Mencintai pria dewasa yang umurnya jauh lebih matang sama sekali tidak terbesit pada diri Rania. Apalagi memikirkannya, semua tidak ada dalam daftar list kriterianya. Namun, semua berubah haluan saat pertemuan demi pertemuan yang cukup menyebalkan menjadikannya candu dan saling mengharapkan.
Rania Isyana mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang sedang menjalani jenjang profesi, terjebak cinta yang rumit dengan dokter pembimbingnya. Rayyan Akfarazel Wirawan.
Perjalanan mereka dimulai dari insiden yang tidak sengaja menimpa mobil mereka berdua, dan berujung tinggal bersama. Hingga suatu hari sebuah kejadian melampaui batas keduanya. Membuat keduanya tersesat, akankah mereka menemukan jalan cintanya untuk pulang? Atau memilih pergi mengakhiri kenangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
Rania menatap Ragu tangan Rayyan yang menengadah. Gadis itu bingung lebih tepatnya. Dengan perasaan gugup, Rania menumpukan telapak tangannya hingga mereka saling bertaut. Tangan dingin itu Rayyan genggam begitu erat. Berjalan percaya diri membawa undangan memasuki ballroom hotel yang sudah disulap megah nan apik oleh pihak penyelenggaraan.
Mereka mengisi daftar tamu undangan. Masuk dengan langkah pasti. Pemandangan yang pertama ia jumpai adalah sahabatnya Bara beserta istrinya Flora.
"Hai Bro, gue kira lo nggak bakalan datang," sapa Bara berseloroh.
"Datang lah, kenapa nggak," jawab Rayyan dengan muka sumringah.
"Udah move on lo, kapan nyusul?"
Ini adalah salah satu alasan mengapa Rayyan harus membawa gandengan ke kondangan mantan. Yang pertama, biar nggak kelihatan ngenes dan sedih-sedih amad dikira jomblo mulu lantaran gagal move on. Yang kedua paling sebel ditanya kapan nyusul, kapan nikah, so pingin banget doi jawab, kapan mati? Emang situ tahu rahasia ilahi apa? Kesel beud kan kan? Ya pasti kesel lah.
Terus yang ketiga, ditinggal dia nikah, ya—biasa aja lah, kan belum jodohnya, nyatanya mulut bisa mudah berkata demikian namun hati kesal setengah mati, eits itu hanya berlaku kalau ditinggal pas lagi sayang-sayangnya dan belum punya mainan baru, sayangnya itu tidak berlaku untuk Rayyan saat ini. Cukup kisah itu dijadikan kenangan tidak untuk diulang, dua kali gagal melulu dikira mudah apa, sakiiit woe! Sakit! Tapi ya sudah lah bukankah Tuhan pasti akan memberi ganti pada hamba-Nya dengan yang lebih baik. Dimainin dulu ya. Kalau ceweknya belum mau ya maksa aja, pokoknya maksa aja sampai mau. Gustiii berasa jahad amad, usaha aja dulu, hasilnya ya pasrah biar Tuhan yang menentukan.
"Setelah ini ya, doakan saja biar secepatnya kaya kalian," jawab Rayyan kalem.
"Hai Ray, selamat datang!" Sky dan Disya menghampiri.
"Hai, cantik sekali, siapa ini?" tanya Disya menatap dengan penuh tanda tanya. Hal yang sebenarnya membuat penasaran banyak pasang mata.
"Sayang, sini kenalin ini teman-teman aku. Ini Sky dan istrinya Disya, Bara dan istrinya Flora, dan yang satu lagi belum datang yang kemarin ketemu loh, di butik."
"Salam kenal, kak, saya Rania," balas Rania ramah.
"Kita ketemu sama nganten dulu ya, ayo sayang!" Rayyan menarik tangan Rania agar mengikuti dirinya ke panggung pengantin memberi selamat.
"Jangan jauh-jauh jalannya, merapat sayang," pinta pria itu menarik pinggang Rania agar mendekat.
"Dok, tangan kamu tidak sopan!" bisik Rania kesal.
"Protesnya nanti aja, diurutan terakhir sana ada mama sama papa, aku Ra, jadi berbaik hatilah padaku atau kamu akan menyesal."
"Yang mana Dok, jangan macam-macam kamu, aku nggak mau terlibat terlalu jauh!"
"Udah terlanjur, jalani aja Ra, nggak ada ruginya juga."
Rayyan menggandeng Rania menaiki panggung pengantin, hal itu tentu saja menjadi pusat perhatian seantero pengunjung.
"Tante, maaf baru hadir di acara yang sore, selamat ya Tante!" Rayyan memeluk tante Gea dengan haru. Perempuan paruh baya itu mengelus punggung keponakannya itu.
Tetiba berhadapan dengan Alan, dua pria yang masih bersaudara itu langsung berhambur dalam pelukan.
"Selamat Lan, kamu yang terbaik buat Bintang, semoga bahagia selalu," ucapnya yakin. Saling mengendurkan pelukan kemudian adu kepalan tangan, lengkap dengan senyuman.
Rania cukup menyimak dan mengekori saja di sampingnya. Ia mengikuti langkah Rayyan ke mana pun pria itu berpijak.
"Selamat Bin, semoga sakinah, mawadah, warohmah," ucapnya kalem, tersenyum sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Terima kasih kak Ray, sudah berkenan hadir, terima kasih atas doanya."
"Selamat Kak," ucap Rania tersenyum ramah.
"Terima kasih Dek, tolong jaga kak Ray ya Dek, dia pria yang baik," bisik Bintang seraya menarik dalam pelukan.
Rania menarik diri lalu tersenyum tanggung. Mereka kembali beramah tamah dengan tamu undangan lainya.
"Dok, acaranya sampai kapan?" tanya Rania spontan. Rayyan menatapnya tajam. Sontak gadis itu pun langsung mengerti maksud hatinya.
"Mas Ray sayang, bisa kita pulang sekarang?" pinta gadis itu lembut.
"Belum lah, baru juga datang. Nikmati dulu pestanya."
"Ray, kamu sama siapa?" tegur Bu Wira menyorot penuh tanda tanya.
"Mama! Aku kira Mama sama Papa udah pulang, masih di sini toh ternyata."
"Nungguin kamu takut nggak datang, ini siapa Ray, imut banget?" tanya Bu Wira menatap ramah.
"Kenalin Ma, Pah, calon menantu Mama!" ucap Rayyan dengan percaya diri.
"Eh, bu—" Rayyan menarik pinggang Rania lalu merem@s gemas pinggangnya, sorot matanya tersenyum penuh kepalsuan.
"Siapa cantik? Kamu kenapa nggak bilang-bilang sayang kalau punya pacar? Bu Wira dan Pak Wira nampak saling melirik sumringah.
"Belum sempat aja Ma. Ranianya juga lagi sibuk koas."
"Owh ... calon dokter juga, besok bawa ke rumah ya kita makan malam bareng," ajak Bu Wira semangat empat lima.
"Siap, Ma! Rayyan gabung sama teman-teman dulu ya Ma," ujarnya penuh semangat. Berbeda dengan Rania yang mulai menahan kesal. Gadis itu menarik tangan Rayyan agar menepi.
"Apa sih sayang, jangan tarik-tarik dong, nggak sabar banget ya pengen berduaan."
"Dok, kok Dokter kelewatan, oke lah aku bantu buat jadi calon istri bohong-bohongan di depan teman-teman, tapi jangan libatin orang tua dong!" protes Rania kesal.
"Emang kenapa Ra, kamu nggak mau jadi istri aku beneran?"
kukira aku yg mau Sunnah Rasul eh malah di tikung sama pasangan R&R
taunya cuma ngejaga hati perempuan lain, hati pasangan kagak di jaga giliran pasangannya selingkuh nnt bilangnya km tukang selingkuh lah Gk pengertian lah ini lah itulah😮💨 km pikir di hati terbuat dr tahu apa😤😤😤
sukses selalu thor