Sizy Caserina, tidak pernah menduga bila dirinya bisa dijebak oleh seorang pria kecil sehingga bisa tidur dengan seorang pria konglomerat yang bernama Clive Mandelson.
Begitulah cara Berry, pria kecil yang jenius yang berusia 5 tahun, memilih seorang wanita cantik untuk menjadi ibunya.
Ikuti kisahnya di Cinta Seindah Khayalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Tidak Ingin Satu Almamater
"Sizy, tolong... Beri kesempatan aku untuk memberi penjelasan, jangan menghindariku terus," Edwin membentangkan tangannya di ambang pintu.
"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, dan hubungan kita sudah berakhir setelah aku melihatmu bersama Stefhany dikamar apartemenmu petang itu. Tolong, beri aku jalan," Sizy berusaha menahan gejolak dalam dadanya, melihat mantan kekasihnya itu, membuatnya selalu teringat bagaimana pengkhianatan pria itu.
"Aku tahu aku salah, untuk itu aku minta maaf. Tapi izinkanlah aku membalas budimu. Ini tidak seberapa, tapi aku sudah menabung untukmu. Niscaya, ini cukup untuk biaya hidup selama kamu tinggal di Amerika," Edwin menyodorkan benda pipih berwarna gold miliknya.
"Terima kasih, aku tidak membutuhkannya. Dan aku juga sudah tidak ingin kuliah di Universitas Harvard, aku tidak ingin satu almamater denganmu. Jangan pernah temui aku lagi, dan bila kita bertemu, anggap kita tidak pernah saling kenal," usai mengucapkan itu, Sizy menerobos tubuh Edwin yang masih berdiri diambang pintu ruang kerja lab-nya.
Edwin yang terdorong kebelakang, tidak berusaha mengejar, ia dapat melihat kebencian dimata Sizy untuknya.
"Aku hanya mencintaimu Sizy, percayalah," gema Edwin dari kejauhan.
Sizy masih dapat mendengarnya dengan jelas, tapi ia sudah tidak perduli lagi dengan pria itu. Harapan dan impian hidup bersama yang pernah berusaha ia bangun dengan pria itu, telah ia kubur dalam-dalam.
🎵Wǒ zēng jīng děng guò nǐ (aku dulu pernah menunggumu)🎵Yīn wéi wǒ yě xiāng xìn(karena aku juga percaya🎵Nǐ shuō de wàn shuǐ qiān shān xì shuǐ cháng liú (kamu mengatakan air ribuan sungai dan gunung mengalir panjang)🎵
🎵Rú jīn bù néng zài ài nǐ (kini ku tak bisa mencintaimu lagi)🎵Ràng nuǎn yáng hù nǐ zhōu quán (biar kehangatan sinar matahari melindungimu)🎵Ruò zài cì de xiè hòu yú rén (jika bertemu lagi dilautan manusia)🎵Hǎi yě hái ài nǐ (Aku masih tetap akan mencintaimu)🎵
"Semuanya hanya manis dalam kata... Ternyata cinta itu tidak seindah khayalanku..." gumam Sizy pelan, bersamaan dengan berakhirnya alunan lagu mandarin yang ia dengar dari audio mobilnya.
Sizy menepikan mobilnya, tepat berseberangan dengan perkantoran megah, tinggi menjulang, dan ternama dikotanya, Kalimas Group.
Beberapa tahun silam, ia sempat melamar pekerjaan disana bersama beberapa temannya begitu lulus S1, dan sayangnya tidak ada satupun dari antara mereka yang diterima karena ketatnya persyaratan, dan tidak mudah memang menjadi pegawai disana.
Sisy tersenyum lucu mengingatnya, melupakan perasaannya yang sempat kacau beberapa menit yang lalu. Wanita itu mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, dan menekan satu kontak untuk dihubungi.
📞"Bolehkah aku berkunjung kekantormu siang ini?" ucap Sizy pelan, saat sambungan teleponnya tersambung dengan seseorang diseberang sana.
📞"Tentu. Sebenarnya kamu tidak perlu meminta izin kalau mau kemari? Katakan, kamu ada dimana, aku akan meminta seseorang menjemputmu," terdengar suara Clive.
📞"Tidak perlu. Aku sudah ada diseberang kantormu. Aku hanya khawatir security tidak mengizinkanku masuk," ucap Sizy pelan, mengingat ia dan teman-temannya ditahan didepan gerbang masuk karena lupa membawa kartu pengenal peserta interview ketika itu.
📞"Nomor platmu sudah terdata, jadi tidak perlu khawatir."
📞"Baiklah, aku akan segera menyeberang kesana," Sizy menutup teleponnya, lalu menjalankan mobilnya, menuju putaran yang ada seratus meter didepannya.
Seperti yang dikatakan Clive, mobilnya masuk melewati gerbang tanpa hambatan, bahkan beberapa security menuntun mobilnya pada parkiran khusus.
"Selamat datang Nyonya," sapa salah satu security mewakili teman-temannya. Sizy yang keluar dari mobilnya mengangguk ringan, mengulas senyuman tipis pada para security yang sedang merunduk hormat padanya.
Sejujurnya, ia merasa kurang nyaman diperlakukan seformal itu, tapi apa boleh buat, ini adalah resiko menjadi bagian dari pemilik perusahaan itu.
"Nyonya, saya antar keruangan Tuan," salah satu resepsionis di lobi menawarkan diri dengan sikap hormatnya.
"Terima kasih. Katakan saja ruangan tuan Clive ada dimana, saya akan datang sendiri kesana," tolak Sizy. Walau sudah lama, ia masih ingat denah kantor itu.
"Lantai 30 Nyonya."
"Terima kasih," Sizy berlalu setelah membalas dengan senyum ramahnya.
Dengan langkah ringannya yang enerjik, Sizy masuk kedalam lift. Ia berpura-pura tidak melihat, saat tahu para pegawai dikantor itu begitu hebohnya melihat kedatangannya dengan bisikan-bisikan yang tidak jelas.
"Aku harus tetap melanjutkan S3-ku. Aku tidak tahu bagaimana nasib pernikahanku ini. Bila tuan Clive membuangku, aku masih bisa berdiri dikakiku sendiri," gumam Sizy, sambil terus memperhatikan lampu indikator.
Pengalaman percintaannya dengan Edwin, membuatnya tidak mudah percaya pada seorang pria, termasuk pada Clive yang memiliki status sosial berbeda dengannya.
Ting!
Sizy melangkah keluar. Ia cukup kaget saat melihat cara berpenampilan seorang wanita cantik nan seksi yang menyambutnya, tentu itu adalah sekretaris Clive, duganya.
"Nyonya, anda sudah tiba. Mari saya antar," sapa wanita itu ramah, lalu berjalan beriringan dengan Sizy.
"Saya tidak menyangka saja, kalau Nyonya majikan kami berpenampilan sesederhana ini," ungkap spontan wanita itu, memindai penampian Sizy dari ujung kaki hingga ujung kepalanya, tidak ketinggalan senyum miringnya ikut terkembang, sebelum mendorong handle pintu yang sudah ia pegang didepannya.
Sizy tidak kaget mendengarnya, apalagi sakit hati. Ia sudah menyiapkan mentalnya sedini mungkin saat menerima pernikahan yang dipaksakan Clive kala itu, hal seperti ini lambat laun pasti akan terjadi padanya.
"Dan Berani sekali pegawai sepertimu berpakaian seperti ini. Apa kamu ingin menggoda tuan Clive dengan susumu yang hampir tumpah itu," balas Sizy tajam.
"Sebelum kamu dilecehkan, ganti pakaianmu itu. Tidak baik mengundang bahaya datang dalam hidupmu," selesai mengatakan itu, Sizy mendorong handle pintu, setelah menarik paksa tangan wanita itu dari sana.
"Wanita bedebah! Dia fikir siapa dia?!" kesal wanita berpenampilan seksi itu sambil meniup jemarinya yang terasa sakit.
Bersambung...✍️