Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit
Meski sempat tersengat oleh reaksi Anggrek yang tidak biasanya tidak lantas membuat Arjuna merasa berkecil hati. Hatinya harus baik-baik saja, karena di sini dialah yang salah.
"Hhm Anggrek," panggil Arjuna lirih tapi masih bisa di dengar oleh sang istri.
"Iya," jawab Anggrek masih tanpa menoleh.
"Perkara untuk tidak datang ke hari berharga kamu kemaren aku benar-benar minta maaf. Aku benar-benar lupa dan aku juga tidak melihat ponselku karena sibuk rapat dengan para pemegang saham dan juga client yang memang semuanya di atur oleh sekretaris ku," kata Arjuna tanpa menjeda ucapannya.
"Iya tidak apa-apa, semua sudah berlalu. Jangan di bahas lagi" kata Anggrek pada Arjuna.
"Tapi kamu berubah, kamu ngak tersenyum sama sekali padaku sejak tadi malam. Tidak ada suara manja ataupun godaan yang biasa kamu lontarkan padaku seperti biasanya," kata Arjuna yang memang sejak semalam merasa bersalah dan di dukung oleh perubahan sikap Anggrek padanya kian membuat hatinya tidak tenang.
"Abang," panggil Anggrek penuh penekanan pada suaranya.
"Aku hanya lelah dan jikapun aku marah dan kecewa itu hal yang wajar. Tapi aku juga tahu jika Abang sedang sibuk dengan pekerjaan di kantor dan aku memaklumi itu semua. Sudah ya jangan di bahas lagi, aku ingin tidur," kata Anggrek yang langsung menutup tablet dan juga kertas-kertas design miliknya.
Anggrek berlalu ke kamar, Arjuna mengikutinta seraya membawa cokelat hangat yang masih belum di sentuh sama sekali oleh Anggrek.
Arjuna tiba di kamar dan Anggrek baru saja keluar dari kamar mandi setelah mengambil wudhu.
Tanpa bicara Anggrek mengambil mukenahnya dan sejadahnya tanpa bicara. Setelah menyelesaikan sholat sunnahnya, Anggrek membuka kerudung dan ikat rambutnya. Sang istri semakin terlihat anggun di mata Arjuna tapi dia tidak berani meminta haknya. Alasannya jelas, Anggrek sedang tidak dalam kondisi mood yang baik.
Arjuna hanya mengelus rambut Anggrek saat wanita itu mulai memasuki alam mimpinya.
Berbeda kondisi dengan rumah tangga Arjuna yang dalam keadaan perang dingin, maka Mamah sekarang sedang dalam keadaan manis-manisnya bersama Papah.
"Mah, kapan kita mengunjungi anak-anak ke USA? Ini sudah hampir 3 minggu kita tidak berjumpa dengan mereka dan Papah juga penasaran sama perkembangan perusahaan yang ada di sana Mah," kata Papah oada Mamah yang kini tengah bersandar di dada sang suami.
"Sudahlah Papah, biarkan Arjuna dan Anggrek mengambil waktu untuk mereka berdua. Mamah ingin segera memiliki cucu Pah. Umur Mamah ini sudah tidak lagi muda, apalagi Papah dan di tambah dengan perangai anak kesayanganmu yang harus menjadi perjaka tua hingga umur 35 tahun! Jadi setidaknya berikan mereka dua bulan waktu bersama tanpa ada kita di antara keduanya," kata Mamah dengan raut penuh harap yang menggebu-gebu.
"Papah juga berharap begitu Mah, Papah juga ingin segera menimang cucu. Teman-teman seusia kita cucunya malah sudah berseragam putih biru ataupun putih abu-abu, lah kita? Jangankan putih Abu-abu bahkan punya menantupun baru 2 bulan ini, nasib-nasib," kata Papah.
"Ngak papa Pah, setiap orang itu punya jalannya masing-.asing. Bisa jodoh cepat rezekinya yang lambat, rezekinya cepat jodoh nya lambat, dapat rezeki dan jodoh di saat yang bersamaan di uji lagi melalui pertikaian," kata Mamah yang langsung di angguki oleh Papah.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, Arjuna yang sempat ada kegiatan di luar meski di hari minggu kini telah kembali ke kediamannya dan sang istri. Rumah terlihat rapi dan bersih karena Arjuna memakai jasa ART.
"Sepertinya Bibi Juliana telah pulang," kata Arjuna bermonolog sendiri saat tidak melihat ada aktivitas apapun di kediamanya.
Hingga dia terdengar suara orang berbicara dan terdengar seperti dua orang perempuan di kamar tidurnya.
"Maaf ya Bibi Juliana, aku malah minta di pijitin. Aku tidak tahu kenapa, hari ini capek sekali rasanya. Aku maunya tidur aja, makannya aku minta Bibi langsung masak saja takutnya aku ngak kuat masak buat Abang makan malam," kata Anggrek pada Bibi Juliana.
"Ngak papa Anggrek, justru Bibi seneng Anggrek masih tetap memberikan Bibi pekerjaan tetap. Sekarang gimana rasanya Anggrek apa sudah agak mendingan badan kamu rasanya?" tanya Bibi Juliana.
"Ngak papa kalau di tinggal sendiri? Soalnya Bibikan takut pada Mbak kunti yang datangnya tidak pernah bisa di prediksi?" tanya Bibi Juliana kembali menakut-nakuti wanita cantik istri dari Arjuna itu.
"Ya Allah Bibi! Ada-ada saja, biasanyakan aku juga tinggal sendiri Bi, cuma sekarang beda lokasi aja. Jika biasanya aku sendiri di apartmentku, sekarang aku bersama dengan suamiku," kata Anggrek dengan wajah yang sedikit berbeda.
"Ngak papa Nak! Perlahan saja jangan terlalu di paksakan, genggam samampunya jika memang sudah tidak lagi mampu maka lepaskan," kata Bibi Juliana yang tahu bagaimana pernikahan Anggrek karena sering menjadi tempat berkeluh kesah wanita itu.
"Ya sudah Bibi mau pulang dulu Nak, kamu kalau masih ngak enak badan jangan di paksakan untuk membuat rancangan pakaian. Ingat, kamu ngak akan mati ngak punya uang walau kamu nganggur setahun di USA ini dan juga tanpa suami, ini misalnya ya. Bukan berarti Bibi bilang kamu ngak butuh suami kamu, tapi kamu memang mandiri anakku!" kata Bibi Jualiana.
Setelah itu Bibi Juliana keluar dari kamar Anggrek dan Arjuna. Saat mendekati pintu, Arjuna segera menyembunyikan dirinya. Dia tidak ingin ketahuan menguping pembicaraan sang istri dengan ART rumah tangganya.
"Assalamu'alaikum," salam Arjuna ketika memasuki kamar mereka.
"Walaikumussalam, Abang sudah pulang?" tanya Anggrek dan Arjuna hanya menganggukkan kepala saja.
Sedangkan mata elangnya memperhatikan raut wajah sang istri yang tidak biasa. Wajah iyu terlihat lebih pucat dari normalnya.
"Kamu demam?" tanya Arjuna pada Anggrek.
"Aku merasa tidak enak badan, semua tubuhku terasa linu semua Abang," kata Anggrek kembali merebahkan tubunya di ranjang.
"Sudah makan apa belum?" tanya Arjuna seraya mendudukkan dirinya di samping tubuh istrinya yang tengah berbaring.
"Sudah tadi Bibi Juliana membuatkan bubur ayam untuk aku makan, makan malam juga sudah Bibi Juliana buatkan. Maaf aku tidak bisa menyambut Abang seperti biasa, aku masih ingin tidur,"kata Anggrek pada Arjuna.
Arjuna menarik laci nakas dekat sang istri berbaring. Dia mengeluarkan koyak P3K yang baru di ketahui oleh Anggrek di sanalah sang pemilik rumah meletakkannya. Arjuna mengambil pengukur suhu tubuh dan dengan sigan dia mengukur suhu tubuh istrinya.
Betapa terkejutnya Arjuna saat mengetahui istrinya tengah demam tinggi, ya Anggrek menganggap demamnya sepele saja hingga tidak sadar jika suhu tubuhnya sangat tinggi.
"Apa yang terjadi selama aku pergi!" kata Arjuna yang baru menyadari jika sprai kasur dan selimut telah berganti. Bahkan baju yang di gunakan Anggrek juha berganti.
"Aku tadi muntah-muntah dan tidak sanggup berdiri. Awalnya hanya letih setelah Abang keluar, kepala aku pusing banget hingga aku muntah-muntah di kasur karena tidak kuat berdiri makanya Bibi Jualiana lama di sini," kata Anggrek.
"Ya Tuhan, aku sungguh tidak berguna," kata Arjuna dalam hatinya.
"Ini semua gara-gara wanita sialan itu!" Geraman emosi yang meletup-letup tapi hanya dalam hatinya saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...