Delisha adalah seorang Gadis yang ingin membahagiakan ibu dan adiknya, namun perjuangan Delisha tak mudah karna kakak iparnya selalu mencari cara untuk memanfaatkan sang ibu untuk kesenangannya sendiri, sedangkan kakak laki lakinya sangat bucin pada sang istri,bagaimana kah cara Delisha menghadapi kakak iparnya yang sangat serakah dan egois itu...kita baca bersama sama yukk marii...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dehas Ryuka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BaB 3
Pagi ini seperti biasa setelah menunaikan sholat shubuh Delisha membantu sang ibu menyiapkan sarapan, dan pipit membersihkan rumah, kedua kakak beradik itu selalu berusaha bahu membahu meringankan pekerjaan sang ibu.tepat pukul setengah 6 semuanya sudah beres, sarapanpun sudah tersaji di meja, delisha dan pipit pun secara bergantian gegas mandi.seraya menunggu pipit mandi delisha selalu memanfaat kan waktu untuk melanjutkan menulis cerita yang baru di tekuninya sekitar 3 minggu ini, agar tak ketinggalan bab, delisha memanfaatkan waktu nya untuk menyicil menulis bab selanjutnya.tepat pukul 6 kedua kakak beradik itu sudah rapi dan segera sarapan, setelah itu merekapun berangkat dengan berboncengan menaiki sepeda pancalnya.untung nya sekolah mereka berdekatan sehingga delisha tak perlu jauh jauh untuk sampai ke sekolahnya setalah mengantar adiknya terlebih dahulu.sesampainya di sekolah Delisha memarkirkan sepeda tuanya di tempat khusus sepeda "ehhh si upik abu dan sepeda tuanya sudah datang" tiba tiba terdengar suara dari arah belakang, Delisha pun menoleh dilihatnya melani,tamara dan Nindi berjalan mendekat ke arahnya "mau apa lagi mereka" batih delisha, namun Delisha tak menanggapinya, dengan segera delisha pun akan pergi dari tempat itu,namun "eehhh...mau kemana? Kok buru buru banget?" Delisha merasa rambutnya di tarik dari belakang, sehingga membuat delisha mundur beberapa langkah karna kaget "mau kalian apa" tanya delisha dengan ketus,tanpa memperlihatkan rasa takut sama sekali. "Hei anak babu...kamu nanya kami mau apa?" Jawab melani, disertai tawa kedua temannya "kami mau ksmu keluar dari sekolah ini, gak level kamu sekolah disini,dasar anak babu" kata mrlani sambil mendorong tubuh nya hingga keseimbangannya pun berkurang,dan delisha terhuyung kebelakang.namun belum sampai jatuh ada tangan yang mencekal lengannya hingga tubung nya tak sampai jatuh,tangan itu lalu membantu Delisha berdiri " kak Tio" Delisha menganga melihat siapa yang sudah membantunya " terimakasih" ucapnya Dengan menunduk, sementara itu ketiga cewek yang sudah mengganggu Delisha terlihat pias,saat melihat sosok yang sudah membantu Delisha itu, Tio sosok ketua Osis yang tampan dan berwibawa apalagi di tunjang dengan tubuh atletisnya, sang Kapten basket itu banyak di puja para cewek di sekolah Nusa Bangsa itu.Namun sikap dingin nya membuat para cewek segan dan takut untuk mendekati sosok Tio.
"Kamu gak papa kan Deli?" Tanya Tio pada Delisha "gak papa kak" jawab Delisha pada kakak kelas nya itu. "Ya sudah ayo aku antar kamu kekelasmu" aja kak Tio "ehh gak usah kak terimakasih,aku bisa sendiri kok" jawab Delisha, dia tak mau lebih banyak menimbulkan masalah jika terlihat berjalan bersama kak Tio."udah gak papa,ayoo..." Kata kak Tio sambil menarik tanganku, akupun tak bisa menolak saat tanganku di tarik paksa oleh kak Tio , sementara melani,tamara dan Nindi menatap kepergian kami dengan wajah cengo.
Tak terasa jam terus berlalu dan saat istirahat pun tiba "Delisha kamu di panggil ke kantor oleh pak Win" sebuah suara mengagetkan ku, aku pun mendongak melihat bu.Tuti guru kelasku berdiri dihadapanku saat ini, "Baik bu" jawabku, dan bergegas berjalan menuju kantor ke ruangan administrasi tempat pak Win berada.Sebelum masuk ku ketuk dulu pintu nya "tok....tok...tol..." "Ya masuk sahut suara dari dalam" "maaf Pak Win memanggil saya?" Tanya Delisha setelah membuka pintu ruang administrasi itu, pak win yang nampak sedang sibuk dengan kertas kertas di hadapannya pun mendongak "duduk Del" jawab pak Win dengan singkat,aku pun duduk du kursi di depan pak win kini kami duduk berhadapan hanya terhalang oleh meja kerja pak win "ada apa bapak memanggil saya?" Tanya Delisha setelah duduk di hadapan pak Win "hmm..."terdengar gumam pak Win yang terlihat mengambil sesuatu dari dalam laci mejanya, tak lama kemudian pak win menyodorkan amplop yang isinya entah apa pada Delisha,"ini apa ya pak" tanya Delisha "ini surat buat orang tuamu Del, sebentar lagi kan kamu ujian, sedangkan kamu sudah 6 bulan belum membayar spp, jadi sebelum ujian spp nya harus di lunasi terlebih Dahulu,dan ini surat tagihan tunggakan SPPmu, Delisha tercengang mendengar penjelasan dari Pak Win, "apa aku tega memberikan surat ini pada ibu" batin Delisha Risau. "Baik pak terimakasih, saya boleh kembali ke kelas?" "Baik Del cukup itu saja,kamu boleh kembali kekelas" setelah itu delisha segera kembali kekelasnya, dan sepanjang perjalanan menuju kelas nya hati Delisha sangatlah risau, dia terus berdoa semoga Allah memberikan kemudahan kepadanya sehingga bisa membatu sang ibu.
Tak Terasa jam pulang sekolahpun berbunyi, murid murid berhamburan dari kelas masing masing, tak sabar untuk segera pulang, namun tak demikian dengan Delisha pikiran nya kacau, dia memilih tetap duduk di bangku nya sambil menenangkan pikirannya, ketika Delisha tengah termenung tiba tiba bahunya di pukul pelan dari belakang "plak" " woi bestiee jangan melamun nanti kesambet kau" kata suara dari belakang,Delisha pun menoleh dan dilihat olehnya gadis hitam manis berambut ikal, kartika sahabat Delisha meringis melihat sahabatnya tersebut berjingkat karna kaget " duhh kau bikin kaget saja...kalau jantungku lompat gimana coba?" Jawab Delisha dengan ketus "hahahaha jantung kau bisa lompat emangnya, gak takut amsyong kau kalau jantung kau melompat"melihat respon Delisha kartika justru tertawa ngakak"ya untung nya jantungku ini ciptaan Allah,coba buatan manusia udah lepas dari tadi" jawab Delisha sambil membereskan tas nya, "Sudah lah ayo kita pulang,dan kenapa kau melamun sendiri mau nemenin mbak kun kun penunggu pohon beringin di depan kelas" kata kartika asal nyablak, mendengar kata kata Kartika tiba tiba Delisha merinding disko, "duhh mulut kartika ini bener bener gak ada remnya ya...loss dool" batin Delisha " ayo kita ng4bakdo dulu yuk..."ajak Kartika sambil merangkul sahabatnya itu..."aduh maaf sai aku hari ini gak punya duit" jujur Delisha " udahlah gak usah kau pikirkan aku yang traktir" kata kartika "beneran nih...?" "Mana pernah aku bohong pada kau" sambil tersenyum Delisha pun akhirnya mau "cussss" kata kartika penuh semangat.
Setelah mereka berdua mengambil sepeda terlevih dahulu,lalu mereka pun menuntun sepedanya menuju warung bakso di sebelah sekolah,saat hendak memasuki warung bakso tiba tiba suara bariton memanggil Delisha, "Del...Delisha..." Delisha dan Kartikapun menoleh ke arah sumber suara, nampak dari jauh Tito berlari kecil menuju ke arah mereka "ya kak" jawab Delisha setelah Tito mendekat, "kalian mau ngebakso ya,boleh gabung gak,aku juga lapar nih" jawab cowok itu sambil mengusap perutnya "boleh aja, asal bayar sendiri ya kak" jawab kartika dengan pelan "beres nanti aku yang traktir kalian" jawab kak Tito "beneran kak" tanya Kartika dengan wajah berbinar , kak Tito mengangguk dengan mantap,akhirnya mereka bertiga memasuki warung bakso tersebut dan memesan bakso dengan selera masing masing, tiga puluh menit berlalu bakso di masing masing mangkok mrereka telah tandas hanya bersisa kuah saja, "makasih ya kak, meskipun aku hanya jadi obat nyamuk,yang penting kenyang" sindir kartika, Delisha yang merasa tersindir pun menyikut sahabat nya itu,sementara kak Tito wajahnya memerah menahan malu. "Ya udah kak,kami pulang duluan ya...dan sekali lagi teri makasih" kata Delisha, Tio mengangguk seraya melempar senyum yang penuh arti pada Delisha. "Wahhh ada yang mau dapet gebetan nih" sindir Kartika " idihh apaan sih" kata Delisha "alahh udah deh liat aja gak lama lagi pasti kak Tio akan men "Dor" kamu" kata kartika sambil membentuk jarinya seperti pistol dan diarahkan ke arahku.