Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Javier marah
"ini pesanan anda" ujar pramusaji memberikan bungkusan makanan mereka yang tidak habis.
"Thank you," ujar Emma.
"Ayo kita kembali ke kantor," ajak Emma namun kedua anak itu tidak ada lagi disana.
"Kemana mereka?" gumam Emma. Ia melihat sekitarnya namun tidak ada. Akhirnya Emma keluar dari restoran. Ia mulai cemas sekarang. Di luar Emma mencari kedua anak kembar itu dan hingga pandangannya tertuju pada Leoncio dan Lucio yang hendak menyeberang dan sebuah mobil melaju dengan cepat ke arah mereka. Emma segera berlari dan menarik kedua tangan anak itu. Hampir saja mereka ditabrak.
"Oh ****, lain kali perhatikan anak anda..," bentak pengemudi yang hampir saja menabrak Leon dan Lucio.
"Hampir saja kalian tertabrak..," ucap Emma cemas memeluk Leon dan Lucio masih kaku ditempatnya.
"K..kak...," panggil Leon terbata. Awalnya mereka pergi karena ingin mengerjai Emma supaya daddynya memarahi Emma karena membiarkan mereka pergi begitu saja. Tapi yang terjadi adalah hampir saja mereka tertabrak. Untung saja Emma menolong mereka.
"Kalian tidak apa-apa kan?" tanya Emma mengusap punggung kedua anak itu. Mereka lalu menggeleng.
"Lain kali jangan menyebrang sembarangan ya, kakak tadi udah takut baget," ujar Emma pelan memberi nasehat. Leon da Lucio lalu mengangguk.
"Sebaiknya kita kembali ke kantor," ucap Emma.
Setibanya di kantor Emma mengajak Leon dan Lucio ke taman kantor. Ia melihat beberapa pekerja taman disana sedang bekerja. Emma menghampiri salah satu dari mereka.
"Pak, ini saya ada sedikit makanan, Bapak bagi dengan yang lain ya.." ujar Emma.
"Wah...terima kasih nak. Kalau begitu saya panggil yang lain dulu," ujar pekerja taman tersebut.
"Ayo kita duduk disana dulu," ajak Emma menunjuk kursi taman. Sekarang Leoncio dan Lucio menjadi pendiam sejak kejadian tadi.
"Kakak belum tau nama kalian. Nama kakak Emma, nama kalian siapa?" tanya Emma.
"Ya sudah deh kalau kalian tidak ingin menjawabnya," ujar Emma saat tidak ada jawaban dari kedua anak itu.
"Aku Leoncio, ini adikku Lucio" ujar Leon akhirnya mengenalkan dirinya.
"Nama kalian sama-sama berakhiran Cio. Kakak manggilnya gimana ya. Ahh..., kakak panggil Leon dan Cio aja," ujar Emma mengusap rambut Leon dan Cio.
"Drrtt...drttt....." ponsel Emma bergetar.
"Tolong antarkan anak bos ke ruangannya Nona Emma," ujar Carlos.
"Baik Pak, kami akan segera kesana," balas Emma.
"Ayo...pak Javier sudah menunggu kalian," ucap Emma membawa kedua anak itu ke keruangan Javier.
"Tok...tok..tok.." Emma mengetuk pintu ruangan Javier.
"Masuk..." ucap Javier dingin. Dengan pelan Emma membuka pintu dan menggenggam tangan Leon dan Lucio masuk ke dalam. Emma menatap Javier yang sedang menatap kedua anaknya dengan tatapan tajam membuatnya takut.
"Apa yang kalian lakukan disekolah?" tanya Javier mencoba menahan amarahnya. Kedua anak kembarnya selalu saja membuat ulah di sekolahnya. Wali kelas mereka menelepon Javier sebelum ia rapat tadi. Wali mereka mengatakan jika Leoncio dan Lucio berulah lagi disekolah.
"Kami tidak melakukan apapun dad," ujar Lucio berbohong. Nyatanya mereka sudah membuat anak orang masuk rumah sakit.
"Jangan coba-coba membohongi daddy. Kenapa kalian selalu membuat daddy marah Hah..." ujar Javier marah bangkit dari kursinya. Refleks kedua anak itu bersembunyi di belakang tubuh Emma. Mereka yakin kali ini tidak akan lolos dari daddynya.