NovelToon NovelToon
Sebatas Ibu Pengganti

Sebatas Ibu Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Binar di wajah cantik Adhisty pudar ketika ia mendapati bahwa suaminya yang baru beberapa jam yang lalu sah menjadi suaminya ternyata memiliki istri lain selain dirinya.

Yang lebih menyakitkan lagi, pernikahan tersebut di lakukan hanya karena untuk menjadikannya sebagai ibu pengganti yang akan mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn, suaminya, dan juga madunya Salwa, karena Salwa tidak bisa mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn.

Dalam kurun waktu satu tahun, Adhisty harus bisa mmeberikan keturunan untuk Zayn. Dan saat itu ia harus merelakan anaknya dan pergi dari hidup Zayn sesuai dengan surat perjanjian yang sudah di tanda tangani oleh ayah Adhisty tanpa sepengetahuan Adhisty.

Adhisty merasa terjebak, ia bahkan rela memutuskan kekasihnya hanya demi menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan pria pilihan mereka. Karena menurutnya pria pilihan orang tuanya pasti yang terbaik.

Tapi, nyatanya? Ia hanya di jadikan alat sebagai ibu pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Zayn menunggu tanggapan Adhisty atas ucapannya barusan. Namun, ia langsung mengembuskan napas kecewa karena wanita itu memilih melanjutkan kegiatannya memasak.

Zayn bangkit dari duduknya lalu mendekati Adhisty, "Bagaimana kuliahmu?" tanyanya. Ia menyenderkan pan tatnya di tepi meja dapur dengan tangan bersedekap sambil mengamati wajah wanita yang sudah seminggu ini tak ia lihat.

"Lancar, mas," jawab Adhisty.

"Kamu bahagia tinggal di sini?" tanya Zayn lagi. Sebenarnya ia bingung harus bertanya apa kepada Adhisty untuk membuat istri sirinya itu terus bersuara.

"Setidaknya di sini lebih tenang, itu yang aku butuhkan demi kebaikan anak kamu, mas," ucap Adhisty. Haruskah ia jawab akan lebih tenang dan bahagia jika ada Zayn tinggak di sana bersamanya. Aaah, rasanya lancang sekali dan tak tahu malu akan posisinya jika ia mengatakan hal itu. Ia tetap harus selalu ingat statusnya yang tak lebih dari sebatas ibu pengganti saja.

Hening kembali terjadi, dan Zayn tak suka itu, "Kamu lagi masak apa? Kenapa nggak nyuruh bibi saja?" tanyanya lagi demi mendengar suara Adhsity.

"Lagi pengin aja masak sendiri, mas. Lagian aku juga harus banyak gerak, malah nggak bagus kalau kebanyakan diam," sahut Adhisty.

"Tapi dokter bilang kamu nggak boleh kelelahan dan harus terus bahagia," kata Zayn.

"Ini nggak akan buat aku lelah, mas. Aku tahu kapan aku harus benar-benar istirahat dan kapan masih bisa beraktivitas. Mas tenang aja, aku akan berusaha menjaga anak mas dengan sebaik mungkin. Dengan seluruh jiwa raga, bahkan kalau perlu dengan bertaruh nyawaku sekalipun, mas jangan khawatir," ucap Adhistt tulus. Demi buah hati yang mungkin tak bisa ia miliki itu nanti, ia rela melakukan segalanya.

Zayn tertegun mendengarnya. Secinta itukah Shanumnya kepada calon anaknya? Lalu bagaimana jika saatnya nanti ia harus mengambil hak atas anak itu dari wanita ini? Sanggupkah ia memisahkan mereka?

Zayn memilih duduk kembali dan asyik dengan lamunannya.

"Mas nggak kerja?" tanya Adhisty yang mana membuyarkan lamunan Zayn.

"Kamu kenapa sih, ngusir saya? Itu perusahaan milik saya, jadi saya bebas mau berangkat jam berapapun! Nggak akan ada yang berani melarang," ucap Zayn sedikit sewot. Tadi saja ia dengar wanita ini mengumpat karena ia tak datang, eh sakarang malah sibuk ngusir, pikirnya kesal sendiri.

"Ada! Ingat di atas mas Zayn masih ada daddy mertua!" timpal Adhisty sembari tersenyum jenaka. Seolah ia menemukan kata yang tepat untuk menjatuhkan pria yang kini sedang duduk sambil menatap punggungnya penuh arti tersebut.

Sialan! Bisa benar begitu ini anak, pikir Zayn. Zayn mendengus, "Beneran ngusir saya? Kalau kangen, tanggung sendiri, tapi," ucapnya kemudian.

"Bukan begitu, mas udah rapi begini pasti karena ingin ke kantor, kan? Aku hanya mengingatkan saja, gitu aja baper kayak anak gadis lagi datang bulan!" ucap Adhisty.

Zayn tersenyum tipis tanpa sepengetahuan Adhisty yang tetap sibuk dengan pisau di tangannya. Kebar-baran gadis itu yang selalu terngiang di ingatan Zayn.

"Ck, kamu ini. Masaknya di banyakin, saya juga mau," ucap Zayn kemudian.

"Mas mau? Emang di rumah nggak di kasih makan sama istri mas?" tanya Adhisty.

"Kamu juga istri saya," Jawab Zayn.

"Hanya sementara, mas," sahut Adhisty dan entah kenapa Zayn tak suka mendengarnya. Pun dengan Adhisty yang tak suka saat mengatakannya.

"Shanum, saya kesini jam berapa? Kira-kira saja apa jam segini saya sudah sarapan? Lagian dari tadi kamu sibuk suruh saya berangkat kerja, apa saya harus jadi pembuka kantor?" sahut Zayn mengalihkan pembicaraan.

Zayn tersenyum, "Maaf, mas. Tapi, aku masaknya nggak aneh-aneh kayak mbak Salwa. Hanya menu sederhana," ucap Adhisty.

"Buatkan saya nasi goreng kayak waktu itu saja, boleh?" ucap Zayn. Ia ingat rasa nasi goreng buatan Adhisty ketika menginap di rumah ayah mertuanya waktu itu. Dan ia ingin memakannya kembali.

Itu adalah pertama kali Adhisty masak untuknya karena biasanya jika tidak Salwa yang memasak pasti asisten rumah tanggganya. Di rumah besar itu pokoknya semua serba diatur oleh Salwa, termasuk yang mereka makan. Salah satu alasan Adhisty tak betah dan tak nyaman berada di sana.

"Mas suka nasi goreng kayak gitu? Padahal cuma nasi goreng jadul, loh!" ucap Adhisty.

"Nggak keberatan, kan membuatkanya untuk saya?" tanya Zayn.

Adhisty menggelengkan kepala di sertai senyum, "Nggak pengin nyoba masakan aku yang lain?" tanyanya.

"Lagi pengin yang itu, yang lainnya lain kali saja," jawab Zayn dan Adhisty mengangguk.

Zayn berdiri lalu kembali merapat ke sisi kiri Adhisty, "Apa yang bisa saya bantu? Biar cepat selesainya," ucap Zayn.

"Nggak usah mas, nanti baju mas bisa bau dan kotor. Biar aku saja. Mas duduk saja, ya?" timpal Adhisty. Masa iya, suaminya sudah dandan rapi melipit dengan outfit selangit dari ujung kepala hingga ujung kaki harus berjibaku dengan asap dapur.

Zayn tak mengindahkan kalimat Adhisty. Ia melepas jas mahalnya dan meletakkannya di kursi lalu melepas kancing tangan kemejanya yang kemudian ia gulung hingga ke siku.

"Kamu kerjakan yang lain, biar ini saya yang kerjakan!" ucap Zayn.

"Tapi, mas...."

"Shanum, kamu lupa jika ucapan saya adalah aturan yang tak bisa di bantah?" ucap Zayn.

Adhisty cemberut dan membiarkan suaminya itu berbuat sesukanya.

"Kamu siapkan saja bahan sarapan buat saya," ucap Zayn.

"Iya," sahut Adhisty singkat.

"Marah?" tanya Zayn.

"Enggak, mas," jawab Adhisty, "Jika kamu bersikap seperti ini terus, aku bisa salah paham mas. Dan aku takut, semakin jatuh ke dalam pesonamu, aku takut nggak sanggup saat nanti tiba waktunya semua ini harus berakhir," lanjut Adhisty dalam hati.

Adhisty merasa hangat sekaligus takut dalam dadanya. Ia sesekali melirik pria yang berdiri di sampingnya dengan wajah serius itu. Terlihat begitu tampan dan memesona. Sangat sayang jika tak di nikmati, mumpung ada kesempatan.

"Jangan lihatin saya seperti itu, kecuali kalau kamu sudah siap jatuh ke dalam pesona saya," ucap Zayn tanpa menoleh. Yang mana membuat Adhisty menjadi salah tingkah. Wajahnya langsung merah.

"Si-siapa yang lihatin? Nggak ada, ya!" sangkal Adhisty.

Zayn hanya tersenyum tipis lalu menoleh, "Sudah saya bilang waktu itu, kamu hanya belum mengenal saya, semakin kamu ingin mengenal saya, kamu akan jatuh cinta sama saya," ucapnya percaya diri.

"Dih, Geer kamu, mas! Rasa percaya dirinya overdosis!" cebik Adhisty. Namun, dalam hati ia membenarkannya. Dan ia benar-benar takut.

Entah hanya pencintraan semata demi kebaikan sang buah hati atau memang inilah sosok sebenarnya seorang Zayn Sadhavir Erlangga yang tak banyak orang tahu termasuk Adhisty yang masih harus menerka-nerka.

"Emang boleh kalau sampai itu terjadi?" tanya Adhisty.

Zayn kembali menatapnya datar beberapa saat lalu hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan yang entah apa maksudnya,"Lanjutin masaknya, saya sudah lapar," ucapnya sembari mengacak rambut Adhisty.

...----------------...

1
Isma Zafa
bagus
SariRenmaur SariRenmaur
semoga semua kebusukan Salwa terbongkar dan Adisty sudah pergi yang jauh
Anonymous
keren
Moms Raka
pngn ngerujak ni orang
Eva Marlina siboro
mewek thor😥😥😥😥
Moms Raka
bawang bawang
Alang Lisanna
Luar biasa
Ruby Vee
dah mulai ngelawan salwa dia, bagus zein
Ruby Vee
salwa terjebak dalam perangkapnya sendiri.
Ruby Vee
buat dia mengetahui kalo istri pertamanya kembali selingkuh
Ruby Vee
kok makin kesini zein makin gimana thor buat dia nyelidikin salwa yg pura pura
Ruby Vee
ach bumil rindu tah
Ruby Vee
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Anita Nita
kaya sinetron ikan terbang
Anita Nita
kenapa ya semua orang di novel ini bodoh...
Anita Nita
dok bantu disty sembunyikan satu anaknya
Anita Nita
terlalu berbelit2 ceritanya....bosan
Ruby Vee
yu hui bang zein mulai cemburu ini
Anita Nita
sdh sejauh ini zayn blm tau juga kalo salwa tukang selingkuh
Anita Nita
CEO goblok...bagai kerbau dicuccuk hidungnya klo udah ketemu salwa...padahal jelas2 salwa pernah selingkuhin dia najiis
echa purin: /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!