Gracella Eirene, gadis pendiam yang lebih suka bersembunyi di dunia imajinasi, Ia sering berfantasi tentang kehidupan baru, tentang cinta dan persahabatan yang tak pernah ia rasakan. Suatu hari, ia terpesona oleh novel berjudul 'Perjalanan cinta Laura si gadis polos', khususnya setelah menemukan tokoh bernama Gracella Eirene Valdore. Namun, tanpa ia sadari, sebuah kecelakaan mengubah hidupnya selamanya. Ia terbangun dalam dunia novel tersebut, di mana mimpinya untuk bertransmigrasi menjadi kenyataan.
Di dunia baru ini, Gracella Eirene Valdore bertemu dengan Genta, saudara kembarnya yang merupakan tokoh antagonis utama dalam cerita. Genta adalah musuh tokoh utama, penjahat yang ditakdirkan untuk berakhir tragis. Gracella menyadari bahwa ia telah mengambil alih tubuh Grace Valdore, gadis yang ditakdirkan untuk mengalami nasib yang mengerikan.
- Bisakah Gracella Eirene Valdore mengubah takdirnya dan menghindari nasib tragis yang menanti Grace Valdore?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afizah C_Rmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 15
...****************...
Langit malam membentang luas, dihiasi taburan bintang yang gemerlap seperti berlian yang tersebar di kain beludru hitam. Bulan purnama bersinar terang, memancarkan cahaya lembut yang menyelimuti taman di bawah balkon, membuat bayangan-bayangan menari-nari di antara dedaunan.
Grace duduk di kursi bersandar yang nyaman di balkon, tubuhnya bersandar dengan nyaman. Sebuah buku terpegang erat di tangannya, matanya tertuju pada halaman buku, tetapi pikirannya melayang ke tempat lain. Dia sedang merenung, memikirkan kejadian yang dialaminya.
Di atas meja kecil berbahan kayu di dekatnya, beberapa buku, pulpen, dan sebuah handphone tergeletak. Sebuah earphone terpasang di telinganya, mengalunkan melodi lembut yang menenangkan. Musik K-Pop yang mengalun pelan membantu Grace untuk fokus dan mengurangi rasa gelisah yang dia rasakan.
Grace terpesona oleh keindahan langit malam. Bintang-bintang berkelap-kelip dengan cahaya yang berbeda-beda. Beberapa bintang tampak terang dan besar, sementara yang lain tampak kecil dan redup. Dia merasa terbebas dari tekanan dan kekhawatiran yang dia rasakan di dalam rumah. Dia merasa seperti dia bisa bernapas lega dan menikmati keindahan malam.
Namun, ketenangan itu tidak sepenuhnya meredakan rasa penasaran dan misteri yang menggerogoti hatinya.
Sudah beberapa berlalu keadaan Genta sudah semakin membaik bahkan sekarang ia telah di izinkan pulang dan kini tengah beristirahat di kamar sebelah nya.
"Hah" Grace menghembuskan nafasnya kasar, entah lah ia tidak tau harus bagaimana mengekspresikan perasaan nya ini.
"Dunia yang indah dan nyaman, tapi kenapa? rasanya ada yang kurang yah" gumam Grace pelan melihat ke langit.
"Hah, sudah beberapa Minggu berlalu sejak gue berada di sini menggantikan posisi Grace. Ah, tidak tidak sekarang bukankah gue adalah Grace tidak peduli gue yang di dunia nyata atau Grace di dunia novel, tubuh ini sekarang hanya milikku gak peduli apapun, karena sekarang gue yang nempatin tubuh inikan" ucap Grace tersenyum Smirk
"Hadeh, dah lah tapi kalo gue pikir pikir, kayaknya gue masuk pas pertengahan cerita yah, hmm gue ingat itu pas bagian Genta kecelakaan pas balapan sama Dewa kan" pikir Grace mengerutkan keningnya
"Kok gue baru kepikiran yah, stt kayaknya gue terlalu menikmati hidup di dunia ini sehingga nggak menyadari kejadian ataupun para tokoh novel. Hah, sial sial gue malah baru ngeh lagi sama tokoh utama cerita ini. Siap banget kebiasaan gak peduli sama sekitar dan mudah ngelupain banyak hal, hah Grace Grace." Kesal Grace melempar buku yang ada di tangan nya ke meja
"Sudahlah, mending gue ingat ingat dulu apa aja yang gue temuin selama beberapa Minggu ini" ucap Grace berfikir berusaha mengingat
"Ah, bocah menggemaskan itu kan El, terus Dewa gue ingat sekarang. Geng Sanford Tiger Reign dan Dewa adalah salah satu anggota inti dan Ketua nya Shankara Arion Sanford tokoh utama dalam cerita 'perjalanan cinta Laura si gadis polos' dan El bocah kesayangan Geng itu, terus gue ingat pas itu ada perempuan polos yang manggil Shanka kan."
"Ah, terus apa yah. Oh, iya gue ingat keluarga Valdore, Laura si tokoh utama adalah anak angkat keluarga itu, sekaligus tokoh utama nya dan gue sama Genta adalah saudara kembar sekaligus anak kandung pasangan Abran Rail Valdore dan Sahila Valdore. hmm terus Dewa adalah sepupu Gue dan Grace yang sangat membela Laura dan membenciku"
"Terus, masalah kecelakaan ini gue ingat ini sudah masuk di bagian tengah cerita dan penyebab kejadian ini itu adalah Dewa. Karena gak mau Genta yang menang"
"Hah, sudahlah mending gue tidur dulu aja deh"
Grace masuk ke kamarnya, melepas earphone dan handphone-nya, lalu merebahkan diri di ranjang. Dia memejamkan matanya, berharap bisa segera tertidur.
...----------------...
Grace membuka matanya perlahan, cahaya putih menyilaukan membuatnya mengernyit. Dia mendapati dirinya berada di sebuah ruangan putih yang luas dan kosong. Tidak ada jendela, pintu, atau benda apa pun di ruangan itu selain dirinya sendiri. Hanya cahaya putih yang menyinari ruangan itu, membuatnya tampak seperti sebuah ruang hampa.
"Grace," sebuah suara itu memanggil namanya,
"Grace" kali ini lebih jelas dan lebih dekat. Grace menoleh ke segala arah, berusaha mencari sumber suara itu.
"Grace," suara itu memanggil lagi, kali ini terasa seperti berasal dari belakangnya. Aku menoleh ke belakang, tetapi dia tidak melihat siapa pun.
"Grace," suara itu memanggil lagi, kali ini terasa sangat dekat, seperti berada tepat di telinganya. aku menoleh ke belakang, tetapi dia masih tidak melihat siapa pun.
"Si siapa itu?" tanya Grace, suaranya bergetar sedikit karena rasa takut.
"Grace," suara itu memanggil lagi, kali ini terasa seperti berasal dari dalam dirinya sendiri. Grace menutup matanya erat-erat, berusaha untuk menghentikan suara itu. Namun, suara itu semakin jelas, semakin dekat, seperti bisikan yang menggelitik telinganya.
"Hai, Grace," sapa suara itu dengan nada ceria. Aku membuka matanya, betapa kagetnya ia, jantungnya berdebar kencang.
Di depannya, berdiri seorang gadis yang memiliki wajah persis seperti dirinya. Aku mulai merasa takut, tapi berusaha tetap tenang dan menormalkan ekspresi wajahnya. Tapi tidak bisa dipungkiri suara sedikit tercekat.
"Kau... kau si apa?" tanyaku dengan suara tercekat.
"Oh, hai. Perkenalkan aku Gracella Eirene Valdore," jawab gadis itu dengan senyum manis yang membuat Grace semakin bingung.
"Kau Grace, si pemilik tubuh," lanjut Gracella, suaranya terdengar lembut namun penuh keyakinan.
"Benar, aku adalah Grace si pemilik tubuh yang kini kau tempati," jawab Gracella, matanya berbinar-binar. Grace terdiam, tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Rasanya sulit untuk dipercaya.
"Hmm, kalau diingat biasanya di dalam cerita novel gitu ada beberapa yang bertemu si pemilik tubuh mereka. Apa mungkin aku ngalamin hal yang sama dan apa ini dunia bawah sadar ku ya dan juga apa hm hm?" Grace bergumam dalam hati, mencoba memahami situasi yang aneh ini.
"Jadi, apa yang kau inginkan dan dimana kita?" tanya Grace, mencoba untuk tetap tenang meskipun hatinya dipenuhi rasa penasaran dan ketakutan.
"Oh, astaga kau terlalu santai Grace," sahut Gracella, terkekeh pelan.
"Hmm, terserah. Katakan saja yang sebenarnya," jawab Grace, suaranya terdengar dingin.
"Cih, kau tidak asik. Tidak bisa apa basa-basi, bercanda gitu?" sindir Gracella, nada bicaranya sedikit meninggi.
"Tidak, langsung saja," Grace menimpali dengan tegas.
"Oke, oke. Tapi, sebelum itu aku ingin bertanya. Apa kau ingin tetap di dunia ini atau kembali ke dunia mu?" tanya Gracella serius, matanya menatap tajam ke arah Grace.