NovelToon NovelToon
Aku Mencintaimu

Aku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: Teteh Aini

penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca ...

Yuk kita ramaikan ...

Up setiap hari...

Sebelum lanjut baca jangan lupa follow , like, subscribe, komen , gift dan vote....

Apapun yang terjadi tetaplah bahagia jangan lupa tersenyum...

Selamat membaca....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teteh Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Syifa terkejut melihat Haris sudah pulang dan kini tengah berdiri di hadapannya. Syifa berusaha untuk tetap tenang dan mencoba tersenyum.

"Mas Haris sudah pulang?"

Syifa meraih tangan Haris dan menciumnya. kemudian melangkah masuk ke dalam rumah sambil mengucapkan salam.

" Mas kapan sampainya? "

Haris tak menjawab pertanyaan Syifa. Dia hanya menjawab ketika Syifa mengucapkan salam saja. Haris berjalan ke arah kamar, kemudian dia lanjut merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menutup matanya.

Syifa menemui Uminya di kamarnya.

Tok... Tok... Tok....

Syifa mengetuk pintu kamar Umi. Umi ini aku.

" Iyah sayang sebentar ."

Umi buru-buru melepaskan mukenanya lalu membukakan pintu untuk Syifa.

"Kenapa sayang kenapa kamu panik seperti itu?" tanya Umi.

Syifa langsung masuk ke dalam kamar Umi dan duduk di tepi ranjangnya.

"Umi, mas Haris tadi pulang jam berapa? "

"Sebelum Ashar tadi begitu sampai tidak lama langsung Azan Ashar , terus dia juga pergi ke masjid bersama Abi."

"Iya ampun berarti mas Haris sudah dari tadi dong pulangnya."

"Tapi kenapa nggak ngabarin aku sih kalau mas Haris pulang hari ini?"

"Katanya biar kejutan buat kamu ."

Syifa menghembuskan nafas dengan lesu .

"Iya sudah kalau begitu aku mau lihat mas Haris dulu ya Umi. "

"Iya jangan lupa ajak nak Haris makan , dari tadi dia belum makan karena menunggu kamu pulang."

"Iya Umi ."

Syifa keluar dari kamar Uminya. Kemudian pergi ke dapur untuk mengambil makanan, dia juga membuatkan segelas teh hangat untuk Haris .

Setelah itu Syifa langsung pergi ke kamar untuk menemui Haris.

Cekrek

Syifa membuka pintu kamarnya kemudian masuk ke dalam . Kemudian dia meletakkan nampan yang berisi makanan dan teh hangat itu di atas meja kecil yang berada di samping tempat tidurnya

"Mas . mas Haris."

Syifa berusaha mencoba untuk membangunkan Haris yang sudah terlelap tidur. Dia mengusap lengannya sambil terus memanggil namanya sampai akhirnya Haris pun terbangun dan membuka kedua matanya.

Syifa pun tersenyum melihat Haris sudah bangun dari tidurnya.

" Mas Haris ayo makan dulu ya, nanti kalau udah selesai makannya mas Haris boleh istirahat lagi kok."

"Saya masih kenyang sudah makan tadi sore."

"Em... kalau begitu minum tehnya saja ya Mas!"

Syifa mengambil tehnya lalu menyodorkannya kepada Haris . Tapi Haris hanya menatap langit-langit kamar tanpa ekspresi apapun , sungguh Syifa sangat merasa sedih dan bersalah , dia meletakkannya kembali teh itu di atas meja kemudian Syifa meraih tangan Haris lalu menggenggamnya. Dan berkata.

"Maafin aku ya Mas aku tahu aku salah karena pulang malam , tapi aku bisa jelasin kok mas kenapa sampai pulang malam."

Haris menoleh ke arah Syifa dengan tatapan datar.

"Apapun alasannya saya gak suka yang namanya ingkar janji."

Haris terlihat marah.

Syifa sudah berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh akan tetapi tidak bisa. Kini air matanya mengalir membasahi pipinya .

"Mas tolong jangan seperti itu, dengerin penjelasannya aku dulu aku bakal jelasin semuanya aku mohon sambil menangis ."

Mendengar suara Syifa yang sesegukan Haris pun tidak tega melihatnya. Dia duduk dan menarik Syifa kepelukannya.

"Jangan menangis lagi, saya nggak mau lihat kamu menangis seperti ini lagi."

Syifa melepaskan pelukannya Haris dan sambil mengusap air matanya dia berusaha untuk menjelaskannya.

"Tadi siang aku pergi ke mall bersama Nadia tujuannya sih aku pergi ke sana bukan untuk sekedar jalan-jalan aja sih atau belanja. Tapi untuk melihat pameran busana juga aku ingin termotivasi untuk terus belajar supaya suatu hari nanti aku bisa seperti mereka. Tapi kalau Mas gak izinin aku buat lanjutin cita-cita aku untuk menjadi perancang busana. Aku ga papa kok , ikhlas melupakan semua cita - cita aku asalkan Mas bisa maafin aku ."

setelah Haris mendengar penjelasan dari Syifa akhirnya Haris mulai membuang amarahnya dan mencoba untuk memahami kata-kata yang diucapkan Syifa itu.

"Kenapa kamu nggak pernah cerita sama saya kalau kamu punya bakat di bidang busana ? "

"Aku malu mau ceritanya juga. Mas juga kan nggak pernah nanyain aku apapun."

Aish...

Haris pun menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya secara perlahan dan dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya Astagfirullah. Suami macam apa aku ini sampai - sampai nggak pernah nanya in apa keinginan dan cita-cita istriku.

"Kalau memang itu merupakan keinginan yang kamu cita-citakan sejak lama. Saya gak bakalan menghalanginya saya pasti akan izinkan dan akan mendukung. "

Haris pun mengusap air matanya Syifa yang masih membasahi pipinya .

"Mas gak marah dan nggak keberatan?" tanya Syifa.

Haris pun menggelengkan kepalanya

dan berkata.

"Asalkan kamu nggak melupakan tugas dan kewajiban kamu sebagai seorang istri saya akan mendukung kamu. Dan tidak akan melarang kamu. "

"Makasih ya mas Haris aku janji gak akan lupa sama tugas aku sebagai istri."

Syifa pun tersenyum wajahnya tersenyum bahagia dia bahagia karena Haris tidak keberatan dan mengizinkannya untuk melanjutkan cita-citanya yang selama ini dia harap-harapkan .

"Mas kok udah pulang hari ini? bukannya mas bilang besok baru akan pulang??"

Tanya Syifa.

"Sebenarnya memang besok tapi berhubung Kerjaan saya sudah selesai lebih awal jadi saya putuskan untuk segera pulang karena saya agak sabar pengen melihat istri saya."

Jawab Haris sambil tersenyum.

"Iya ampun mas Haris sudah pandai merayu ya sekarang. "

Syifa tertawa kecil kemudian mengambil teh yang tadi diletakkannya di atas meja dan memberikannya kepada Haris .

Lalu Haris pun meminumnya.

Dan berkata "Tehnya manis sekali apalagi yang membuatnya."

Syifa pun tertawa. Dan tidak menangis lagi .

paginya setelah selesai sarapan , Syifa dan Haris berpamitan kepada Umi dan Abinya. Mereka akan segera pulang ke rumahnya karena sudah harus kembali bekerja seperti biasanya.

"Abi umi, Haris izin untuk membawa Syifa pulang kembali bersama Haris . Insya Allah kalau kami tidak sibuk kami akan datang lagi ke sini. "

"Iya nak nggak apa-apa, yang terpenting kalian harus saling akur ya. Abi dan Umi titip Syifa sama kamu ya nak Haris. "

"Iya Abi Umi Haris akan berusaha dan selalu menjaga Syifa agar dia selalu bahagia."

"Syifa kamu juga harus dengerin apa kata nak Haris ya, Harus nurut apa kata suamimu jangan membantah !"

"ya Umi tenang aja aku pasti dengerin mas Haris Kok aku nggak akan membantah dia."

Lalu kemudian Umi memeluk Syifa dan mencium keningnya. Sebenarnya Uminya sedih karena harus berpisah dengan anaknya. Akan tetapi dia berusaha untuk tidak terlihat sedih di depan anaknya agar anaknya pun tidak sedih.

Kini Syifa dan Haris sudah berada di dalam mobil dan siap untuk berangkat.

"Hati-hati di jalan dan jangan lupa kabarin Umi kalau kalian sudah sampai di rumah!".

Syifa terus melambaikan tangannya sampai orang tuanya tak terlihat lagi karena mobilnya terus berjalan semakin jauh. Dan gak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya .

Sepanjang perjalanan Syifa hanya hanya memandang ke arah jendela kaca mobil saja. Dia menikmati perjalanan sambil melihat pemandangan.

Saat hening tiba-tiba HP Haris berdering karena ada panggilan masuk.

Hp-nya yang berada di dalam tas kecil miliknya, membuat dirinya susah untuk mengambilnya.

Lalu kemudian Haris meminta tolong kepada Syifa untuk mengambilkan hp nya di dalam tas kecil itu.

" Sayang tolong ambilkan HP saya di dalam tas kecil itu " .

"Iya Mas." Jawab Syifa

Lalu Syifa langsung mengambil hp-nya kemudian melihatnya.

"Ada panggilan dari Bu Andin nih Mas . "

"Oh ya sudah angkat saja teleponnya."

Kemudian Syifa mengangkat teleponnya lalu mendekatkan hp-nya pada Haris.

(Assalamualaikum , Ustad Haris. )

(Waalaikumsalam, ada apa Bu Andin? )

(Kalau boleh tahu saya dibalik lagi di mana? Saya ada di depan pintu kamar Ustad Haris. )

(Maaf Bu Andin saya sudah langsung pulang kemarin sore. )

(Hah. Jadi ustad Haris sudah pulang? kirain Ustadz masih ada di kamar. )

(Ada apa , apa ada hal penting yang mau dibicarakan Bu Andin. )

(Ah enggak kok, saya cuma mau ajak Ustad sarapan . )

(Oh begitu . Maaf Bu Andin saya sudah pulang dan Kalau tidak ada yang mau dibicarakan lagi saya tutup dulu teleponnya karena saya sedang menyetir mobil dan dalam perjalanan )

( Assalamualaikum.)

----------------

1
Ainain Cantika
/Rose//Rose//Rose/Mari merapat dan ramaikan
Abiel Davisa
kali² kasih pelajaran hehe
Annisa Rahman
good
Lailan Najmi
ceritanya bagus dan tidak membosan kan
Sugiharti Rusli
wah kisah tentang perjodohan antar anak" ustadz nih,,,
Suren
bandel benar kamu Syifa. dibilang suami suka tdk dengar🤭😁🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!