Warga kampung Cisuren digemparkan oleh kemunculan setan pocong, yang mulai berkeliaran mengganggu ketenangan Warga, bahkan yang menjadi semakin meresahkan, banyak laporan warga menyebutkan kalau Dengan hadirnya setan pocong banyak orang yang kehilangan uang. Sampai akhirnya warga pun berinisiatif untuk menyelidikinya, sampai akhirnya mereka pun menemukan hal yang sangat mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uang Hilang
Pov Salah
Tak lama di antarany kami berdua pun sampai ke rumah. Pak RT langsung mengajakku untuk langsung masuk ke dalam kamar, nampaklah istriku masih merapikan pakaian yang tadi diacak-acak ketika mencari uang yang hilang. aku menjelaskan bagaimana tadi malam istriku menyimpan uang, bahkan aku menerangkan bahwa uang itu adalah hasil pembayaran hutang.
Mendengar penjelasanku, Pak RT terlihat menggeleng-gelengkan kepala. namun itu tidak lama dia pun mengecek seisi kamar, mulai dari jendela memperhatikan kusennya. namun tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan tidak ada bekas congkelan senjata untuk masuk ke dalam, membuktikan bahwa tidak ada orang yang mencuri tadi malam.
"Kalau melihat kenyataannya seperti ini, saya merasa heran ke mana uang mang Salah bisa pergi? kalau dicuri oleh maling pasti akan meninggalkan jejak baik mencongkel jendela ataupun lemari." ujar pak RT yang terlihat menarik nafas dalam, merasa bingung menghadapi situasi yang sedang kualami.
"Iya tidak ada tanda-tanda orang yang naik ke rumah, ini yang membuat saya bingung?"
"Saya sangat sedih sekali Pak RT, karena uang itu baru saja datang hasil pembayaran hutang jual kerbau. bahkan berencana digunakan untuk menggadai sawah Jang Saria, namun setelah tadi mau diambil tidak ada satu lembar pun yang tersisa. Tolong saya Pak RT!" ujar Sari dengan nada yang parau mengistirahatkan kesedihan yang begitu mendalam.
"Sebentar kalau masalahnya seperti ini agak membingungkan, harus menggunakan pikiran yang jernih. Kalau begitu mari kita mengobrol di sana, supaya kita bisa tenang dan menemukan solusi." jawab Pak RT sambil menunjuk ke ruang tamu mengajak kami berdua untuk mendiskusikan masalah yang sulit dimengerti oleh akal.
Aku yang sudah tidak bisa menggunakan akal sehat karena masalah yang menimpa begitu terasa berat. Dengan segera mengikuti pak RT yang berjalan menuju ke ruang tamu, kemudian Kami bertiga duduk berkumpul dengan wajah yang tertunduk lesu.
"Sekarang harus bagaimana Pak RT?" tanya Sari mulai membuka pembicaraan.
"Sekarang hari apa?"
"Hari Selasa Pak RT, Memangnya kenapa?"
"Berarti malamnya yang ke giliran ngeronda grup mang Jaya, Abah Diding dan Ari. harusnya berempat dengan Mang Sukarmin, namun dia masih sakit. Jadi tidak mungkin kalau ikut ngeronda." jawab Pak RT menjelaskan.
"Terus apa hubungannya antara kejadian tadi malam dengan grup ronda?"
"Kita tanya mereka. Siapa tahu saja mereka menemukan hal-hal yang tidak diinginkan, supaya kita bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh keluarga mang Salah. sebentar saya akan hubungi mereka." ujar Pak RT sambil mengeluarkan handphonenya kemudian dia menekan salah satu nomor untuk menghubungi petugas ronda.
Setelah telepon itu terhubung Pak RT mulai menjelaskan maksud dan tujuannya, meminta Abah Diding dan Mang jaya untuk berkumpul di rumahku. setelah yakin mereka akan datang, pak RT pun memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku baju, lalu mengobrol membahas kembali kejadian tadi malam untuk menanyakan Lebih Detail supaya mudah untuk menemukan solusinya.
"Assalamualaikum....!" sedang asik mengobrol, terdengar suara orang tua yang mengucapkan salam. setelah dilihat ternyata itu Abah Diding yang sudah sampai ke rumah, wajahnya terlihat dipenuhi oleh rasa heran dan sedikit ketakutan, kenapa sepagi itu dia sudah dipanggil untuk bertemu dengan Ketua kampung.
"Waalaikumsalam, masuk bah!" jawab Pak RT menyambut tamu dengan wajah sumringah.
Sebelum duduk Abah Diding mengulurkan tangan untuk mengajak kami bersalaman, kemudian duduk di kursi yang masih kosong.
""Sebenarnya Abah sangat terkejut. kenapa pagi-pagi seperti sekarang saya sudah dipanggil oleh Pak RT untuk berkumpul di rumah Mang salah?" tanya Abah Diding dengan membagi tatap seolah sedang mencari sesuatu.
"Ada perlu sedikit Bah, namun sebentar kita tunggu Kang Jaya dulu datang."
"Kalau harus menunggu Jaya, Abah semakin takut dan khawatir. perasaan, Abah tidak punya dosa yang dilakukan bersamanya." Ujar Abah Diding yang terlihat dahinya mengerut matanya menatap lekat ke arah Pak RT.
"Tidak usah takut dan tidak usah khawatir, kita hanya ingin bermusyawarah. Abah sabar saja! Mungkin sebentar lagi Kang Jaya akan datang." jawab Pak RT yang terlihat Tetap tenang.
Dalam situasi yang terasa ada kekakuan, karena Abah diding masih penasaran kenapa dia harus dipanggil ke rumahku. dari arah luar terdengar orang yang mengucapkan salam lalu masuklah orang yang sedang ditunggu. Pak RT mempersilahkan Kang Jaya untuk duduk di kursi yang masih tersedia.
"Maaf ada keperluan apa Pak RT?" tanya Jaya dengan raut wajah yang tidak jauh berbeda dengan Abah dinding dipenuhi rasa penasaran dan kekhawatiran.
"Terima kasih Abah dan Akang sudah datang memenuhi panggilan saya untuk bermusyawarah dengan serius."
"Musyawarah apa?" tanya Abah Didin yang semakin tidak mengerti.
"Saya tidak akan membuang waktu, saya akan menjelaskan pokok permasalahan. barusan Mang Salah membuat laporan kepada pengurus Kampung, bahwa dirinya sudah kehilangan uang sebesar 30 juta. namun yang aneh uang itu menghilang tanpa meninggalkan jejak. maksudnya tidak ada tanda-tanda orang yang masuk ke dalam rumah, Coba tolong bantu saya berpikir! kira-kira Apa yang sebenarnya terjadi, Siapa tahu saja Kang Jaya dan Abah Diding memiliki pandangan yang lain. satu lagi kenapa Saya memanggil Abah dan Akang karena yang bertugas ronda tadi malam tidak lain tidak bukan Abah dan akanglah yang menjaga ketentraman kampung cisuren." jawab Pak RT menjelaskan dengan panjang lebar, supaya kedua orang yang baru dipanggil bisa mengerti dengan keadaanku.
Mendengar penjelasan dari ketua kampung, petugas ronda itu tidak langsung menjawab. mereka hanya terdiam sambil saling membagi tatap, kepalanya manggut-manggut seolah sedang mencerna apa yang disampaikan. sepertinya ada sesuatu yang mereka temukan ketika melaksanakan tugasnya.
"Apakah tadi malam Abah bertemu dengan hal-hal yang mencurigakan?" tanya Sari yang seolah tidak sabar dengan jawaban yang diberikan.
"Sebentar Abah belum mengerti dan tidak paham. kalau tadi malam, ada rumah orang yang kemasukan maling atau ada perampokan atau ada kebakaran dan kejadian-kejadian yang sesuai dengan tupoksi ronda, maka Abah berhak untuk dimintai pertanggungjawaban. Namun untuk kehilangan uang yang hilangnya Sangat misterius Abah tidak tahu dan itu bukan kewajiban Abah untuk menjaga harta benda orang lain supaya tidak hilang." Jawab Abah Diding yang sedikit tersinggung dengan pertanyaan istriku.
"Sebelumnya mohon maaf bah, saya mengundang Abah untuk datang ke sini bukan untuk menyalahkan Abah dan Kang Jaya. Saya hanya meminta pendapat Siapa tahu saja tadi malam Abah bertemu dengan kejadian yang aneh ketika ngeronda, Saya ingin mendapat keterangan lain tentang kejadian uang yang menghilang secara misterius."
"Sebenarnya kejadiannya seperti apa, kok bisa uang yang berada di dalam lemari bisa menghilang begitu saja, tanpa meninggalkan jejak sedikitpun?"
Pak RT pun mulai menjelaskan detail kejadiannya sesuai dengan apa yang sudah aku sampaikan. Kang Jaya yang mendengar dia terlihat manggut-manggut, matanya terlihat sangat jarang berkedip seperti ingin mendengar jelas semua kejadian yang menimpa keluargaku.
"Nah begitulah ceritanya." ujar Pak RT mengakhiri ceritanya.
"Bagaimana kalau begitu Jaya?" jawab Abah diding melemparkan pertanyaan dengan teman ngerondanya.
"Kalau menghilangnya secara aneh maka orang yang mengambilnya Pasti sangat aneh. tapi yang jelas kalau hantu tidak akan mau mengambil uang, karena mereka tidak membutuhkannya. saya berpendapat Pasti orang yang mengambilnya sosok Manusia Biasa, namun menggunakan cara setan siluman."