NovelToon NovelToon
Klub Film Ini Bermasalah!

Klub Film Ini Bermasalah!

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Agus S

Namaku Dika Ananto. Seorang murid SMA yang ingin sekali menciptakan film. Sebagai murid pindahan, aku berharap banyak dengan Klub Film di sekolah baru. Namun, aku tidak pernah menduganya—Klub Film ini bermasalah!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehidupan Sekolah yang Baru

"Perkenalkan, namaku Dika Ananto. Sebelumnya aku tinggal di pulau utama. Namun, karena ada banyak hal yang terjadi. Aku dipindahkan secara mendadak ke sekolah ini," ucap Dika dengan lantang di depan kelas.

Beberapa orang langsung bertepuk tangan mendengar perkenalan Dika. Ada juga yang tidak peduli. Namun, ada juga yang bergosip tentang pulau utama.

Pulau utama adalah pulau buatan yang diciptakan oleh pemerintah Indonesia pada tiga puluh tahun lalu karena kepadatan penduduk beberapa daerah di Indonesia. Letaknya di dekat pulau Kalimantan. Ada rumor kalau pulau buatan adalah pulau dengan infrastruktur yang maju. Namun, itu tidak benar. Pulau buatan tidak beda jauh dengan pulau Jawa. Hanya saja, pulau buatan diisi oleh orang-orang kalangan kelas atas.

Dengan cepat Dika diarahkan pada kursi belakang yang dekat dengan jendela. Untuk sesaat, Dika tersenyum kecil. Menurutnya kursi belakang dekat jendela sangat identik dengan posisi protagonis dalam novel jepang. Karena itu, Dika merasa tidak cocok dengan posisi duduk tersebut.

"Baiklah, karena saya ada urusan mendadak. Kalian belajar sendiri terlebih dahulu sampai jam sembilan," ucap seorang guru, "Saya ada rapat dengan komite sekolah pada pagi ini. Kalau saya tidak kembali pada jam sembilan. Saya akan menganggap kelas ini kosong. Jadi, jangan ada yang berkeliaran di kantin atau koridor. Kalian pasti sudah tahu konsekuensinya, bukan?"

"Baik, Bu."

Guru tersebut langsung mengambil spidol dan menuliskan beberapa kata di papan tulis putih, 'SILAHKAN BELAJAR SENDIRI'. Dengan segera, guru itu meninggalkan kelas.

Dika menghembuskan napas panjang sambil menyandarkan kepalanya di permukaan mejanya. Memperkenalkan diri di depan kelas sangat menguras energi Dika.

Melihat pemandangan sekolah yang cukup berbeda dengan di pulau utama sangat membuat Dika terkejut. Di SMA Penerus Bangsa ini setiap murid mempunyai kebebasannya tersendiri. Bahkan, sekolah di pulau utama memaksa muridnya untuk memiliki rambut hitam. Sedangkan di sekolah ini ada beberapa orang yang mewarnai rambutnya.

Rasanya Dika semakin penasaran mengenai alasan kakeknya menuliskan surat wasiat untuk memindahkan Dika ke sekolah ini. Tapi, karena orang tuanya sangat percaya dengan kakeknya. Mereka hanya bisa mengabulkan permintaan kakek. Awalnya Dika menolak. Apalagi dia terpaksa tinggal sendiri di kota Jakarta. Walau begitu, dia tetap dikirimi uang dari orang tuanya pada setiap bulannya.

Seorang pemuda yang duduk di depan Dika langsung mengajak Dika untuk berbicara. Dengan rambut pirang serta wajahnya yang tampan. Pemuda itu mengenakan earphone di dalam kelas. Dika merasa kalau pemuda itu sangat populer dikalangan para gadis. Sebab ada beberapa gadis yang melihat pemuda itu dari kejauhan.

"Juan Imanuel," ucap pemuda itu sambil menyodorkan tangannya ke arah Dika.

"Dika Ananto," balas Dika sambil menjabat tangan Juan.

"Pasti ada banyak pertanyaan yang ingin lu sampaikan mengenai sekolah ini, bukan?" tanya Juan sambil mengangguk kecil, "Tanyakan saja. Kebetulan gue adalah Ketua Kelas disini. Jadi, gue ingin membuat siapapun nyaman di kelas ini."

"Yah, memang ada banyak hal yang ingin kutanyakan."

Dika perlahan melirik ke seorang gadis yang berada di sebelah kanannya. Gadis itu memiliki rambut hitam bob yang terlihat layaknya boneka. Dengan tablet kecil di depannya. Gadis yang terlihat penyendiri itu terus mengetik sesuatu dengan menggunakan keyboard kecil.

"Namanya Mona," kata Juan dengan suara pelan, "Tolong jangan mengganggunya. Bisa dikatakan itu pekerjaannya. Yah, dia memang tidak pernah terbuka pada orang lain. Namun, katanya dia menulis novel di internet untuk membiayainya keluarganya."

Dika mengangguk pelan. Dia sebenarnya ingin menyapa gadis itu karena duduk di sebelah kanannya. Namun, karena gadis itu terlihat fokus dengan pekerjaannya. Dika tidak ingin mengganggu keseriusan gadis itu.

Merasa menganggu pikirannya. Dika bertanya mengapa aturan mengenai kedisiplinan para murid jauh lebih renggang dibanding di pulau utama. Dika mengeluh kalau dia harus selalu mengeluarkan uang untuk selalu memotong rambut dengan model gaya rambut yang sama.

Juan memegang dagunya. Dia menghela napas panjang kalau dia pernah mendengar rumor tentang kedisiplinan para murid selalu terjaga di pulau utama. Juan menepuk pundak Dika dan berkata kalau sekolah ini mempunyai aturan kebebasan untuk para muridnya.

"Dengan catatan, nilai ujian kita tetap terjaga," ungkap Juan, "Karena itu, sekolah ini mempunyai banyak klub. Sekolah juga membuat aturan agar para murid wajib mengikuti minimal kegiatan satu klub dalam seminggu untuk mencari potensi terjauh para murid."

"Jadi, begitu," gumam Dika, "Sekolah ini menawarkan banyak jalan kepada para murid agar menggali potensi tertinggi dalam kehidupan mereka. Apa ini yang dimaksud oleh kakek?"

"Apakah lu bawa ponsel?" tanya Imam, "Gue akan memasukkan nomor lu ke dalam grup kelas. Jika ingin menanyakan sesuatu tanyakan saja disana."

Dika langsung menyerahkan ponselnya kepada Juan. Dengan segera, grup kelas 2-B muncul di dalam ponselnya. Juan kembali menepuk pundak Dika dan mengucapkan selamat datang ke kelas 2-B.

...***...

Bel istirahat pertama berbunyi nyaring di sepanjang koridor. Dika yang menikmati pemandangan dari jendela perlahan berdiri untuk meregangkan tubuhnya. Dia berjalan menuju jendela yang berada di dekatnya.

SMA Penerus Bangsa memiliki empat gedung dengan mengelilingi lapangan serbaguna di tengah sekolah. Ada tiga gedung utama yang dipakai untuk pembelajaran para murid dengan tinggi tiga lantai. Kelas 2-B berada di lantai dua.

Satu gedung lainnya dipakai untuk kegiatan klub sekolah. Dika berniat untuk datang ke gedung yang berisi klub sekolah. Sebab dia agak tertarik dengan konsep kebebasan yang ditawarkan oleh sekolah ini.

Dari pintu masuk kelas. Dika mendengar suaranya dipanggil oleh Juan. Merasa penasaran apa yang terjadi. Dika mendapatkan informasi kalau dia dipanggil ke ruang guru.

"Lu belum bertemu dengan wali kelas 2-B, kan?" tanya Juan, "Kebetulan Bu Indah baru saja datang ke ruang guru. Dia ingin meminta maaf karena tidak bisa berkenalan lebih awal karena dia terjebak macet. Bu Indah juga ingin memberikan rincian tentang sekolah ini."

"Kalau boleh tahu, ruang gurunya ada dimana?" tanya Dika dengan cepat.

"Ada di lantai pertama gedung klub sekolah," jelas Juan, "Mau gue antar kesana?"

Dika menggelengkan kepala. Dia sudah cukup mengerti dengan denah sekolah setelah diberitahu oleh Juan saat jam pembelajaran sebelumnya. Justru Dika menanyakan wajah wali kelasnya pada Juan agar dia bisa mengetahuinya lebih cepat saat memasuki ruang guru.

Juan membuka ponselnya. Dia menunjukkan foto kekompakan para murid bersama wali kelas. Ada seorang wanita berkacamata dengan rambut hitam panjang mengenakan kemeja putih tanpa lengan dengan rok hitam. Juan mengenalkan namanya Bu Indah.

"Oke, itu sudah cukup jelas," kata Dika sambil mengingat wajah wali kelasnya, "Dari penampilannya, dia populer dikalangan laki-laki, ya?"

Juan menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya. Tebakan Dika itu benar. Karena itu, Juan meminta Dika untuk tidak terlalu dekat dengannya. Sebab Bu Indah sangat menarik perhatian.

Mendengarnya dari Juan membuat Dika menghembuskan napas berat. Dia tidak boleh dekat dengan orang yang merepotkan. Sebab itu hanya akan menjauhkan dari impian yang ingin Dika kejar.

Dika langsung berjalan melewati koridor dan menuruni tangga. Dia hanya bisa berharap jika wali kelasnya bukan orang yang merepotkan. Hingga tanpa dia sadari, Dika sampai di depan ruang guru.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!