"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~21
Justin dan Austin nampak menyerah saat melihat gerbang tak kunjung di buka dan akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut.
"Di luar sana pasti banyak pria yang lebih baik untuk menjadi Daddy kita." Terang Justin yang mencoba menghibur saudara kembarnya.
Sementara Austin nampak bersedih karena dari awal ia sudah menyukai sosok Kaizar, tapi nyatanya pria itu begitu tega mengusir mereka ke jalanan.
"Benar, kita mencari Daddy lain saja." Tukasnya putus asa, karena usahanya terasa sia-sia padahal mereka rela diam-diam keluar dari rumahnya demi pria itu.
Namun baru beberapa langkah mereka meninggalkan tempat tersebut, tiba-tiba pintu gerbang di buka dan keluarlah sebuah mobil sport keluaran terbaru yang begitu menyilaukan mata.
Mobil tersebut langsung berhenti tepat di dekat kedua bocah tersebut. "Ayo naiklah, aku antar !!" Perintah Kaizar setelah membuka jendela mobilnya.
Austin yang melihat itu langsung tersenyum senang, namun saat hendak mendekat Justin justru menghalanginya.
"Jangan terlalu percaya padanya, bagaimana jika dia membuang kita di tengah jalan? Mengusir kita saja bisa, melakukan itu juga pasti bisa." Bisik Justin yang tingkat kewaspadaannya sangat tinggi.
"Kau benar, Jus." Akhirnya Austin mengurungkan niatnya untuk mendatangi mobil pria itu.
"Apa kalian tak mendengarku? Di mana rumah kalian ayo naiklah aku antar !!" Teriak Kaizar lagi saat keduanya tak kunjung masuk ke dalam mobilnya.
"Tidak perlu paman, kami akan naik taksi saja." Tolak Justin yang memiliki gengsi setinggi langit, mereka sudah di usir jadi pantang baginya untuk kembali percaya kecuali pria itu menunjukkan usaha kerasnya.
Akhirnya bocah itu mengajak saudara kembarnya kembali menyusuri jalanan untuk mencari taksi yang kebetulan lewat dan benar saja tak berapa lama nampak sebuah taksi berhasil mereka hentikan.
"Astaga, anak-anak ini apa mereka tidak takut di culik ?" Kaizar yang masih berada di balik kemudinya langsung keluar dan menghentikan mereka masuk ke dalam taksi tersebut.
Meskipun mereka berdua selalu membuatnya kesal, tapi jiwa kemanusiaannya masih berfungsi dengan baik. Lagipula bagaimana jika mereka di culik? Tampang mereka yang tampan khas anak bule pasti akan laku keras di jual.
"Tunggu, mereka sama saya !!" Ucapnya saat sopir taksi hendak menyuruh mereka untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Tidak bisa pak, mereka sudah sama saya." Sopir taksi tersebut langsung menatap tegas Kaizar, kumisnya yang lumayan tebal membuat pria itu terlihat garang.
"Mereka putraku, apa kamu mau saya laporkan ke kantor polisi ?" Ancam Kaizar.
"Ayo naik mobil Daddy !!" Ajaknya kemudian.
Justin dan Austin nampak saling berpandangan, lalu seutas senyum langsung terbit di bibir mungil mereka. "Daddy." Ucapnya seraya menggenggam masing-masing tangan pria itu.
"Ayo cepat masuk ke dalam mobil !!" Kaizar langsung mengajak mereka masuk ke dalam mobilnya dan segera meninggalkan tempat tersebut.
"Terima kasih, Daddy." Ucap Austin yang sedang duduk di kursi belakang dengan saudara kembarnya.
"Aku hanya ingin menolong kalian tapi bukan berarti kalian bisa memanggilku Daddy." Sela Kaizar, bagaimana pun juga ia harus memberikan mereka pengertian jika ia bukan ayahnya.
"Ngomong-ngomong di mana rumah kalian ?" Tanyanya karena ia tidak mungkin membawa mereka berputar-putar tak jelas, apalagi ia sudah telat meeting dan untung saja ada sekretarisnya yang mewakilkannya.
Austin langsung menjelaskan di mana apartemennya berada dan tentu saja Kaizar tahu karena tak begitu jauh dari kantornya.
"Ngomong-ngomong di mana orang tua kalian kenapa membiarkan kalian keluyuran di jalanan ?" Kaizar nampak penasaran karena telah beberapa kali melihat mereka ada di tempat umum.
"Mommy sedang bekerja." Terang Justin.
"Lalu ayahmu ?" Kaizar nampak menatap keduanya dari spion depannya, kemana ayah mereka sampai membiarkan istrinya bekerja sendiri dan menelantarkan kedua anaknya.
"Kami tidak mempunyai Daddy." Jelas Austin dan tentu saja itu membuat seorang Kaizar langsung terkejut.
"Kemana Daddy kalian ?" Tanyanya penasaran, pria brengsek mana yang tega meninggalkan anak-anak tampan seperti mereka.
"Kami tidak tahu, mungkin mommy kami adalah wanita suci yang tiba-tiba di berkahi Tuhan dua anak tampan di dalam perutnya." Terang Justin.
Kaizar nampak kasihan melihat mereka. "Baiklah, kalian anak-anak hebat tapi aku tegaskan jangan pernah memanggilku Daddy lagi karena aku belum menikah." Tegasnya kemudian, ia tidak ingin akan ada gosip miring yang akan mempengaruhi nilai saham perusahaannya.
"Kalau begitu menikahlah dengan mommy kami !!" Mohon Austin menimpali.
"Tidak, lupakan ide gila kalian itu dan sekarang cepat masuk ke dalam unit kalian !!" Perintah Kaizar setelah menghentikan mobilnya di depan lobby apartemen.
Justin dan Austin nampak saling berpandangan lantas mereka segera keluar dari sana. "Terima kasih Daddy." Ucap mereka bersamaan dan tentu saja itu membuat Kaizar langsung melotot, bukankah ia sudah melarang mereka untuk memanggilnya ayah.
"Bye-bye Daddy." Ucap mereka lagi lalu segera berlari masuk ke dalam gedung apartemen tersebut.
"Astaga, anak-anak ini." Gerutu Kaizar kesal kemudian kembali melajukan mobilnya, sebelum semua orang menyangka jika ia adalah ayah mereka beneran.
Sepanjang jalan Kaizar masih tak habis pikir, bagaimana bisa ada lelaki tak bertanggung jawab dengan meninggalkan kedua anak-anaknya.
"Pak, tuan Darma membatalkan kerja sama kita karena bapak tidak kunjung hadir."
Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya dan pria itu segera membacanya. "Sial." Umpatnya, ia yang harusnya datang meeting tepat waktu namun terhalang oleh kelakuan bocah kembar itu.
"Kenapa kamu tak mencoba meyakinkan tuan Darma lagi ?" Pria itu langsung menegur sang asisten dengan menghubunginya langsung.
"Maaf pak, tapi yang di inginkan tuan Darma kehadiran anda bukan saya." Tegas Elle dari seberang telepon.
"Tapi paling tidak kamu bisa membujuknya." Kaizar nampak kesal lantas mengakhiri panggilannya.
Tak berapa lama mobil pria itu berhenti di depan sebuah restoran dan bersamaan itu Elle terlihat baru keluar dari sana lalu menuju mobilnya.
"Apa tuan Darma masih ada ?" Tanyanya setelah menghampiri wanita itu yang hendak masuk ke dalam mobilnya.
"Sudah pergi 15 menit yang lalu pak." Sahut Elle.
"Kenapa tidak kamu tahan untuk menungguku sebentar ?" Protes Kaizar.
"Beliau ada penerbangan ke Singapore." Terang Elle.
Kaizar yang baru menyadari penampilan asistennya yang sedikit seksi itu nampak memicing. "Tumben pakaianmu seperti itu ?" Tanyanya menyelidik.
"Maaf pak tadi pelayan tak sengaja menumpahkan kopi di pakaian saya jadi terpaksa saya membeli pakaian di sekitar sini tapi adanya hanya ini." Terang Elle, ia yang biasanya mengenakan blouse sebagai dalam an kini hanya sebuah tanktop dan juga blazer serta rok yang ia kenakan juga sedikit pendek di atas lutut.
Kaizar nampak menelan ludahnya. "Masuk ke dalam mobilku !!" Perintahnya kemudian.
"Tapi saya membawa mobil sendiri pak." Tolak Elle namun tatapan mengintimidasi pria itu membuatnya mau tak mau segera masuk ke dalam mobilnya.