Halo semua nya. Ini novel author yang ke 3. Di novel ini pemeran utama nya agak berbeda dengan dua pemeran utama di novel author yang lain.
Selamat membaca, dan semoga kalian suka.
Setelah di selingkuhi, dan di tinggal nikah oleh sang kekasih, Mawar di jodohkan dengan anak dari majikan Bapaknya. Bukan nya Mawar tidak mau, hanya saja laki-laki itu bertingkah layak nya wanita. Bapaknya yang seorang supir keluarga itu, terpaksa menerima perjodohan Mawar dan Angga. Banyak yang di harapkan dari pernikahan mereka berdua. Entah bagaimana nasib Mawar selanjutnya.. Selamat membaca. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
"Tidak, aku tidak mau menikah dengan nya."
"Mawar, kali ini kamu nggak bisa nolak. Mau sampai kapan kamu akan begini terus? Rani bahkan sudah menikah lebih dulu dari mu. Ikhlas kan hati mu, Nak."
"Ya jelas dong. Dia menikah dengan siapa? Hasil mencuri aja bangga."
"Mawar, kamu harus ikhlas. Jika Rani menikah dengan Reno, berarti mereka berjodoh."
"Pak, masalah nya mereka itu udah nusuk aku dari belakang. Coba kalau aku nggak mergokin mereka, bisa jadi sampai Reno menikah denganku, mereka masih berhubungan."
"Mawar! Serendah itu pikiran mu kepada adik mu Maharani? Ucap Ibu tiri nya Mawar.
Maharani adalah sang pelakor itu. Mereka ketahuan selingkuh sehari sebelum Mawar dan Reno menikah. Adik yang paling ia sayangi, yang selalu ia bela dan ia jaga. Malah menusuk nya dari belakang.
Pak Budi menikah dengan Ibu nya Rani saat Mawar berumur tiga tahun. Saat itu, Mawar yang masih kecil sangat membutuhkan kasih sayang seorang Ibu.
Ibu Kantil yang merupakan teman Pak Budi semasa sekolah dulu menerima pinangan nya dan menikah.
Awal pernikahan Bu Kantil sangat menyayangi Mawar. Hingga Maharani lahir, semua berubah. Kasih sayang itu hanya saat Pak Budi ada di rumah.
Pak Budi yang memang keturunan supir secara turun temurun, sudah mengabdikan diri nya di keluarga Hartawan sejak masih muda. Keluarga Pak Budi memang dari dulu sudah mengabdi menjadi supir di keluarga itu.
Entah sudah berapa generasi berlanjut, akan tetapi semua berubah saat Mawar lahir. Tidak ada supir wanita dalam sejarah keluarga Pak Budi. Namun, semua itu bisa berubah jika mereka menikah kan anak mereka nanti.
Perjanjian pernikahan itu di buat saat Mawar di lahirkan. Siapapun keturunan keluarga Hartawan yang berjenis kelamin laki-laki, harus menikah dengan Mawar.
"Tidak perlu di rendahkan, Rani memang sudah merendahkan diri nya dengan hamil sebelum menikah. Dan apa? Dia hamil anak calon suami kakak nya. Sungguh lucu dan konyol."
"Pokoknya Bapak nggak mau tahu. Besok, Tuan akan pulang dan ia ingin bertemu dengan mu. Bersikap lah yang baik, Mawar. Jangan sampai Bapak kehilangan pekerjaan gara-gara kamu."
Mawar sangat emosi. Nafas nya kian memburu. Sudah di tu-suk dari belakang. Di tinggal menikah. Di khianati dan sekarang ia harus menikah dengan ban-ci. Mengapa dunia seperti nya tidak ber pihak pada diri nya.
Menangis? Oh tidak semudah itu. Dari kecil Mawar sudah kebal. Tidak ada lagi air mata itu. Perbedaan yang ia terima dari kecil membuat nya lupa bagaimana cara menangis.
Dari kecil, bibit perebut memang sudah di miliki oleh Rani. Apapun yang menjadi milik Mawar, akan ia ambil dan jadi milik nya.
"Mengalah kau Mawar. Sama adik mu saja perhitungan." itu lah kata-kata yang selalu ia dengar dari Ibu Tiri nya.
"Tapi, kenapa Mawar yang harus selalu mengalah. Apalagi ini milik Mawar. Bukan milik Rani."
"Oh, sudah berani melawan kamu, ya."
Ibu Kantil yang marah kalau di bantah pasti akan memu-kul Mawar dengan sapu. Barang rebutan itu pasti akan hancur berkeping-keping jika Mawar tidak mau memberikan nya kepada Rani.
Pak Budi yang selalu sibuk tidak pernah tahu dengan keadaan anak nya di rumah. Bu Kantil selalu bermanis muka saat di depan nya. Dan Mawar, ia tidak ingin Bapak nya bersedih jika ia mengadu.
Puncak nya, Mawar di masukkan ke dalam asrama saat ia beranjak Remaja. Bukan nya sedih, Mawar malah sangat senang. Ia bisa jauh dari Rani dan Ibu Tiri nya Nyonya Kantil.
Di asrama ia memiliki banyak teman. Bahkan teman yang tidak memiliki hubungan darah bisa lebih baik dari saudara sedarah itu sendiri.
"Kamu nggak pulang Mawar? Ini kan udah libur."
"Nggak, enakan di sini. Bisa bantuin Abah dan Umma."
"Memang nya kamu nggak betah dirumah?"
Mawar pun bercerita tentang bagaimana keluarga nya di sana. Teman Mawar yang bernama Fitri tidak menyangka sama sekali. Yang ia lihat, Mawar adalah teman yang baik dan pintar.
*****
Saat itu, Mawar kuliah di jurusan ilmu komunikasi. Di sana lah ia bertemu dengan Reno. Karena sudah terbiasa jauh dari orang tua, kali ini Mawar memilih untuk merantau demi mencari ilmu.
Jangan harap ia akan mendapatkan uang jajan. Seluruh uang yang di berikan untuk Mawar, telah duluan di habiskan oleh Rani.
Mawar selama kuliah, ia mencari biaya nya sendiri. Terkadang mencuci piring di sebuah restauran atau berjualan apapun yang bisa menghasilkan uang.
Saat itu, Reno yang kecopetan merasa berhutang budi pada Mawar. Di sana lah benih-benih cinta itu hadir. Hingga Reno memutuskan untuk melamar Mawar.
Rani yang tergoda dengan ketampanan Reno, merasa ia harus merebut laki-laki itu. Apalagi yang ia tahu, Reno adalah manager di sebuah perusahaan iklan. Kapan lagi Rani bisa mendapatkan rejeki yang tidak di sangka-sangka itu.
"Bang Reno, kenal kan. Aku Maharani, adiknya kak Mawar. Bang Reno ganteng banget sih." Ucap nya dengan tidak tahu malu.
Saat itu Mawar sedang di tugaskan Ibu Kantil ke pasar. Jadi lah saat Reno ingin menjemput Mawar, wanita itu tidak ada di sana.
"Oh iya, makasih Rani."
"Kok tahu nama panggilan ku, Rani?"
"Ya feeling aja sih."
"Kalau punya feeling, berarti kita jodoh dong, bang."
Reno semakin tersudut. Apalagi saat itu Rani mengenakan pakaian yang lumayan terbuka. Belahan gunung kembar hampir saja membuat Reno kesulitan bernafas.
Namanya laki-laki, jika di suguhkan pemandangan seperti itu pasti tidak akan menolak. Walaupun ia juga terbayang wajah Mawar.
Rani memang lebih cantik dan bohai. Ia sering melakukan perawatan di salon ternama. Walaupun Pak Budi supir, tapi ia adalah supir legendaris. Gaji nya tidak sama dengan supir lain.
Uang bonus nya kebanyakan di habiskan oleh Rani ke salon dan merawat aset masa depan. Seluruh tubuh nya sudah banyak yang tidak asli lagi.
"Bang, kok bisa suka sih sama Kak Mawar. Kan masih cantikan aku, lagi."
Rani semakin mendekatkan diri nya pada Reno. Jantung Reno semakin tak karuan. Si kembar yang ada di hadapan nya terus minta di panggil dan di lihat.
Rani bahkan berpura-pura mengambil sesuatu yang ada di bawah kaki nya, agar si kembar tampak lebih menantang ketika di lihat oleh Reno.
"Kira-kira jam berapa Mawar pulang ya."
Reno berusaha menetralkan hati nya yang sudah memanas dan tidak bisa di kendalikan.
"Paling sebentar lagi. Biasa lah kalau di pasar itu kan pasti ada tawar menawar nya dulu."
Tiba-tiba Rani berpura-pura jatuh di pangkuan Reno. Tidak sengaja si kembar mengenai wajah Reno.
Reno terdiam. Selama berpacaran dengan Mawar, mana pernah ia mendapatkan hal seperti ini. Apalagi Mawar melarang keras Reno berbuat mesum.
Cup..
Tiba-tiba bibir Reno di kecup Rani. Rani yang sangat nakal itu juga mengambil tangan Reno dan meletakkan nya di atas si kembar.
Reno tak bisa berkutik. Ia telah kalah. Cinta nya pada Mawar dalam sekejap hilang akibat nafsu.
Setan tertawa melihat mereka. Bahkan Bu Kantil pun sangat senang karena rencana mereka telah berhasil.