Aku Mencintaimu
"Kenapa harus sekarang si mi, biarkan aku menikmati waktu liburan ku ini sepuas nya."
Padahal sudah lama sekali Syifa menanti libur panjang ini, karena biasa nya selepas salat subuh langsung bersiap untuk berangkat ke sekolah.
"Gak bisa sayang, kamu harus bangun sekarang dan bersiap lah!"
"Memang nya mau ngapain sih mi?"
"Aku kan sudah selesai sekolah nya."
"Sebentar lagi Ustadz Faisal dan keluarga nya akan segera datang ke sini, maka nya kamu harus bersiap-siap sekarang."
"Loh....itu kan teman nya Abi, terus kenapa aku yang harus bersiap mi."
Syifa masih setia dengan kasur dan selimut nya, dan kini dia malah menutupi wajah nya dengan selimut juga.
"Syifa mardiyah binti Abdul Aziz."
Umi nya pun langsung menyebut kan nama lengkap putri nya itu, hal itu pertanda bahwa Umi benar-benar serius dan tidak ingin di bantah.
Sontak saja Syifa yang tengah tidur langsung membuka kedua mata nya dan kini dia tengah duduk di atas ranjang sambil mengucek kedua mata nya.
"Iya iya Syifa bangun sekarang."
Syifa langsung meraih handuk dan masuk ke kamar mandi.
Setelah 20 menit Syifa pun keluar dari kamar nya dan segera ke meja makan untuk sarapan.
"Loh loh, kenapa tidak memakai pakaian yang sudah Umi siapkan sayang?"
"Hmmm... Maaf itu umi memang nya aku mau ngapain harus memakai pakaian seperti itu."
"Sudah biar kan dia makan dulu mi, nanti kalau sudah selesai baru di ganti pakaian nya."
Kini ustad Aziz yang menjawab pertanyaan putri nya dan untuk beberapa saat meja makan hening seketika.
Sebenarnya Syifa masih penasaran kenapa umi meminta nya untuk memakai pakaian syar'i lengkap dengan cadar nya. Padahal kan dia hanya sedang di rumah saja.
Setelah selesai sarapan Syifa pun langsung menemui Abi dan umi nya yang berada di ruang keluarga.
"Ya sudah sayang langsung di ganti pakaian nya ya, apa mau umi bantu?"
"Memang nya mau ngapain sih umi ? Kenapa harus pakai syar'i segala, di rumah doang ."
Syifa masih belum mengerti apa maksud umi meminta nya memakai pakaian tersebut.
"Sayang, siang ini Ustadz Faisal dan keluarga nya akan datang ke sini. bersama putra nya yang akan menikah dengan mu."
Dengan tenang dan hati-hati ustadz Aziz menyampaikan tentang Perjodohan putri nya dengan putra nya Ustadz Faisal. Karena memang selama ini dia tidak pernah mengatakan apa pun tentang rencana perjodohan nya itu .
Dan benar saja Syifa yang mendengar perkataan Abi nya itu langsung terkejut " Aa.. apa?"
" Menikah ?"
"Abi sudah berjanji dengan ustadz Faisal akan menikahkan mu dengan putra nya. sebenar nya sudah lama kami merencanakan ini tapi Abi tidak menyampaikan nya kepada mu karena kamu masih sekolah dan Abi rasa ini adalah waktu yang tepat untuk menyampaikan nya."
Syifa masih tidak percaya dengan apa yang di katakan Abi nya kepada nya. Karena selama ini dia tidak pernah berpikir untuk menikah di usia muda, dia juga masih ingin meraih cita-cita nya, membahagiakan ke dua orang tua nya.
"Tapi aku belum ingin menikah bi, apalagi dengan orang asing yang tidak di kenal sama sekali. Bagaimana kalau orang tersebut sudah mempunyai calon pilihan nya sendiri dan dia tidak menyukai Syifa."
Syifa pun berusaha menyampaikan kekhawatiran nya agar kedua orang tua nya tidak menjodohkan nya.
Tapi kekhawatiran Syifa sama sekali tidak menggoyahkan niat ustad Aziz untuk tetap menikahkan putri nya karena dia sangat yakin kalau anak teman nya itu adalah orang yang baik dan mengerti agama, sehingga tidak ada keraguan di hati nya.
"Abi sangat yakin dia adalah anak yang baik dan mengerti agama, jadi dia tidak akan melirik siapa pun yang bukan mahram nya".
"Sayang, umi yakin sekali tidak ada orang tua yang ingin anak nya menikah dengan orang yang salah. Abi pasti sudah memikirkan nya sehingga berani menjodohkan mu dengan nya. setahu umi dia itu anak yang pintar dan mandiri, dia baru menyelesaikan pendidikan S2 nya di Yordania dan sekarang dia menjadi dosen sekaligus ustad. Selain itu Kalau tidak salah dia juga mempunyai bisnis nya sendiri."
"Aku masih belum bisa menerima perjodohan ini, bagaimana kalau ternyata dia sudah tua dan jelek Umi?"
Kring kring kring... Terdengar suara handphone Abi. Dan Abi pun segera menjawab nya!
{Assalamualaikum, ustad Aziz.}
{Waalaikumussalam wabarakatuh ustad Faisal, seperti nya kami akan terlambat 15 menit karena ada sedikit urusan di pesantren yang harus di selesaikan.}
{Baik lah, tidak apa-apa selesaikan saja dulu urusan nya, tidak usah terburu-buru.}
{Baik lah kalau begitu, Insya Allah kami akan sampai sebelum salat zuhur, Assalamualaikum.}
{Waalaikumussalam. }
"Kenapa bi, apa terjadi sesuatu?"
"Tidak . Mereka hanya akan sedikit terlambat saja. Ustad Faisal dan keluarga nya akan sampai sebelum dzuhur."
Umi hanya mengangguk dan kembali mengingatkan Syifa untuk segera mengganti pakaian nya.
"Ayo Syifa bersiap lah, jangan sampai mereka datang kamu masih seperti ini sayang."
Syifa lalu bangkit dari duduk nya dan menuju ke kamar. Harus nya biar saja tampilan ku seperti ini, ngapain harus cantik-cantik segala, Syifa ngedumel sambil berjalan kesal.
Syifa lalu membaringkan tubuh nya di atas ranjang sambil membayang kan bagaimana kalau ternyata orang itu sangat jelek, tua dan galak.
15 menit berlalu akhir nya ustaz Faisal beserta keluarga nya telah sampai di kediaman ustad Aziz.
"Assalamualaikum. "
"Waalaikumussalam ."
"Mari mari silakan masuk."
Ustad Aziz pun mempersilahkan mereka masuk dan langsung membawa nya duduk di ruang keluarga.
Tak berselang lama suara adzan zuhur pun berkumandang sehingga pembicaraan mereka pun harus ditunda sampai selesai salat zuhur.
"Apakah masjid nya jauh dari sini Ustadz?"
Haris pun membuka suara dan bertanya kepada ustad Aziz apakah masjid nya jauh atau tidak, kalau dekat dia berniat untuk salat di masjid dan jika memang masjid nya jauh dia akan salat zuhur di rumah nya ustad Aziz.
"Kebetulan tidak jauh nak, tepat di ujung jalan sana ada masjid pesantren, Kalau begitu mari kita ke masjid bersama-sama!"
Ustad Aziz, ustadz Faisal dan Haris pu langsung beranjak dari duduk nya dan berjalan keluar menuju masjid.
Sedangkan Umi Inayah istri dari ustad Faisal dan Umi Salma istri dari ustad Aziz, mereka melaksanakan salat di rumah.
Begitupun dengan Syifa, dia melaksanakan salat zuhur di kamar nya. Setelah selesai salat di'a berdoa {ya Allah Sesungguh nya engkau maha segala nya dan sesungguh nya jodoh itu di tangan mu dan semua yang akan terjadi atas kehendak Mu aku mohon kepada mu ya Allah jika memang jodoh ku sudah dekat maka persatukan lah kami atas izin mu, dan jika laki-laki yang akan di jodoh kan dengan ku itu ternyata dia bukan jodoh yang kau tentukan maka berilah jalan untuk menyelesaikan nya aamiin . } Lalu dia mengusap wajah nya dengan kedua tangan nya.
Sementara di ruang keluarga sudah berkumpul dua keluarga.
Ustad Faisal yang memulai percakapan.
"Seperti nya pembahasan kita langsung pada inti nya saja . Jadi begini nak sebenar nya maksud kedatangan kami ke sini adalah untuk mempertemukan mu dengan calon istri mu sekaligus menentukan hari pernikahan kalian . Abi dan ustadz Aziz sudah merencanakan perjodohan ini sejak lama. Abi harap kamu bersedia dan tidak menolak perjodohan ini nak."
Ustad Faisal bicara sambil menatap wajah Haris dan dari wajah nya tampak ustad Faisal sangat berharap kalau Haris tidak menolak perjodohan ini.
Haris tampak terkejut dengan apa yang di katakan Abi nya kepada nya, sesekali dia menoleh ke arah umi Inayah yang hanya menerima anggukan dari umi nya, pertanda bahwa umi juga menyetujui apa yang di katakan Abi .
Haris tidak ingin membuat kedua orang tua nya kecewa dengan menolak perjodohan ini. Dia juga tidak memiliki alasan untuk tidak menuruti keinginan orang tua nya karena bagi nya orang tua sudah memberikan segala nya kepada nya dan tidak bisa di balas dengan apa pun maka sudah seharus nya Ia membuat mereka bahagia.
"Lalu bagaimana dengan calon istri ku, apakah dia juga menyetujui perjodohan ini?"
Tanya Haris....
----------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
wah kisah tentang perjodohan antar anak" ustadz nih,,,
2024-07-16
2