Namanya adalah Zhang Yu. Dia anak seorang tetua klan di Kota Qian Gu yang memiliki cukup pengaruh. Akan tetapi karena dirinya terlahir berbeda, semua orang menganggapnya sebagai sampah.
Namun, tanpa diketahui banyak orang ternyata Zhang Yu memiliki tubuh spesial. Beruntung dia bertemu dengan seorang guru yang tahu bagaimana cara membangkitkan kekuatannya. Mengubah dirinya dari seorang sampah menjadi genius berbakat mengerikan.
Ini adalah perjalanan Zhang Yu dalam membuktikan diri sebagai petarung terhebat. Mengemban nama kaisar petarung, mengguncang dunia dan membangun pondasi mencapai puncak keabadian.
Simak kisah lengkapnya dan jadilah saksi sebuah legenda tercipta. Kaisar Petarung!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 33 : Kebingungan Orang-Orang Klan
Dua penjaga sibuk berbicara dan melalaikan tugasnya. Mereka bahkan tidak menyadari ada tiga kereta kuda yang mendekat.
Zhang Yu turun sesuai perintah patriark untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun saat jarak semakin dekat, topik dua penjaga ini terlalu menarik untuk disimak.
"Malam ini adalah malam yang buruk. Bukan hanya kehilangan patriark, tapi Klan Zhang juga kehilangan empat tetua. Sekarang hanya tersisa tetua pertama dan tetua ketiga. Kondisi Klan Zhang saat ini sangat mengkhawatirkan."
"Benar! Seharusnya patriark mendengar peringatan tetua pertama untuk tidak datang ke ulang tahun patriark Klan Jiang. Sejak awal hubungan antara tiga klan utama tidak begitu baik. Tapi patriark malah mengikuti saran Zhang Yu dan Tetua Kedua untuk datang."
Kening Zhang Yu secara pasti mengerut. Dia tidak mengerti apa yang dibicarakan dua penjaga ini.
Kehilangan patriark dan empat tetua? Dan masih menyalahkan dirinya dan ayahnya?
Sebenarnya berita apa yang mereka bicarakan!
Zhang Yu sudah cukup berdiam mendengar mereka berbicara seperti itu. Dia melangkahkan kakinya dengan mantap ke hadapan dua penjaga.
"Apa kalian sedang mengarang cerita?"
Dua penjaga tidak menoleh atau mencoba mencari tahu siapa yang bertanya. Mereka menjawabnya dengan suara yang arogan. "Tidak ada untungnya kami mengarang cerita. Tetua pertama baru saja mengumpulkan kematian patriark dan seluruh rombongan yang ikut ke kediaman Klan Jiang. Ini berita asli!"
"Jika berita itu benar, lalu siapa yang berdiri di hadapan kalian?"
Zhang Yu bahkan baru saja akan bicara. Zhang Lei dan belasan orang lain sudah berdiri tepat di belakangnya.
Suara yang akrab, mata kedua penjaga terbelalak. Dengan perasaan yang cemas mereka menengadahkan wajah dan memberanikan diri menatap ke depan.
Ketika penampakan sosok Zhang Lei dan seluruh rombongan yang pergi ke kediaman Klan Jiang berdiri di hadapan mereka, tubuh menegang dan kaki secara pasti mulai gemetar.
"A-apakah hantu itu nyata?"
Mereka takut sampai kaki lemas. Tangan terangkat, menunjuk dengan gemetaran.
Zhang Yu mengukir senyum di bibir tipisnya, mengangkat jarinya menyentuh telunjuk dua penjaga.
Seketika dua penjaga itu jatuh pingsan karena ketakutan.
Zhang Yu tidak bisa menahan diri untuk menggelengkan kepala.
Ckck...
Payah sekali!
"Patriark, sepertinya kita harus pergi ke aula," kata Zhang Long yang segera diangguki oleh belasan orang lainnya.
Zhang Lei mengangguk. "Baik. Ayo kita ke sana!"
...
Di aula.
Seluruh anggota Klan Zhang berkumpul untuk berdoa atas kematian patriark dan empat tetua. Sambil menempatkan tugu batu bertuliskan nama-nama mereka, semua tampak begitu hikmat dan penuh penghayatan.
Acara berdoa selesai. Zhang Xu berbicara di hadapan semua anggota klan sambil menitikkan air mata.
"Ini adalah kabar buruk bagi Klan Zhang. Bagi kita, bagiku dan bagi kalian semua. Patriark sudah sangat berjasa dan posisinya tidak akan tergantikan. Tapi Klan Zhang harus tetap berdiri. Oleh karena itu, aku mencalonkan diri untuk menggantikan posisi patriark. Apa ada yang keberatan?"
Sebagian orang di sana diam tanpa memberi jawaban. Mereka masih bingung, seolah tak bisa berpikir dengan benar.
Seorang penatua berkata, "Tetua Pertama, tidakkah ini terlalu terburu-buru?"
Zhang Xu menyilangkan tangan, matanya menatap tajam pada pria tua yang biasanya menjaga perpustakaan klan, Penatua Zhang Mu.
"Penatua Zhang Mu, kenapa kau berpikir begitu? Tidakkah yang lebih berbahaya adalah membiarkan kursi patriark kosong? Aku tahu kesedihanmu, aku juga sedih. Tapi kita tidak bisa berlarut-larut dan bangkit demi klan."
Kalimat yang sangat bijak. Meski semua orang sedih atas berita kematian patriark, tapi apa yang dikatakan Zhang Xu tidak salah.
Zhang Bai melihat situasi mulai terkendali dan atas perintah Zhang Xu, dia mengangkat tangannya lalu berseru di tengah-tengah aula. "Hidup patriark baru!"
Awalnya tidak ada yang merespon. Tapi setelah dua-tiga kali percobaan. Satu persatu ikut bergabung menyuarakannya.
"Hidup patriark baru!"
Suara-suara yang menggema dari dalam aula membuat Zhang Xu tersenyum begitu puas. Zhang Feng dan Zhang Shu berdiri di antara kerumunan itu dan mereka saling memberi selamat.
"Kakak Feng, sekarang ayahmu adalah patriark Klan Zhang. Selamat selamat!"
Zhang Feng tersenyum. "Selamat untukmu juga. Ayahmu sekarang jadi tetua pertama."
Keluarga tetua pertama dan keluarga tetua ketiga begitu bahagia. Tapi semua itu tidak bertahan lama. Saat semua orang masih berseru 'hidup patriark baru', tiba-tiba pintu aula terbuka dengan keras.
Blam!
Tentu saja ini mengejutkan ratusan orang di dalam aula termasuk Zhang Xu yang berdiri di depan lima tugu batu.
"Tetua Pertama, bisa kau jelaskan apa yang terjadi di sini?"
Suara Zhang Lei menggema. Wibawa dari seorang pemimpin tentu saja berbeda dari orang yang mengaku-ngaku sebagai pemimpin.
Ratusan anggota Klan Zhang dengan kompak mengerutkan kening melihat siapa yang datang. Mata mereka berkedut dan memperlihatkan ketidakpercayaan.
"Patriark ... Tetua Kedua, Tetua Keempat ...."
Mereka bersama-sama menghapus air mata. Kemudian mendekat kepada Zhang Lei dan rombongan di belakangnya.
"Patriark, kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja. Semua baik-baik saja." Zhang Lei sekilas mengalihkan perhatiannya pada ratusan anggota Klan Zhang. Tapi tak lama dia kembali menatap Zhang Xu.
"Tetua Pertama, kau harus memberi kami penjelasan."
Tubuh Zhang Xu menegang mendengar suara berat Zhang Lei. Meski sama-sama berada di tingkat senior, tapi ada kesenjangan besar di antara bintang tujuh dan bintang satu. Tidak bisa menahannya!
"Tetua Pertama?"
Ini ketiga kalinya Zhang Lei meminta Zhang Xu bicara. Dengan keraguan di matanya, dia melangkah menghampiri Zhang Lei dan belasan orang di belakangnya.
"Patriark, aku hanya mendengar berita ini secara tidak sengaja. Aku sangat panik hingga tanpa berpikir panjang mengumpulkan semua orang di aula. Ini jelas kesalahanku karena tidak memastikan kabar tersebut."
Zhang Lei hanya diam setelah mendengar penjelasan Zhang Xu.
Tiba-tiba terdengar sebuah dentuman yang berasal dari tempat lima tugu batu. Semua orang seketika membalikkan badan, dan tampak di sana Zhang Yu yang berdiri dengan tangan terkepal.
"Karena tidak ada yang meninggal. Bukankah tugu kematian belum dibutuhkan?"
Zhang Yu tersenyum tidak berdosa dan berjalan kembali ke tempatnya semula.
Zhang Lei melirik Zhang Yu saat bersimpangan dengannya, pria tua itu mengalihkan pandangannya pada Zhang Xu dan mendengus pelan.
"Bubar. Semua kembali ke rumah masing-masing!"
Setelah berkata Zhang Lei langsung meninggalkan aula dan kembali ke tempat tinggalnya.
Berangsur aula yang ramai menjadi sepi karena semua orang mengikuti Zhang Lei.
Zhang Xu masih bergeming di tempat bersama Zhang Bai.
Zhang Bai bertanya, "Tetua Pertama? Bukankah kau mengatakan patriark tidak akan kembali? Tapi bukan hanya kembali, mereka bahkan tampak tidak terluka sama sekali."
Zhang Xu menggertakkan gigi. "Mana ku tahu!"