Alex.. Menikahlah dengan Denada, Berjanjilah ! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku. Deswita Jovanka
Kenapa, Kenapa kamu memberikanku pilihan yang terberat dalam hidupku... sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu. Alexander Harison Galaxi
Tidak kak, aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih. Denada Jovanka
Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu, apakah berlangsung lama atau hanya akan bertahan seumur jagung saja ?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Amarah
"Cepat panggil Dokter Sam! Jangan cuma berdiri dan ngeliatin saja kalian!" teriak Opa Harison pada pelayan mansion.
Para pelayan segera pergi meninggalkan meja makan, raut wajah mereka berubah menegang, bergidik ngeri melihat sosok yang selama ini begitu dia takuti. Siapa lagi kalau bukan Opa Harison yang terkenal galak, persis seperti cucunya Alex. Kini tersisa hanya Denada, Opa Harison dan juga Pak Heru, kepala pelayan mansion.
"Denada... Kenapa bisa begini?" tanya Opa Harison penasaran, seraya menatap pergelangan tangan cucu mantunya dengan iba.
Denada masih tetap bergeming, tidak berani menjawab pertanyaan Opa Harison.
"Cucuku.... Ayo ceritakan pada Opa, kenapa kau bisa terluka begini? Atau jangan jangan ini perbuatan cucu kurang ajar itu? Yang sudah membuatmu seperti ini?" tanya Opa Harison kembali penuh selidik.
"Tidak Opa! Semua ini tidak ada kaitannya dengan Kak Alex, aku tadi potong buah.. Eh tidak sengaja, pergelanganku terkena goresan sebilah pisau," jelas Denada dengan gugup, namun bukan Opa Harison yang begitu mudah mempercayai orang, terlebih Denada mengatakan nya secara gugup, bertambah pula kecurigaan Opa Harison.
"Dimana Alex?" tanya Opa Harison sambil mengedarkan pandangan nya ke arah sekeliling nya.
"Maaf Tuan Besar, Tuan Muda pergi kerja," sahut Pak Heru sopan.
"Dasar cucu kurang ajar!" omel Opa Harison, seraya mengambil benda pipih yang ada di saku celananya, lalu menghubungi Alex, telepon pun di angkat.
"Hallo Alex... Kau dimana!" tanya Opa Harison dengan nada tinggi.
"Aku lagi di jalan Opa, memangnya ada apa?" sahut Alex mengernyitkan dahinya.
"Cepat pulang sekarang!" titah Opa Harison masih dengan nada tinggi.
"Apa! Opa jangan bercanda, ini tidak lucu!! Tidak mungkin aku balik ke mansion."
"Opa bilang pulang ya pulang! Opa tidak mau dengar alasan apapun darimu!! Lebih penting mana istri atau pekerjaan, Hah?" bentak Opa Harison, amarahnya sudah berada di ubun-ubun seakan ingin segera meledak.
"Untuk saat ini pekerjaanku yang lebih penting Opa!" sahut Alex datar.
"Dasar Cucu Bodoh! Istrimu lebih penting dari kerjaanmu itu!!" celetuk Opa Harison.
"Memangnya Opa lagi dimana? dan apa yang terjadi pada Dena, dia baik baik saja bukan? " tanya Alex penasaran.
"Sudah kau jangan banyak tanya! Opa tidak ingin mendengarkan ocehanmu itu!! Dena terluka, setengah jam Opa tunggu kau tidak datang, jangan harap kau bisa duduk di kursi Presdir!!" kecam Opa Harison yang kemudian mematikan sambungan telpon secara sepihak.
"Aaaarrrggh..." Alex mengacak rambutnya dengan kasar serta memukul kursi depan yang ada di hadapannya, Carlos hanya bisa diam saja melihat tingkah Tuan nya, dia tidak berani bertanya sebab Tuan nya masih di selimuti oleh sebuah amarah.
"Carlos, cepat kau putar balik ke arah mansion, dan undur pertemuan dengan clien!" titah Alex.
"Baik Tuan Muda," Carlos hanya mengiyakan semua perintah Tuan nya itu, Carlos tau kalau Tuan Besar yang sudah berbicara, Tuan Muda nya tidak berani melawan atau pun menolaknya.
Dasar wanita murahan! Apa yang sudah dia katakan pada Opa!! Alex.
🌷🌷🌷
"Denada, naiklah ke atas dan beristirahatlah! Tunggu Dokter Sam datang, nanti Opa akan menyusul ke kamar," titah Opa Harison lembut pada cucu menantunya.
"Baik Opa," Denada segera beranjak, berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai atas di dampingi Pak Heru, namun langkah Denada terhenti saat Pak Heru memanggilnya, dan menyuruhnya istirahat di dalam kamar Alex, awalnya Denada menolak permintaan Pak Heru tapi setelah dia pikir pikir lagi, Denada mengiyakan apa yang di katakan oleh Pak Heru, dan segera masuk ke dalam kamar Alex, sedangkan Pak Heru turun kebawah.
Denada memasuki kamar Alex yang begitu pengap, bau alkohol menyeruak di dalam ruangan itu, lalu Denada berinisiatif mengambil pengharum ruangan dan menyemprotkan nya.
Denada terpaksa merebahkan tubuhnya di atas ranjang king size milik Alex, karena Denada takut kalau Opa tau jika dia tidur di sofa, akan menimbulkan masalah lagi bagi Alex. Beberapa menit kemudian Dokter Sam sudah datang, dan dia mulai memeriksa pergelangan tangan Denada yang tergores sebilah pisau runcing, Opa Harison duduk di atas sofa dalam kamar Alex menemani Denada, dan Pak Heru masih berdiri melihat keadaan Nona mudanya.
"Bagaimana dengan lukanya Dok? tanya Opa Harison khawatir.
"Tidak terlalu serius Tuan Besar, hanya sekedar goresan saja, saya akan memberikan salep pereda nyeri, dan menghentikan darah nya, secepatnya akan kering lukanya, juga obat antibiotik untuk Nona Dena," jawab Dokter Sam sopan.
"Syukurlah kalau tidak ada yang serius, aku sudah panik melihat darah yang keluar dari pergelangan tangannya tadi," ucap Opa Harison merasa lega dengan penjelasan Dokter Sam mengenai luka Denada.
"Dena, Opa tinggal ke bawah dulu ya, beristirahatlah, sebentar lagi Alex akan datang menemanimu," ucap Opa Harison lembut.
"Baik Opa, terima kasih."
Opa Harison berjalan keluar, dan segera turun ke bawah. Setelah kepergian Opa Harison, Denada tiba-tiba tertidur pulas. Tak berselang lama, Denada bangun, dan terperanjat kaget melihat sosok Alex sudah berada di hadapannya.
"Kau sungguh licik Dena! Sandiwara apalagi yang kau mainkan, Ham Kau senang bukan, Opa sudah membelamu!!" ucap Alex sinis menatap tajam pada Denada.
"Kau salah paham Kak Alex! Aku sama sekali tidak cerita apapun pada Opa, kau saja yang selalu berpikiran negatif padaku!!" sahut Denada yang tak kalah sinis dari Alex, dan sorot matanya tajam ke arah Alex. Denada pun tidak takut dengan Alex, meskipun dia terkenal sebagai pria yang kejam, tetapi tidak membuat nyalinya ciut.
"Kau sudah puas, karena ulahmu... Opa memakiku bahkan dia mengancamku! Katakan Dena, katakan... Apa kau sudah puas atau tidak telah membuatku seperti ini, atau kau mau melihatku hancur, Hah!!" maki Alex sambil menunjuk ke wajah Denada.
"Aku tidak menyangka kau selicik ini..." lirih Alex seraya mengusap kasar raut wajahnya.
"Aku menyerah!" sahut Denada lirih sambil menunduk.
"Apa maksudmu, Hah?"
"Aku ingin kau segera menceraikan ku! Dan kau bebas berhubungan dengan wanita manapun yang kau mau!! setelah itu aku akan pergi jauh dari kehidupanmu!!! Aku tidak ingin terus terjebak dalam pernikahan menyakitkan ini !!!" terang Denada tegas, dia berusaha kuat di depan Alex namun tidak dengan hatinya yang seakan begitu sesak mengatakan itu semua, karena Denada tau apa konsekuensi yang akan dia dapat jika hal itu terjadi, kemungkinan besar perusahaan Daddy nya yang akan terkena imbasnya, namun Denada sudah tidak peduli lagi dengan itu semua. Dia ingin hidup bebas dan bahagia bersama orang yang dia cintai selama ini. seketika bendungan air mata yang dia tahan sedari tadi berhasil jatuh membasahi pipinya.
DEG!!!
Bagaikan batu karang di hantam oleh ombak, lagi dan lagi perkataan Denada berhasil menohok hati Alex, Alex begitu terenyuh mendengar kata keramat tersebut, dadanya kian bergemuruh, jantungnya berpacu lebih kencang, sakit bagaikan anak panah melesat tepat di jantungnya.
Tiba-tiba terdengar bunyi ketukan pintu dari luar, yang berhasil membuyarkan perdebatan di antara mereka.
Tok... tok... tok...
Denada berlari masuk ke dalam kamar mandi, dia membersihkan wajahnya agar tidak terlihat mata sembab nya, Denada tidak ingin seorang pun tau bahwa dia telah bertengkar dengan Alex, yang kemudian terdengar suara Alex memanggilnya.
"Sayang... Di luar ada Opa yang sedang mencarimu, cepatlah keluar sayang..." panggil Alex lembut sembari mengetuk pintu kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka, keluarlah Denada dengan wajah berserinya, tersenyum manis pada Opa Harison yang tengah duduk di atas sofa, Alex segera merangkul pundak Denada membawanya masuk dalam pelukannya, dan duduk berdampingan di sofa.
"Bagaimana keadaanmu cuu, apa masih terasa nyeri di bagian pergelangan tanganmu?" tanya Opa Harison seraya menatap luka Denada.
"Alhamdulillah sudah baik Opa, Dena sudah minum obatnya dan mengoleskan salep yang di beri Dokter Sam tadi," sahut Denada lembut sambil tersenyum simpul menatap Opa Harison.
Alex yang melihat tersebut merasa muak pada Denada yang begitu pandai memainkan sandiwara, berlagak sok manis dan lembut di depan Opanya, padahal dia tau persis bagaimana sikap dan tingkah laku Denada padanya, sangat berbanding , Denada selalu bersikap sinis padanya, dan sedikit pun Denada tidak pernah tersenyum padanya.
"Alex, sekarang lebih baik kau temani Dena di mansion, Opa sudah memberimu cuti untuk tidak kerja hari ini!!" titah Opa Harison tegas seakan tidak ingin siapapun membantah perintahnya.
"Tapi Opa, hari ini aku sudah ada janji dengan clienku dari luar negeri, dan aku tidak bisa membatalkan nya begitu saja! Jika di batalkan, kita akan kehilangan ratusan milyar Opa!!" terang Alex yang masih bersikekeh ingin pergi menemui clien.
"Batalkan saja! Kau tidak akan miskin jika kehilangan uang sebanyak itu, dan perusahan kita juga tidak akan bangkrut!!" sahut Opa Harison dengan nada sedikit tinggi.
"Ingat mulai sekarang kau tidak boleh meninggalkan Dena, sampai Opa tau kau menyakitinya, Opa tidak segan segan akan mencabut semua fasilitasmu, dan mencoret namamu dari daftar ahli waris Keluarga Harison!!" kecam Opa Harison dengan tatapan tajam ke arah cucu nya.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
maaf, aq baru sempat mampir lagi, kak... aq habis Hiatus cukup lama dari NT. 🙏