Istri yang tak dihargai adalah sebuah kisah dari seorang wanita yang menikah dengan seorang duda beranak tiga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sulastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tersadar
Seiring berjalannya waktu, Hesti mulai merasakan ketidaknyamanan dalam rumah tangga mereka. Dody yang semakin tertutup dan pemarah, terutama ketika bersama teman-temannya, mulai menimbulkan kekhawatiran bagi Hesti.
Hesti merenung sendirian di rumah "Kok rasanya makin sulit ya? Dody semakin sering marah dan jarang mau berbagi. Aku merasa kita semakin menjauh."
Hesti memperhatikan bahwa Dody menjadi sangat tertutup dan sering kali marah ketika dia berada di sekitar teman-temannya. Sifat Dody yang pemarah dan tidak mau diganggu saat bersama teman-teman membuat suasana di rumah menjadi tegang.
Hesti dalam percakapan dengan Dody, mencoba dengan hati-hati "Dody, aku merasa ada yang tidak beres. Kenapa kamu sering marah dan tertutup belakangan ini? Aku khawatir tentang kita."
Dody menghindari tatapan Hesti "Aku... aku hanya stres dengan pekerjaan dan berbagai masalah yang aku hadapi. Aku tidak bermaksud membuatmu merasa tidak nyaman."
Hesti merasa hatinya berat mendengar penjelasan Dody. Ia mencoba memahami situasi tersebut, namun juga merasa bahwa mereka perlu berbicara lebih terbuka untuk mengatasi masalah yang ada.
Hesti: "Aku ingin kita bisa berbicara lebih terbuka tentang masalah yang kita hadapi. Jika ada sesuatu yang mengganggumu, aku ingin tahu agar kita bisa mencari solusi bersama."
Hesti berusaha untuk tetap tenang dan sabar dalam menghadapi situasi ini. Ia berharap dengan komunikasi yang jujur dan terbuka, mereka bisa memperbaiki hubungan mereka dan mengatasi masalah yang ada
Hesti menyadari bahwa dia hamil dan mulai merasa terjebak oleh keadaan. Dody, yang ternyata seorang lelaki egois, masih memiliki perasaan yang tidak sepenuhnya pudar. Dody bahkan menghindari menyebut nama mantan istrinya, Oni, karena tidak ingin menjelek-jelekkan Oni.
Hesti merasakan perubahan pada tubuhnya dan melakukan tes kehamilan "Aku harus memeriksanya. Jika ini benar, segalanya akan berubah."
Setelah hasil tes kehamilan menunjukkan positif, Hesti merasa cemas dan bingung.
Hesti berbicara dengan Dody setelah mengetahui kehamilannya "Dody, aku ingin kamu tahu bahwa aku hamil. Kita perlu membicarakan ini."
Dody terlihat cemas dan bingung "Hesti, aku tidak tahu harus berkata apa. Ini... ini sangat mendesak."
Hesti mengamati bahwa Dody tidak pernah mau menyebut nama mantan istrinya, Oni, dan menghindari topik tersebut.
"Kenapa kamu menghindari membicarakan Oni? Apakah kamu masih merasa terikat dengannya?"tanya Hesty di satu kesempatan
Dody menghindari tatapan Hesti "Aku... aku tidak mau menjelekkan Oni. Aku hanya tidak ingin membicarakannya."
Hesti merasa kecewa dan terjebak, terutama karena Dody tampaknya masih belum sepenuhnya move on dari mantan istrinya dan tidak siap untuk menghadapi tanggung jawab baru.
"Jadi, selama ini kamu belum sepenuhnya siap untuk komitmen ini? Aku merasa terjebak dan harus menghadapi semua ini sendirian."kata Hesty dengan nada kecewa.
Dodyndengan nada menyesal "Aku minta maaf, Hesti. Aku tidak tahu bagaimana harus menghadapi semua ini. Aku merasa egois dan tidak siap."
Hesti merasa tertekan dan bingung, terutama karena dia harus memikirkan masa depannya dan masa depan bayi yang akan lahir.
Hesti: "Aku akan melakukan yang terbaik untuk bayi ini, terlepas dari semua ini. Aku butuh waktu untuk memikirkan langkah selanjutnya untukku dan anak ini."
Dengan perasaan campur aduk, Hesti mulai merencanakan masa depannya dan masa depan bayi yang dikandungnya, sambil menghadapi kenyataan bahwa dia harus menghadapi situasi ini sendirian.