Brahma Satria Mahendra merasa lelah dengan banyak wanita yang terus mendekati serta mengejarnya. Kedua orang tuanya terutama sang ibu sering kali mendesaknya untuk segera menikah. Pernah mencintai dan berpacaran cukup lama dengan sahabatnya sejak SMA bernama Ajeng Notokusumo. Namun hubungannya kandas di tengah jalan karena Ajeng memilih fokus kuliah dan mengejar cita-citanya di luar negeri. Membuat hati Brahma tumpul dengan yang namanya cinta.
Brahma menyodorkan sebuah kontrak pernikahan pada gadis asing bernama Starla yang baru ia kenal di stasiun. Takdir membawa keduanya dalam sebuah pernikahan tanpa cinta. Hanya sekedar rasa tanggung jawab semata. Tanpa sengaja Brahma telah mengambil kesucian Starla yang dikenal sebagai primadona gang Ding Dong sekaligus klub malam ternama yakni Black Meong, karena pengaruh obat dari seseorang. Tanpa Brahma tahu, hidup Starla tak lama lagi.
Bagaimana kehidupan pernikahan kontrak mereka selanjutnya yang tak mudah ?
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 - Ajeng Notokusumo
"Rav, ini aku Ajeng."
"Hmm..."
"Kamu sudah buka dan baca W A G SMA pagi ini?" tanya Ajeng to the point. Ya, Ajeng langsung menghubungi Ravi.
"Hmmm..."
"Dari tadi ham hem ham hem terus, kamu di mana sekarang? Jangan bilang jam segini kamu masih m0lor,"
"Hari ini kan hari Minggu, Ajeng. Apa kamu enggak punya kalender di rumah? Boleh dong aku bangun siang," jawab Ravi dengan suara parau khas orang bangun tidur yang nyawanya belum lengkap.
"Astaga, pantesan kamu jadi bujang karatan. Kerjaanmu mol0r terus. Sekarang di Indonesia itu sudah siang banget Raviandra Nugroho. Gimana kamu dapat jodoh kalau hobi kok bangun kesiangan terus. Nyebelin banget sih!" gerutu Ajeng.
"Kamu telepon aku cuma buat marah-marah karena aku bangun siang? Kalau iya, aku tutup teleponnya. Emak-Bapakku saja enggak ngelarang anaknya mau bangun jam berapa, kok kamu yang sewot. Kecuali kamu istriku, boleh deh ngomel sampe 24 jam juga aku jabanin."
"Males banget punya suami kayak kamu. Enggak disiplin waktu dan punya hobi bangun siang. By the way, aku telepon buat tanya kabar pernikahan Brahma. Katanya kemarin dia nikah. Apa benar kabar itu atau cuma hoax?"
"Iya, bener."
"Kok kamu enggak bilang ke aku sih, Rav. Kamu sengaja ya nutupin kabar penting itu dari aku, hah! Brahma pasti ngundang kamu sebagai sahabat dekatnya. Jahat banget sih, kamu!" teriak Ajeng di seberang sana yang menggerutu sebal pada Ravi.
Brahma, Ravi dan Ajeng, ketiganya bersahabat dekat sejak SMA. Namun hubungan persahabatan berubah menjadi cinta. Brahma dan Ajeng saling mencintai lalu memutuskan menjadi sepasang kekasih. Setelah lulus SMA, Ajeng melanjutkan studinya ke London. Dan kini karir Ajeng tengah naik daun menjadi perancang busana, terutama di kawasan Eropa.
"Buat apa aku bilang ke kamu? Brahma dan kamu kan sudah putus. Lagi pula Brahma sendiri yang larang aku buat up status apapun perihal pernikahannya atau ngabarin kamu,"
"Kenapa mendadak sekali dia menikah? Setahuku ketika kita putus dua tahun yang lalu, aku sudah mengatakan padanya kalau sebenarnya aku masih cinta sama dia. Tapi, aku memang belum ingin menikah secepat itu. Aku masih ingin meniti karir di sini. Dia bilang padaku kalau rela menungguku pulang. Kenapa sekarang dia malah ingkar janji?"
"Selama dua tahun ini apa ada komunikasi lagi dengan Brahma perihal hubungan kalian?" tanya Ravi berusaha sabar karena ia sangat tahu jika Ajeng sekarang tengah emosi perihal kabar pernikahan Brahma dan Starla.
"Ya, ada."
Ajeng pun akhirnya menceritakan secara terbuka pada Ravi, jika Brahma sempat beberapa kali menghubunginya karena terus didesak menikah oleh orang tuanya. Bahkan beberapa wanita disodorkan oleh ibunya untuk dijodohkan. Namun ditolak secara halus oleh Brahma.
Enam bulan terakhir, karir Ajeng di Eropa super padat sekali. Sampai-sampai ia harus bepergian dari satu negara ke negara yang lain untuk pameran baju rancangannya serta banyak pembeli yang tertarik untuk dibuatkan busana olehnya. Alhasil ia sudah sangat minim komunikasi dengan Brahma. Bahkan boleh dibilang beberapa bulan terakhir Brahma mencoba untuk menghubunginya, namun tidak ia angkat.
Ajeng baru menyadari sekarang dari log panggilan di ponsel pribadinya bahwa sudah dua bulan ini Brahma sama sekali tak ada mengirim pesan atau telepon lagi padanya. Di mana status hubungan mereka berdua memang sudah resmi putus sejak dua tahun lalu.
"Bukan hanya wanita yang butuh kepastian, Ajeng. Laki-laki juga perlu. Brahma dan kamu sudah putus sejak dua tahun yang lalu. Setelah itu kalian berkomunikasi sudah sangat jarang dan hanya sebatas sahabat yang pernah saling mencintai. Brahma sudah menentukan langkah hidupnya. Saat ini dia sudah berstatus suami orang dan keluarga besarnya terutama orang tua Brahma juga merestuinya bersama Starla. Aku harap kamu ikhlasin dia. Cukup jadikan Brahma, sahabat yang baik. Ya, seperti kita bertiga kala masih SMA sebelum kalian berdua memutuskan pacaran," tutur Ravi.
"Aku yakin Brahma enggak cinta sama istrinya, Rav. Pasti cewek itu cuma pelarian Brahma karena dia marah sama aku. Kamu sangat tahu kalau sewaktu kita pacaran, Brahma paling gak bisa kalau marah lama-lama sama aku. Paling cuma sebentar terus kita baikan lagi,"
"Jangan samakan dulu dengan sekarang, Ajeng. Semua orang bisa berubah seiring berjalannya waktu. Apalagi urusan hati. Tuhan bisa membolak-balikkan hati manusia. Dari cinta jadi enggak, yang awalnya gak cinta jadi bucin. Mudah banget bagi Tuhan," ujar Ravi seraya menghela napas beratnya mendengar curhatan Ajeng yang tetap bersikukuh untuk kembali bersama Brahma.
"Siapa wanita yang bernama Starla itu? Lulusan kuliah mana dia? Anak keluarga dari mana?" cecar Ajeng.
"Enggak tahu," jawab Ravi singkat.
"RAVI !!" pekik Ajeng.
"Sudahlah, Jeng. Jangan ganggu rumah tangga Brahma. Lebih baik kamu fokus karirmu dan segera cari jodoh yang lain pengganti Brahma,"
"Enggak mau! Aku masih cinta banget sama Brahma, Rav."
"Kalau masih cinta, kenapa dulu minta putus? Bukankah kamu yang minta putus, bukan Si Brahma. Terus sekarang Brahma nikah sama wanita lain, apa salah Brahma?" Ravi semakin gemas mendengar argumen Ajeng yang seakan masih sulit dinasehati olehnya.
Hening tercipta beberapa saat di antara dua sahabat ini. Ajeng tak bisa menjawab atau memberi sanggahan atas ucapan Ravi barusan yang memang pada kenyataannya dan baru ia sadari bahwa putus dr Brahma Satria Mahendra adalah kesalahan dirinya sendiri yang egois.
Ia masih sangat mencintai laki-laki yang kini berstatus sebagai suami Starla Jelita itu. Hati Ajeng seketika cemburu mendengar bahwa Brahma menikah dengan wanita lain. Dahulu sewaktu mereka berdua masih menjadi sepasang kekasih, Ajeng sudah terbiasa dengan para wanita yang berusaha mendekati Brahma yakni para fans garis keras kekasihnya itu.
Ajeng sama sekali tak cemburu atau menggubris mereka semua. Sebab, Brahma begitu mencintainya dan tipe laki-laki setia. Bahkan ketika mereka menjalani hubungan LDR an juga Brahma begitu perhatian dan setia padanya. Namun saat ini berbeda, kadar cemburunya dan rasa tak terima atas kabar pernikahan mantan kekasihnya, seketika membuat hatinya memanas dan tak bisa berpikir dengan jernih.
"Apa mereka sekarang sedang pergi bulan madu?" tanya Ajeng pada Ravi.
"Ya namanya pengantin baru, Jeng. Pastinya mereka bulan madu mau bikin adonan anak yang lucu-lucu. Orang tua Brahma sudah kepengin nimang cucu dari putra mahkota. Masa bulan madu cuma rebahan saja,"
"Bulan madu ke mana?"
Bersambung...
🍁🍁🍁