Akibat salah sasaran Nano menghabiskan satu malam dengan pria yang tidak dia kenal. Hingga dia hamil dan melahirkan dua orang anak kembar laki-laki yang genius!
Siapa kira-kira yang mengambil mahkota Nano dan siapa ayah kandung si kembar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Si Kembar
7 tahun kemudian
"Mama.... Mama....," teriak kedua anak kembar laki-laki sepulang dari sekolah.
Nano sang ibu dari anak kembar laki-laki itu menghentikan kegiatannya sejenak. Wanita berumur 26 tahun itu berjalan menuju pintu depan untuk menyambut kedua anaknya.
"Raka... Riki...," panggil Nano menuju pintu depan.
Mata Nano membulat melihat apa yang dibawa kedua anaknya. Raka dan Riki lagi-lagi membawa piala karena mereka baru memenangkan lomba olimpiade matematika.
"Untuk mama," ucap mereka menyerahkan piala itu pada Nano dan juga sebuah amplop yang tentu saja isinya uang dari memenangkan lomba tersebut.
Semenjak tahu dirinya hamil, Nano pindah ke Surabaya karena dia benar-benar ingin menjauhi ibukota. Disana dia berbisnis kecil-kecilan dari usaha pernak pernik yang dia geluti, memang hasilnya tidak seberapa tapi hanya itu yang dia bisa lakukan untuk menyambung hidup dan bertahan untuk janin kembarnya.
Dia tidak menyangka, kedua anak laki-lakinya terlahir jenius. Mereka memiliki IQ tinggi saat ini memang umur mereka masih 6 tahun tapi kemampuan mereka jangan diragukan. Mereka bisa menghafal rumus-rumus matematika dan fisika di umur mereka yang masih berusia 5 tahun. Bukan hanya itu mereka juga sering mengikuti ajang olimpiade yang mana mereka sering membawa penghargaan dan uang dari otak jenius mereka.
Dan hal itu, membuat perekonomian keluarga kecil mereka jadi berubah. Dengan bantuan kedua anaknya, Nano mengembangkan bisnis pernak perniknya yang mana Nano kini menjadi pengusaha muda accessories terbesar di Surabaya dan Nano sudah memiliki puluhan karyawan yang bekerja untuknya.
Toko accessoriesnya sudah memiliki beberapa franchise di kota itu mulai dari mall dan ruko. Bisnis accessories itu juga menjadi toko online penjualan terbanyak di internet dari akun jual beli seperti Shopee, Buka Lapak dan Lazada.
Awalnya Nano hanya tinggal di rumah kontrakan kecil sambil mengurus kedua bayinya seorang diri tapi kini mereka sudah memiliki rumah besar untuk mereka tinggali.
"Mama bangga pada kalian, bagaimana jika kita rayakan dengan makan ayam goreng?" tanya Nano pada kedua anak kembarnya.
Dari hamil si kembar Nano suka makan ayam goreng dan ayam goreng menjadi makanan favorit si kembar sampai sekarang. Mungkin ayam goreng yang membuat otak si kembar jenius atau memang bibit dari pria yang menghabiskan malam dengannya 7 tahun lalu memang unggul.
"Let's Go!" ucap mereka.
Nano menyetir mobil sendiri sementara si kembar berada di kursi penumpang di belakang berdua. Di sepanjang perjalanan Nano memutar musik dan mereka bernyanyi bersama menggambarkan betapa senangnya mereka hari ini.
"Semoga selalu seperti ini," batin Nano dengan melirik kedua anak kembarnya dari spion mobil.
Mereka bertiga pergi ke KFC dan memesan satu bucket besar ayam goreng. Disana si kembar makan dengan lahapnya. Nano yang melihat itu tersenyum bahagia karena si kembar lah kekuatannya saat ini setelah dia mengalami hal buruk sebelumnya. Mungkin waktu itu jika dia tidak tahu kalau dirinya hamil pasti sekarang dia sudah bunuh diri karena depresi. Karena setelah kejadian malam itu, Nano mengalami trauma luar biasa. Dia seperti ketakutan jika berdekatan dengan pria.
Oleh karena itu, sampai sekarang dia selalu menjaga jarak jika ada pria yang mendekatinya. Tapi kadang hatinya begitu sakit jika si kembar bertanya. "Dimana papa?"
Dan Nano selalu menjawab. "Papa hilang!"
"Hilang kemana? Jadi kami tidak punya papa?"
Nano selalu berusaha meyakinkan anaknya. "Suatu hari pasti kita akan bertemu dengan papa!"
Yang mana membuat si kembar membuat sebuah rencana agar mereka bisa kembali ke ibukota dan mencari papa mereka.
"Apa rencana ini akan berhasil kak?" tanya Riki sang adik.
"Tentu saja! Kau ingin bertemu dengan papa kan?" tanya Raka sang kakak.
Riki mengangguk dan mereka merencanakan sesuatu untuk mencari papa mereka agar mereka bisa memiliki keluarga yang utuh.
*****
Hari ini, si kembar berada di rumah berdua karena mama mereka berada di toko untuk mengurus pekerjaannya. Hal itu sudah biasa terjadi, jika sudah begitu mereka akan melakukan eksperimen mereka.
Raka lebih suka dengan penelitian oleh karena itu dia lebih suka membuat penemuan revolusioner sedangkan Riki lebih suka dengan dunia IT.
Tapi walaupun begitu mereka tetap menguasai bidang itu satu sama lain. Saat ini mereka tengah membuat proyek teknologi buatan mereka dan berharap dengan itu mereka bisa bertemu dengan papa mereka.
"Apa kau penasaran dengan wajah papa kita, Kak?" tanya Riki disela pekerjaan mereka.
"Tentu saja, apakah kita mirip dengan papa atau tidak? Karena wajah kita tidak terlalu mirip dengan mama pasti wajah kita mirip dengan papa kan?" jawab Raka dengan fokus menggambar teknologi yang akan dia buat.
"Seandainya ada petunjuk pasti akan lebih mudah kan, Kak!"
"Kita berdoa saja semoga bisa bertemu dengan papa dan kita bisa bersama seperti keluarga teman-teman kita!"
Si kembar menghela nafas bersama mengingat jika saat ada acara sekolah teman-temannya datang bersama keluarga mereka yang utuh sementara mereka tidak.
Tak lama ponsel Riki berdering yang ternyata dia mendapat panggilan dari mamanya.
"Hallo, Ma!" jawab Riki disana.
"Salah satu karyawan mama ada yang sedang menuju ke rumah! Ada laporan toko yang tertinggal, tolong ambilkan di kamar mama ya," ucap Nano kemudian.
"Siap, Bu Bos!" sahut Riki.
Setelah panggilan itu terputus, Riki berpamitan dengan kakaknya dulu.
"Aku ke kamar mama dulu, Kak!"
Raka hanya mengangguk tanpa menoleh karena masih sibuk dengan pekerjaannya. Sementara Riki segera keluar dari kamarnya dan segera masuk kedalam kamar mamanya untuk mencari berkas yang dimaksud.
Saat masuk, Riki segera mencari berkas itu tapi dia tidak menemukannya di atas nakas jadi dia membuka lemari mamanya yang dimana disana ada brankas kecil.
"Ck, mama lupa tidak memberitahu kata sandinya! Jadi jangan salahkan aku jika membobolnya!" gumam Riki.
Akhirnya Riki berusaha membobol brankas itu dengan perlahan dan hati-hati. Dia menempelkan telinganya dengan memutar-mutar nomor sandi disana.
"Tek! Tek!"
Terdengar suara kunci terbuka dari dalam dan Riki berusaha menggabungkan nomor-nomor itu untuk bisa membuka sepenuhnya.
"Akhirnya," batinnya saat brankas berhasil terbuka.
Dia segera mengambil berkas yang ada di dalam sana dan membaca apakah itu laporan yang dicari atau bukan.
"Ketemu!" gumam Riki dengan map ditangannya yang disana adalah laporan yang dicarinya.
Riki segera mengambil dan menutup brankas mamanya itu lagi tapi fokusnya teralihkan oleh sebuah kotak hitam di dalam sana.
Karena penasaran Riki membuka kotak hitam itu, didalam kotak itu dia menemukan sepucuk surat.
"D.C?" gumamnya membaca sebuah inisial nama.
"Apa ini papa?"