Tentang seseorang siswa laki-laki bernama Yunan, dia adalah pewaris dari Angkasa Grup. Namun, dia merasa diperlakukan tidak adil oleh ayahnya, semenjak sang ayah menikah lagi. Ayahnya lebih berpihak kepada ibu tiri dan kakak tirinya, yang berambisi mengusai perusahaan. Sementara ibu kandungnya telah meninggal dunia saat dia masih kecil.
Yunan hidup urak-urakan, dia sering mengikuti balapan motor liar di jalanan, bahkan dia sering bermasalah di sekolah. Saat ini dia menjadi siswa kelas 3 SMA di sekolah milik ayahnya. Banyak gadis-gadis yang memuja ketampanannya, mereka menyebutnya pangeran sekolah.
Tidak ada guru yang berani menghukumnya, selain guru biologi, guru cantik itu sama sekali tidak segan kepada Yunan yang notabenenya anak dari pemilik sekolah. Sehingga Yunan sangat kesal kepada guru itu.
Namun bagaimana jika ada sebuah kejadian tak terduga yang membuat Yunan dan guru biologi itu tiba-tiba menjadi sepasang suami-istri? Dan mereka harus merahasiakannya dari siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jeritan Pagi
Yunan masuk ke dalam kamar, dia melihat Dara sedang meletakkan sebuah guling di tengah-tengah ranjang.
"Walaupun aku bukan orang berada tapi aku suka tidur dengan elegan, karena itu kita jangan pernah keluar batas dari guling ini, oke."
Yunan rasanya salah membawa wanita ini ke apartemennya, mengapa jadi wanita itu yang mengatur-ngatur, hanya karena memiliki keunggulan brojol duluan 5 tahun darinya.
"Oke, aku ingin tau tidur eleganmu seperti apa." Yunan segera membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Biasanya dalam keadaan seperti ini wanita yang tidak bisa tidur, tapi ini kebalik, Yunan yang tak bisa tidur.
Saking elegannya, Dara tidur tak bisa diam, sampai kaki Dara ada di paha Yunan, tangan Dara tak diam, terus saja bergerak mengelus-elus dada Yunan, sampai tangan wanita itu turun ke bawah, hampir mau menyentuh si entong.
Yunan segera menahan tangan Dara. Dia menelan saliva, hampir saja tangan Dara menyentuhnya.
Yang lebih parah, saat Yunan hampir mau terlelap, Dara malah menendangnya, membuat Yunan terjun ke lantai.
"Arrrggghhh!" Yunan memegang punggungnya yang sakit.
"Gooolll!" Rupanya Dara sedang bermimpi menonton sepak bola, dia menepukan tangannya dengan mata terpenjam. Ternyata dia sedang mengigau.
Seorang guru yang terlihat begitu elegan dan digemari banyak kaum adam di sekolah, ternyata aslinya bobrok.
Yunan terpaksa malam ini tidur di kursi sofa.
Ya lebih baik di mengalah, seorang pria memang harus gentleman.
Yunan merebahkan dirinya di kursi sofa, dia mengusap dadanya. "Tenang Yunan, hanya satu bulan dia tinggal disini."
...****************...
Novan melepaskan tangan Yuri yang sedang memeluknya, dia segera bangkit dari tidurnya, lalu membawa pakaiannya yang berserakan di lantai, dan memakainya satu persatu.
Novan memperhatikan Yuri yang masih tidur terlelap, padahal Yuri yang telah kehilangan hal yang berharganya malam ini, tapi kenapa malah dia yang tidak tenang, padahal Yuri yang begitu agresif padanya dan menginginkannya, sebagai pria normal mana bisa dia menolak.
Walaupun akhirnya dia menyesal, karna mungkin dia akan terus terikat dengan wanita itu. Padahal jika seandainya ayah tirinya mempercayakan perusahaan padanya dalam waktu dekat, jika dia sudah resmi menjadi seorang presdir di Angkasa Grup, bisa saja dia tidak perlu patuh pada ayah tirinya lagi. Dia bisa meninggalkan Yuri, dan menyatakan perasaannya pada Dara dan menikahinya.
Novan duduk di kursi sofa, dia melihat ponselnya, disana banyak sekali foto-foto Dara, Novan dulu jatuh cinta pada pandangan pertama padanya, makanya dia memilih jadi Kepala Sekolah di SMA Angkasa, begitu tau Dara diterima sebagai guru disana.
Novan mengirim pesan pada Dara.
[Apa kamu sudah tidur?]
Sepertinya Dara sudah tidur, karena itu dia tidak membalas pesan dari Novan.
Ra, bisakah kamu sabar sebentar? Setelah aku menjadi pemimpin di Angkasa Grup, aku pasti akan memperjuangkan kamu._ kata hati Novan.
Novan menyimpan ponselnya ke dalam saku celana begitu melihat Yuri bangun dari tidurnya, Yuri nampak sumringah sekali, dia memakai lingerienya, lalu duduk disamping Novan dan memeluknya dengan manja.
"Sayang."
"Hm?"
"Bagaimana kalau kita mempercepat rencana pernikahan kita?"
Novan nampak keberatan sekali, "Aku juga maunya gitu, tapi saat ini pekerjaan aku banyak sekali, makanya aku gak bisa menikah dalam waktu yang dekat."
Yuri memanyunkan bibirnya, mungkin karena dia terlalu cinta pada Novan, jadi dia mangut saja, mengikuti keputusan Novan.
...****************...
Pagi ini di kediaman Pak Tomi...
"Pa, kenapa gak mempercayakan perusahaan ke Novan saja? Papa sering sakit-sakitan. Mending papa harus fokus dengan kesehatan papa." Bu Thesa mencoba untuk membujuk suaminya, saat itu dia sedang sarapan pagi bersama suaminya.
Pak Tomi tak langsung merespon, dia terbatuk-batuk, "Uhuk...uhuk..."
"Papa masih kuat ko memimpin perusahaan, Novan kemana? Dia gak pulang semalam?"
"Oh Novan katanya lagi sibuk, sebagai Kepala Sekolah di SMA Angkasa dia pasti sibuk sekali, sampai lupa waktu untuk beristirahat. Novan memang pantas jadi penerus perusahaan, dia pekerja keras."
Pak Tomi terdiam, dia memang memuji kerja keras Novan, namun dia masih ragu untuk mempercayakan perusahaan pada anak tirinya, karena dia tau yang seharusnya meneruskan perusahaan adalah Yunan, anak kandungnya, tapi sayangnya belum cukup umur.
"Aku sangat mengkhawatirkan Yunan, seharusnya dia tinggal disini bareng kita. Kapan-kapan kamu coba bujuk dia, belum saatnya dia tinggal sendirian seperti itu."
Bu Thesa menghela nafas, dia kesal karena perkataannya tidak ditanggapi, suaminya malah mengkhawatirkan anak bandel itu. Justru dia senang kalau Yunan tidak ada di rumah Ini.
...****************...
Dara bangun dari tidurnya, dia menggeliatkan badannya sambil menguap, tidur di kasur yang mahal rasanya memang nyaman.
Dara melihat ponselnya, dia membaca pesan yang dikirim oleh Novan.
Dara tidak mengerti pada pria itu, katanya tidak cinta tapi kenapa harus mengirim pesan padanya, selalu bersikap sok perhatian padanya. Rasanya malu sekali jika mengingat bagaimana Novan menolak cintanya.
Ceklek!
Dara mendengar suara seseorang keluar dari kamar mandi. Dia membuka matanya lebar-lebar, Dara melihat Yunan keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk saja dari pinggang ke pahanya.
Dara tidak menyangka ternyata laki-laki seusia Yunan memiliki tubuh yang sixpack seperti itu.
Dara menjerit begitu menyadari apa yang dia lihat, dia menutup kedua matanya dengan tangan. "Aaaa... Kenapa kamu berpenampilan seperti itu di depanku?" bentaknya.
"Lho bukannya kita suami istri, jadi gak apa-apa dong aku berpenampilan seperti ini di depan istri sendiri." Yunan malah senang melihat Dara yang nampak grogi seperti itu, membuatnya ingin mengerjainya.
Yunan berjalan mendekati Dara yang sedang duduk ditepi ranjang, "Bahkan kita boleh melakukan praktek biologi."
Dara menatap tajam pada Yunan, dia langsung menjewer kuping Yunan, "Kamu ini masih bocah, belajar dulu yang benar."
"Arrghh... Aku cuma bercanda, jangan dijewer kayak gini." Yunan mencoba melepaskan tangan Dara yang sedang menjewer kupingnya.
"Bahkan tugas biologi halaman 56 aja belum dikerjakan juga." Dara malah mengoceh kemana-mana.
Pagi ini telah terjadi kejadian tak terduga, handuk Yunan tiba-tiba melorot, jatuh ke lantai. Sehingga terlihat jelas penampakan si entong.
Yunan dan Dara sama-sama menjerit. "Aaaaa..."