Aileen adalah seorang pelajar SMU tomboy, pandai dan berprestasi. Tapi sayang, anggota keluarganya tidak memperdulikannya.
Suatu hari datang tawaran beasiswa dari seorang kakek kaya. Dengan syarat, Aileen harus menjadi sahabat cucu ke dua kakek dan membuatnya bertobat ke jalan yang benar. Pensiun menjadi ketua geng motor dan tidak lagi berkelahi.
Mampukah Aileen melakukan syarat-syarat yang diberikan kakek?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss DK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drown
"Tunggu. Leen, pakai topi ini. Mereka tidak akan mengenalimu jika sebagian wajahmu tertutup topi." Russel maju mendekati Aileen, melepas topi kesayangannya. Topi putih dengan logo merk terkenal di bagian depannya.
Russel memakaikan topi kesayangannya dengan lembut ke kepala Aileen.
Manik mata mereka beradu. Aileen dapat melihat pancaran mata Russel yang teduh dan ketampanannya yang ada di atas garis rata-rata. Jantung Aileen langsung berdegup kencang sekali lagi. Hingga Aileen berulang kali menelan salivanya karena gugup.
Apalagi saat Russel merapikan ujung rambut pendeknya ke belakang telinga. Jari jemari Russel tak sengaja menyerempet daun telinga Aileen.
'Duh ... Rasanya seperti barusan tersetrum listrik arus pendek. Kaget sampai badan jadi ikut gemetar,' batin Aileen.
"Hati-hati," pesan Russel lembut.
Aileen mengangguk dan melempar senyum manis pada Russel.
"Thanks buat topinya, Russ."
'Akan kujaga baik-baik topimu karena topi ini adalah benda berharga pemberian ibumu. Aku pasti akan mengembalikannya setelah kita bertemu nanti,' batin Aileen.
"Bye, Russel. Bye, Jason." Aileen melambaikan tangannya.
Kriet!
Andrew membuka pintu toilet perlahan-lahan. Berjalan mengendap-endap, memeriksa situasi.
"Lantai dua kosong. Tidak ada satu siswa pun di sini. Ayo, Leen!" ajak Andrew untuk keluar dari toilet pria.
Aileen pun keluar dari toilet dan berjalan mengikuti Andrew. Menuju ke tangga dan turun ke lantai satu. Lalu berlari keluar gedung sekolah. Melewati lapangan rumput dan kantin sekolah yang sering dibilang mirip restoran mewah yang menyajikan all you can eat. Karena saking banyaknya menyajikan jenis makanan dan minuman.
"Kolam teratainya sudah kelihatan. Berarti kita sudah hampir sampai asrama. Hati-hati, Leen," ucap Andrew mulai mengurangi kecepatan larinya.
Aileen pun mengikuti arahan dari Andrew. Menghentikan larinya dan berjalan perlahan-lahan di belakang Andrew, mendekati kolam teratai. Bersembunyi di balik pilar jembatan besar yang membelah kolam teratai.
Jembatan dengan atap tertutup yang menghubungkan kantin dengan asrama agar anak-anak yang mondok di asrama tidak berjalan terlalu jauh jika ingin sarapan dan makan malam.
Aileen kembali membenarkan letak topi yang dipakainya, memastikan wajah cantiknya benar-benar tersembunyi dengan baik.
Mata Andrew segera memindai situasi di sekeliling asrama dari jembatan kolam teratai.
"Ya ampun. Ketos dan fans Russel masih bergerombol di depan lobby asrama. Sepertinya mereka sengaja menunggumu. Ckckck ... Mereka benar-benar ingin menangkap dan menghakimimu. Sampai membawa tongkat kasti pula," ucap Andrew.
"Tongkat kasti? Mereka mau memukulku?" tanya Aileen kaget. Ketakutan mulai merambat di hatinya.
"Terlalu! Kenapa tidak ada guru atau keamanan yang menghentikan mereka? Kemana mereka semua? Sembunyi? Payah!" ujar Andrew marah.
"Kalau begitu kita ke perpustakaan saja," ucap Aileen segera keluar dari tempat persembunyian. Tidak tahan ingin cepat-cepat pergi dari orang-orang yang mengancam keselamatan jiwanya.
Tanpa disadari Aileen, ketos menoleh ke arah jembatan kolam teratai. Dia melihat ada seorang gadis sedang berdiri di dekat jembatan kolam teratai.
'Perawakannya tinggi dan langsing persis seperti Aileen. Sayang wajahnya tersembunyi di balik topi putih,' batin ketos.
"Lihat! Sepertinya ada orang yang bersembunyi di pilar jembatan. Ayo kita cek! Jangan-jangan itu Aileen," seru ketos pada semua fans Russel sambil menunjuk ke arah jembatan kolam teratai.
"Sial! Aileen ketahuan. Leen, cepat masuk ke kolam teratai. Bersembunyilah di bawah jembatan," pekik Andrew pada Aileen yang hendak pergi meninggalkannya.
"Maksudmu aku harus mencebur ke dalam kolam?" tanya Aileen gugup.
"Ya, bersembunyilah di bawah jembatan."
"Dalam tidak kolamnya?"
"Enggak. Paling cuma sepinggang orang dewasa. Udah buruan. Cepat masuk kolam! Mereka sebentar lagi akan datang kemari. Aku akan mengalihkan perhatian mereka agar tidak menangkapmu di bawah jembatan," ujar Andrew sembari mengambil topi yang dipakai Aileen lalu memakainya.
Aileen terpaksa mengikuti permintaan Andrew. Tanpa pikir panjang, langsung menceburkan diri ke dalam kolam teratai dan bersembunyi di bawah jembatan.
Tapi apa yang dikatakan Andrew salah. Kolam teratai itu ternyata sangat dalam. Dan Aileen yang tidak dapat berenang langsung tenggelam ke dasar kolam.
"Andrew, selamatkan aku!" jerit Aileen dari dalam kolam teratai. Sayang Andrew tidak mendengar jeritan Aileen. Andrew bahkan tidak tahu jika Aileen tidak dapat berenang dan mulai tenggelam di kolam teratai. Andrew mengira Aileen sudah menyelam ke dasar kolam, bersembunyi dari kejaran para fans Russel.
Aileen panik saat Andrew tak kunjung menolongnya. Aileen mengangkat tangannya ke atas, berusaha menggapai sesuatu yang dapat membantunya naik ke atas permukaan kolam. Namun yang ada hanya daun dan batang teratai yang tidak kuat menahan tubuhnya.
Makin lama, persediaan oksigen di tubuh Aileen menipis. Rasa sesak di dada yang begitu menyakitkan membuat Aileen membuka mulutnya, berusaha menangkap oksigen. Air kolam teratai yang kotor langsung meluncur deras ke dalam mulutnya, memenuhi perutnya yang rata.
Perlahan mata Aileen menutup. Tubuhnya makin lama makin merosot ke dasar kolam teratai.
Andrew keluar dari tempat persembunyiannya. Sengaja berjalan di jembatan menuju ke asrama sekolah. Menemui gerombolan penggemar Russel yang dipimpin ketos.
"Andrew, ternyata kamu ya yang bersembunyi di belakang pilar jembatan. Kukira Aileen," ucap ketos kecewa melihat Andrew datang memakai topi putih.
"Kalian cari Aileen?"
"Ya. Kami sudah mencarinya ke sana kemari. Kau tahu dimana Aileen sekarang?"
"Aku baru saja melihatnya berlari ke danau buatan."
"Teman-teman, Aileen ada di danau buatan. Ayo kita ke sana!" pekik ketos menggelegar.
"Ayo!" Gerombolan fans Russel langsung berlari pergi dari jembatan kolam teratai.
'Syukurlah, mereka akhirnya pergi. Aku akan menghubungi Russel sekarang,' batin Andrew langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Russel.
"Russ, udah aman. Datanglah ke asrama," ucap Andrew cepat sambil berjalan ke bawah jembatan kolam teratai untuk membantu Aileen keluar dari kolam teratai.
"Okay, aku akan ke sana sekarang. Ayo, Jas!" Russel mengajak Jason kembali ke asrama.
"Russ, tadi aku meminta Aileen masuk ke kolam teratai dan bersembunyi di bawah jembatan. Tapi kenapa sampai sekarang Aileen masih terus menyelam di kolam teratai?" tanya Andrew bingung tidak menjumpai Aileen di mana pun.
"Apa katamu? Aileen menyelam di kolam teratai? Ya Tuhan, Andrew. Aileen itu tidak bisa berenang. Jangan-jangan dia tenggelam. Cepat masuk ke kolam teratai dan selamatkan dia." Russel langsung berlari keluar toilet menuju kolam teratai.
"Russ, tunggu!" Jason langsung berlari membuntuti Russel. Ia juga harus secepatnya pergi ke kolam teratai untuk menyelamatkan Aileen.
Russel berlari sekencang-kencangnya ke kolam teratai yang ada di dekat asrama sekolah. Hati dan pikirannya berkecamuk tak karuan.
'Seharusnya aku tidak membiarkan Aileen pergi berdua saja dengan Andrew. Huh! Kenapa aku begitu bodoh, malah tetap di toilet pria bersama Jason? Kenapa bukan aku yang pergi ke asrama bersama Aileen? Payah!' batin Russel makin khawatir dengan keselamatan Aileen.
"Tuhan, lindungi Aileen. Semoga tidak terjadi apapun padanya," doa Russel di sela-sela deru nafasnya.