"Ini surat pengunduran diri saya tuan." Laura menyodorkan sebuah amplop pada atasanya. "Kenapa Laura? Apa yang harus saya katakan jika tuan Jimmy datang?" Ucap kepala bagian yang menerima surat pengunduran diri dari Laura. wanita bernama Laura itu tersenyum, "Tidak perlu jelaskan apapun Tuan, di dalam surat itu sudah ada penjelasan kenapa saya resign." Setelah dua tahun lebih bekerja di perusahaan besar, dengan terpaksa Laura chow mengundurkan diri karena suatu hal yang tidak memungkinkan dirinya harus bertahan. Lalu bagaimana dengan atasanya yang bernama Jimmy itu saat tahu sekertaris yang selama ini dia andalkan tiba-tiba resign?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian Jimmy pada Celine
Tok...Tok...Tok..
Celine yang baru saja keluar dari kamar mandi berjalan menuju pintu, wanita itu mengerutkan keningnya saat berdiri seorang pelayan sambil membawa nampan minum.
"Tuan Jimmy menyuruh saya untuk mengantar teh hangat untuk Nyonya." Ucap palayan wanita sambil menundukkan kepalanya sopan.
Celine yang awalnya bingung kini mengembangkan senyumnya.
"Jimmy yang menyuruh?" tanya Celine masih tak percaya.
"Iya nyonya, tadi Tuan Jimmy yang menyuruh."
"Taruh saja kalau begitu." Celine membuka pintu kamarnya lebar agar palayan itu masuk menaruh tehnya.
"Saya permisi nyonya." pelayanan itu pun pamit pergi setelah menaruh teh di atas meja.
Celine kembali menutup pintunya dengan bibir tersenyum.
"Ah, dia pasti merindukan ku, manis sekali suamiku itu." Ucap Celine sambil senyum-senyum tidak jelas.
Celine megambil pakaian didalam lemari, koleksi lingerie yang belum pernah ia pakai menjadi pilihannya.
"Lingerie ini aku beli untuk Jimmy, tapi sejak pria itu mual melihatku aku tidak jadi memakainya."
Meskipun ada rasa kesal dan marah mengingat sakitnya Jimmy dulu karena efek morning sickness atau sindrom couvade karena seseorang telah hamil anaknya, tapi Celine tak mengurungkan niatnya untuk membuat Jimmy bertekuk lutut malam ini
Jimmy paling suka jika dirinya memakai lingerie berwarna merah. Bentuknya yang menerawang sehingga terlihat begitu indah saat Celine yang memiliki kulit putih memakainya.
Celine membuka jubah mandinya lalu memakai pakaian kurang bahan itu, sangat kurang bahan karena kedua gunung kembarnya sampai tak semua tertutup, hanya bagian pucuk gunungnya saja yang tertutup. Sangat seksi bukan.
"Lama sekali, mereka sedang membahas apa?" Gumam Celine yang sudah siap sempurna berdandan untuk Jimmy malam ini.
Celine pun menjatuhkan dirinya di sofa, wanita itu megambil secangkir teh yang tadi diantar pelayan.
"Hu'um, sesuai seleraku." Gumam Celine dengan senyum tercetak jelas di bibirnya.
Lima menit sepuluh menit, belum ada tanda-tanda jika Jimmy akan datang.
Hoohem..
Celine menguap, tiba-tiba matanya terasa lengket.
"Jimmy kenapa lama sekali." Sambil berjalan Celine tak berhenti menguap, sepertinya dia sudah sangat mengantuk.
Bruk
Celine menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang karena sudah tidak tahan dengan rasa kantuknya.
Sedangkan di dalam ruang kerja James dua orang berbeda generasi namun memiliki wajah yang mirip itu duduk saling berhadapan.
James tampak sedang berpikir, tangan kanannyanya menyentuh kening, sedangkan kanan kiri berkacak di pinggang.
Sedangkan Jimmy duduk santai sambil menyilangkan kakinya, pria itu bersandar pada kursi dengan senyum tipis di bibirnya.
"Sudahlah dad, akui saja kalau Daddy sudah kalah." Ucap Jimmy yang meledek tetuanya itu.
"Ck, belum. Kamu tidak bisa megatakan aku kalah hanya dengan tinggal raja saja."
Jimmy yang mendengar ucapan daddy-nya hanya mencibir.
"Kalau bukan ide ku mungkin kamu sudah di perkosa nenek sihir itu."
Hap
Dad James akhirnya bisa maju dan mengalahkan satu prajurit Jimmy.
"Ck, Daddy aku rindu Laura dan bayiku." Kesal Jimmy yang justru membahas wanita lain.
Dad James menatap putranya dengan mata mendelik.
"Jangan bahayakan mereka, kamu tahu jika kamu salah langkah maka mereka bisa menyakiti Laura dan calon cucuku."
Jimmy hanya mendesahh kasar, rasa rindunya begitu besar, namun karena keadaan Jimmy harus menahan rasa rindunya.
"Ck, yasudah aku akan kembali ke kamar, mommy mu pasti sudah menunggu Daddy." James berdiri dari duduknya dan berjalan keluar.
Sedangkan Jimmy mendengus kesal, melihat papan catur nya.
"Pantas saja dia pergi, ternyata dia maju untuk bunuh diri." Gumam Jimmy.
Jimmy merogoh ponselnya, selama beberapa hari dia memang tidak menghubungi Laura. Sebenarnya Jimmy tidak betah hanya saja semua untuk melatihnya. Alasan macam apa itu.
Jimmy melakukan panggilan Vidio call, namun beberapa kali memanggil tidak dia angkat.
"Ck, apa dia marah," Batin Jimmy yang kembali melakukan panggilan.
Dan untuk kesepuluh kali barulah panggilanya diangkat oleh Laura.
Jimmy mengerutkan keningnya saat yang terlihat justru hanya pemandangan jendela kamar.
"Sayang, apa wajah mu begitu jelek hingga kau menampilkan pemandangan jendela kamar mu saja." Ucap Jimmy sambil berdecak.
Sedangkan di seberang sana Laura hanya bisa menahan senyum melihat wajah Jimmy yang terlihat kesal.
Laura sengaja tidak menunjukan wajahnya, biarkan saja anggap saja sebagai bentuk protesnya karena tidak ada kabar.
"Sukirin," Gumam Laura sambil menutup mulutnya menahan tawa melihat Jimmy yang terlihat frustasi dan kesal sendiri.
*
*
GAESS mampir di sebelah rumah Hitam oren yakk, ada author SENJA_KELANA. MAMPIR di karyanya yang panas dingin 🤣🤣🤣🤣