Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Galau brutal
" Ihhh, nenek sihir itu kurus sekali nafasku sampai sesak memakai baju ukuran nya" ucap Ara lalu tertawa keras saat dia tidak lagi menahan nafas perut nya langsung membuat baju itu meletus di bagian depan sedikit .
" Papi apaan sih hadiah sebagus ini malah dibuang " ucap Ara kembali berdiri di dekat tong sampah mengambil semua paper bag yang tadi Rey buang .
Bukannya ingin mengambil apalagi memakai tapi Ara penasaran dengan isinya.
" Ara buang " teriak Rey yang duduk diranjang itu berteriak tiba-tiba setelah berhenti melek melihat tubuh Ara yang sama sekali tidak dia sangka akan molek mengalahkan tubuh Hazeera.
Setelah melihat dan rasa penasaran nya hilang Ara kembali membuang semua barang itu kedalam tong sampah dan tidak berniat juga untuk mengambil walaupun itu barang-barang mewah .
" Haaaa, Papi berantem ya sama pacar Papi " goda Ara menghampiri Rey yang berbaring itu lalu duduk di tepi ranjang.
" Ara ganti baju kamu itu " otak Rey benar-benar tak bisa dikondisikan sampai perasaan galau yang sedang dia rasakan tak cukup untuk membendung hasrat nya yang mendadak naik melihat Ara memakai baju seminim itu hingga mencetak seluruh bentuk tubuhnya yang begitu menantang .
" Ara ganti " teriak Rey sekali lagi berdiri dan menyeret tangan Ara keluar ganti .
" Ihhh siapa juga yang mau pake lama-lama yang ada sesak nafas " ketus Ara masuk keruang ganti merasa kesal saat Rey malah marah padahal Ara hanya memakai baju yang sudah dia buang.
Pikiran Ara hanya sebatas itu .
" Papi " Teriak Ara dari dalam ruang ganti .
" Apa lagi " kata Rey dengan moodnya yang sangat jelek , rasanya galau tapi dia punya istri kecil yang sangat cerewet .
" Bajunya nggak mau lepas" rengek Ara menghampiri Rey yang berdiri di ambang pintu ruang ganti .
" Sudah tau tidak mau malah di pake " omel Rey membantu melepaskan baju itu dari tubuh Ara dengan cepat karena sudah terlihat sesak nafas .
" Ihhh, pacar Papi aja yang kurus nya udah kayak tripleks" ucap Ara bernafas lega .
Rey menatap tubuh Ara dengan pikiran yang berperang melawan kata hati atau logika nya.
Plakkk
Ara menampar tangan Rey yang mencubit perutnya dengan main-main.
" Berlemak " gemas Rey yang kini menuruti logikanya.
" Ihhh dasar Om-om gatal " teriak Ara mendorong Rey keluar ruang ganti lalu memakai kembali baju yang lebih dalam karena tadi sebelum mencoba dress itu Ara hanya memakai hot pans dengan atasan crop top sehingga perutnya jadi kelihatan.
...........
Malam harinya Rey duduk sendirian di balkon kamarnya menatap langit malam yang bertabur bintang sambil meneguk wine dengan segala beban pikiran nya .
Sungguh Rey tidak menyangka Hazeera ternyata selama ini adalah wanita materialistis yang memanfaatkan Rey .
Rey adalah tipe orang yang tidak akan mempermasalahkan soal uang jika itu untuk wanita yang dia cintai tapi bukan berarti hatinya tidak perih mengetahui kenyataan bahwa Hazeera selama ini memanfaatkan nya .
Dan yang paling tidak bisa Rey maafkan adalah soal Mama nya yang begitu Hazeera benci ,sehingga Rey punya jawaban mengapa keluarga nya tidak pernah merestui hubungan nya dengan Hazeera walaupun dia adalah wanita baik-baik .
Hazeera adalah wanita materialistis yang membuat keluarga Rey tidak menyukainya dan Rey selama ini tidak menyadari hal ini karena hanya menganggap memberikan semua yang Hazeera inginkan adalah tanggung jawab nya untuk membahagiakan wanita yang dia cintai .
" Papi, Papi, Papi , buka " ucap Ara yang berdiri dekat pintu kaca terus mengetuk .
" Huftt" Rey menarik nafas kasar , dia sedang galau brutal tapi gadis itu berisik sekali .
" ada apa?" tanya Rey berdiri menghampiri tapi tidak membuka pintu kaca itu .
" Buka Pi Aku juga mau liat bulan " ucap Ara dengan semangat baru menyadari kalau ada pintu balkon di kamar utama Ara pikir itu hanya jendela karena selalu tertutup tirai .
" Jangan menggangguku " ketus Rey kembali duduk disofa tanpa membuka pintu sekaligus menyembunyikan botol wine nya kebawah meja tak ingin Ara tau kalau dia sedang minum .
" Papi , Yahh" lesu Ara begitu heran dengan Rey yang entah kenapa berubah tidak jelas sekarang.
" Apa Papi sedang marahan ya sama pacarnya?" batin Ara bertanya-tanya sambil terus menuruni tangga menuju halaman depan .
" Ara mau kemana?" teriak Rey dari pagar balkon dengan suara begitu keras sampai seiisi rumah mendengarnya begitu melihat Ara berjalan ke halaman depan padahal sudah malam .
" Ambil paket " teriak Ara balik .
" Ara berhenti disitu " tegas Rey yang sama sekali tidak mau mengambil resiko jika Ara sampai keluar gerbang walaupun ada banyak bodyguard yang mengawal disana .
" Apa kamu tuli " marah Rey berlari mengejar Ara yang terus berjalan dan hampir sampai di depan gerbang .
" Aku cuma ambil paket Pi " jawab Ara menatap Rey yang malah marah-marah padanya .
" Paket apaan malam-malam begini " ucap Rey memegang tangan Ara dan kembali membawanya masuk .
" Masuk " ucap Rey saat Ara tidak mau berjalan lagi .
" Aku mau ambil paket Pi" rengek Ara .
" Paket apa? Suruh saja bodyguard yang ambil " ucap Rey dengan nada bicara meninggi .
" Paket dari Bodyguard Aku" ucap Ara yang benar-benar ingin mengambil bahkan melawan pada Rey lalu berlari membuka sendiri gerbang sedikit dan mengambil kotak yang diulurkan seseorang dari balik pagar .
" Apa itu ?" tanya Rey yang masih berdiri ditempat yang sama menatap kotak yang Ara pegang .
" Kepo " ucap Ara yang masih kesal dengan Rey yang entah kenapa marah-marah saja kerjaan nya sejak pulang tadi .
" Aku bilang apa ?" tanya Rey dengan geram mengambil kotak itu membukanya dengan cepat .
" Gadis sialan " rutuk Rey langsung buang muka melihat isi kotak itu .
" Puas , makanya jadi orang jangan kepo " ucap Ara merebut kotak berukuran sedang nya lalu kembali masuk kedalam rumah .
" Apa-apaan Kamu beli dalaman suruh bodyguard benar-benar tidak malu " ucap Rey berjalan mengimbangi langkah Ara dengan sedikit lemas mungkin efek alkohol yang dia minum barusan karena sudah terlalu banyak .
" Kenapa malu ?" tanya Ara dengan polosnya.
" Masih bertanya kenapa, ini berang-berang pribadi namanya Ara" ucap Rey begitu sampai di dalam kamar .
" Ya terus kenapa malu , kalau diliat mereka memakai baru malu Papi kalau cuma begini doang di pasar banyak di gantung pula " ucap Ara memegang bra nya memperlihatkan pada Rey .
" Ihhh lucu " ucap Ara dengan gemas memegang boneka berbentuk bra yang sangat lucu .
" Ara " teriak Rey begitu frustasi sampai mengacak rambut nya melihat tingkah gadis polos yang sama sekali tidak mengerti apa yang sedang Rey pikirkan sebagai pria dewasa menatap barang-barang seperti itu.