjang cucian. Lalu kemudian Darrel berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya

Darrel sampai di dapur tapi ada Daniel disana

"Kakak ngapain pagi pagi sudah berada di dapur?" Tanya Darrel penasaran

"Kakak mau bikin sarapan" ucap Daniel tersenyum

"Biar aku saja, biasanya juga aku yang bikin sarapan untuk kakak dan yang lainnya" ucap Darrel

"Kakak mau bantuin kamu Rel" ucap Daniel

"Tidak usah, nanti kalau Ayah lihat bisa marah, kalau kak Daniel bantuin aku disini" ucap Darrel, hingga

"Daniel? Kamu ngapain disana?" Tanya Mamah Renata yang melihat Daniel didapur

"Ini aku lagi bantuin Darrel masak" ucap Daniel tersenyum pada mamah Renata

"Ngapain kamu bantuin dia, dia kan bisa sendiri" ucap mamah Renata

"Betul apa kata mamah kak, kakak tunggu saja dimeja makan, biar aku yang membuatkan sarapannya" ucap Darrel menatap sang kakak

"Hah baiklah, lagipula kakak juga tidak terlalu pandai memasak nasi goreng seperti kamu Rel" ucap Daniel tersenyum lalu berjalan menuju meja makan

Dan akhirnya Darrel juga yang kembali memasak nasi goreng untuk sarapan keluarganya

Ayah menghampiri keluarganya yang sudah berkumpul dimeja makan bersama keluarganya dan Ayah tetap menatap Darrel tak suka

"Uang Ayah belum ketemu, kalau beneran kamu yang ambil. Awas saja kamu...!" ucap Ayah marah pada Darrel

"Terserah Ayah, yang jelas aku tidak tau tentang uang Ayah yang hilang itu" ucap Darrel merasa tak bersalah

"Sudahlah Yah...! kita kan lagi makan gak usah bahas yang seperti itu terlebih dahulu, lagipula uang itu tak seberapa juga kan"ucap Daniel melerai

"Uang yang hilang itu lebih dari 10 juta Daniel, dan kamu tau Darrel itu gak pernah Ayah kasih uang, sudah jelas kan kalau bukan dia siapa lagi" ucap Ayah marah

"Aku tidak mencuri kok Yah...! meskipun Aku gak pernah Ayah kasih uang tapi aku selalu bekerja paruh waktu untuk bisa mendapatkan uang jajan dan membeli keperluan yang Aku butuhkan" ucap Darrel jujur dan terpaksa mengadu kalau dirinya selalu bekerja paruh waktu

"Suruh siapa kamu bekerja Darrel? Kamu mau membuat Ayah malu hah?" Bentak Ayah marah

"Terus kenapa kalau aku bekerja? Aku juga manusia yang banyak keperluan Yah...! dan Ayah sebagai orang tua ku tidak pernah mau membiayai semua keperluan ku. Bahkan kalau aku tidak dapat beasiswa mungkin aku tidak akan bisa pernah sekolah" ucap Darrel meluapkan kekesalannya lalu berdiri dan pergi dari meja makan tersebut

"Anak tidak tau di untung, beruntung kamu saya perbolehkan tinggal disini" teriak Ayah yang terdengar oleh Darrel

"Ayah tenang saja, suatu nanti juga aku akan pergi dari rumah ini hingga Ayah tak akan pernah bertemu dengan ku lagi" teriak Darrel sembari terus berjalan meninggalkan mereka

"Deggghh"

Hati Ayah begitu sakit mendengar perkataan Darrel, rasanya ingin sekali menangis dan memeluk anaknya itu tapi ego sang Ayah terlalu tinggi, terlebih lagi saat melihat Darrel dia selalu ingat sang istri yang begitu dia cintai

"Rel? Tunggu. Biar kakak antar kamu kesekolah" teriak Daniel berlari mengejar Darrel membuat semua yang berada disana terkejut

"Tumben Daniel mau nganterin anak pembawa sial itu ke sekolah, bukannya biasanya mereka selalu berantem" ucap Mamah Renata merasa heran

"Biarkan saja, mungkin Daniel sudah terpengaruh oleh Anak itu" ucap Ayah menahan kekesalannya

"Ayah? Kenapa Ayah selalu marahin kakak Darrel? Kakak Darrel kan orang baik. Dia juga selalu bantuin Cilla bikin PR" tanya Cilla

"Cilla sayang, kamu masih terlalu kecil untuk  mengerti semua itu. Intinya gini, kakak Darrel itu anak bandel, makannya Ayah memarahi nya. Nah, Cilla juga jangan jadi anak bandel ya. Nanti kalau Cilla bandel, Ayah pasti akan memarahi Cilla juga" ucap mamah Renata

"Tapi kakak Darrel orang baik, Cilla selalu sedih kalau Ayah terus memarahi kakak Darrel"ucap Cilla menunduk sedih

"Ayah tidak memarahi kakak Darrel kok, Ayah hanya memberitahunya biar jadi anak yang lebih baik lagi" ucap Ayah tersenyum menatap putrinya itu

"tapi Ayah jangan membuat kakak Darrel sedih, bicara baik baik kan bisa, seperti Ayah bicara pada Cilla dan juga kakak Daniel" ucap Cilla menatap wajah sang Ayah terlihat kesal

Ayah yang mendengar itu hanya tersenyum sendu dan sedikit malu pada putri nya itu, karena yang dikatakan Cilla memang benar, Ayah memang selalu kasar pada Darrel

******

Diperjalanan menuju sekolah, Darrel yang diantar oleh sang kakak terus saja diam karena kesal mendengar perkataan sang Ayah tadi

"Sudah lah Rel, kakak yakin Ayah hanya lupa menyimpan uangnya itu. Kalau sudah ketemu dia pasti tidak akan menyalahkan kamu lagi" ucap Daniel menenangkan

Darrel menatap Daniel yang sedang fokus menyetir mobil disebelahnya

"Aku tidak sakit hati meski Ayah terus memarahi ku Kak, aku hanya merasa hidup ku sama sekali tidak berguna dengan semua yang telah aku perbuat, harusnya dulu aku yang mati, kenapa kalian membiarkan para Dokter itu mengambil Jantung Bunda untuk di donorkan pada ku? karena percuma aku hidup, jika aku hidup harus menderita dengan rasa bersalah seperti ini" ucap Darrel tersenyum sendu menahan tangisnya

"Sudah lah Rel, kita jangan terlalu mengingat kejadian itu lagi, kamu juga jangan terlalu menyalahkan diri kamu sendiri, lagi pula mungkin ini sudah takdir kita" ucap Daniel merasa bersalah dengan apa yang pernah dia perbuat pada Adiknya itu

"Tapi setelah kejadian itu dan sikap Ayah dan kakak mulai berubah, hidup ku benar benar merasa di rundung kesalahan, dan ketakutan.Tak sekali dua kali aku hampir mencelakai tubuh ku sendiri saat aku benar benar merasa kesepian dan tak ada satu orang pun yang memihak ku sama sekali, tapi saat itu juga aku selalu mengingat pesan Bunda untuk tetap kuat menghadapi apapun yang akan terjadi pada hidupku, entah kenapa Bunda seperti akan tau tentang apa yang akan terjadi padaku" ucap Darrel menunduk sedih

"Sudahlah Rel, kamu semakin membuat kakak merasa bersalah dengan semua sikap Kakak pada kamu selama ini, Maafkan kakak yang terlambat menyadari semuanya Rel" ucap Daniel menghentikan mobilnya lalu menatap Darrel sembari menangis

Darrel menatap sang kakak tersenyum sendu, Daniel menepuk pundak Darrel pelan untuk menguatkan dan menyemangatinya

"Ayo kita mulai lagi dari awal, kakak janji mulai sekarang akan menjaga kamu Rel" ucap Daniel menghapus air matanya sendiri lalu tersenyum pada Darrel

Darrel yang melihat itu hanya mengangguk tersenyum dan berusaha mencoba mempercayai perkataan sang Kakak

*****

Roh Clara akhirnya punya teman baru, dia senang karena roh Axel selalu mengikutinya kemanapun dia pergi

"Kak? Apa jadi hantu gak bisa makan seperti orang orang itu?" Tanya roh Axel

"Gak bisa dong Axel, emang nya kenapa? Kamu lapar?" Tanya roh Clara

"Nggk sih kak, cuma aku ingin cepat cepat jadi manusia lagi. Ternyata jadi hantu itu tidak enak, aku sangat merasa kesepian. Aku rindu dipeluk Mami dan juga main bersama teman teman di sekolah" ucap roh Axel

"Kamu sabar dulu ya, nanti juga kamu bisa jadi manusia lagi. Hanya saja sekarang kamu disuruh Tuhan untuk beristirahat terlebih dahulu, supaya tidak cape karna kebanyakan bermain" ucap roh Clara menenangkan Axel

"Iya kak, nanti kalau kita bangun dan jadi manusia lagi. Aku akan teraktir kakak beli es cream karna kakak sudah baik sama aku" ucap roh Axel tersenyum pada roh Clara

"Oke, nanti kakak tagih janji kamu ya...!" ucap roh Clara tersenyum lalu memeluk roh Axel.