"Ini surat pengunduran diri saya tuan." Laura menyodorkan sebuah amplop pada atasanya. "Kenapa Laura? Apa yang harus saya katakan jika tuan Jimmy datang?" Ucap kepala bagian yang menerima surat pengunduran diri dari Laura. wanita bernama Laura itu tersenyum, "Tidak perlu jelaskan apapun Tuan, di dalam surat itu sudah ada penjelasan kenapa saya resign." Setelah dua tahun lebih bekerja di perusahaan besar, dengan terpaksa Laura chow mengundurkan diri karena suatu hal yang tidak memungkinkan dirinya harus bertahan. Lalu bagaimana dengan atasanya yang bernama Jimmy itu saat tahu sekertaris yang selama ini dia andalkan tiba-tiba resign?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengumpulkan banyak bukti
Tidak ada pilihan lain, Jimmy membiarkan Laura untuk pergi, meksipun ada rasa tak rela tapi biarkan saja toh dirinya bisa kapan saja menculik wanita itu.
Selain mengurusi Laura, Jimmy juga memiliki urusan penting. Emir sudah mengirim informasi yang ia butuhkan.
Laura turun dari taksi yang membawanya pulang, sebenarnya Jimmy menawarkan tumpangan untuk mengantar, tapi Laura menoleh karena tidak ingin sesuatu yang mungkin bisa terjadi, seperti jika mereka kepergok Celine itu lebih berbahaya.
Laura melihat Amalia yang sedang membantu kurir menata pesanan diatas kendaraan roda dua. Laura merasa bersalah, dirinya sedang berduaan dengan suami orang sedangkan dirumah ada sosok gadis baik yang membangunnya dengan tulus.
"Mbak dari mana saja!" Amalia yang melihat Laura datang tampak senang.
"Maaf Lia, aku kerepotan mu." Ucap Laura dengan rasa yang tidak enak di hatinya.
"Apaan sih mbak, aku kan kerja. Sudah jadi tugasku untuk bertanggung jawab dengan pekerjaan." Amalia menyukai pekerjanya, sehingga gadis itu selalu bersemangat saat melakukanya, tanpa peduli jika dirinya bekerja sendiri dan tidak tahu kemana rimbanya sang bos.
"Iya, tapi kamu melakukan sendiri." Laura merasa beruntung mendapat teman sekaligus anak buah seperti Amalia.
"Aku sih gak papa mbak, tapi kak Arman sepertinya kesal saat tahu mbak ngak ada dirumah." Amalia mengatakan hal benar, ia bisa melihat kekesalan diwajah kakaknya yang masam.
"O, ya. memangnya aku berbuat apa sampai kakak mu kesal dan marah." Laura terkekeh pelan.
Keduanya sudah masuk kerumah, Laura duduk disofa sedangkan Amalia di bawah sambil kembali merangkai buket bunga asli yang mereka jadikan ladang usaha.
"Kak Arman terlalu khawatir, ia cemas saat mbak tidak ada, kak Arman panik tapi setelah menelpon justru wajahnya berubah marah. Memangnya apa yang kalian bicarakan." Tanya Amalia sambil menatap Laura.
Laura menelan ludah, tidak mungkin kan dia jujur jija Arman mungkin saja mendengar Jimmy bicara.
"Tidak ada, kami bicara biasa. Sudahlah nanti aku tanyakan sama kakakmu, sekarang aku akan membantumu."
Keduanya pun akhirnya menyibukkan diri untuk mengerjakan pesanan, beberapa hari ini pesanan buket bunga bahkan ada yang request untuk membuatkan buket money, Laura tak menolak ia mengekplor keahliannya dengan tantangan baru. Nyatanya pelanggan puas dan malah Laura mendapat promosi dari pelanggan untuk dikenalkan pada orang-orang. Alhasil usaha Laura cukup berjalan dengan baik.
*
*
Jimmy duduk berhadapan dengan Emir, pria itu menelisik sebuah foto seorang wanita.
Emir yang duduk didepan atasnya hanya diam menunggu Jimmy memberikan komentar.
"Apakah dia bersedia untuk melakukanya?" Tanya Jimmy sambil menatap Emir dengan serius.
"Setelah melakukan negosiasi dan kesepakatan dia bersedia, apalagi uang yang anda tawarkan sangat banyak, asalkan dia dan bayinya mendapat jaminan perlindungan dia bersedia." Tutur Emir.
Jimmy mengangguk puas, ia puas dengan kinerja aisistennya yang sangat kompeten.
"Saya sudah mendapatkan rekamana cctv yang letaknya tidak jauh dari toko Nona yang terbakar." Emir mengirim file Vidio pada ponsel Jimmy.
"Terlihat seorang wanita keluar dari dalam mobil dan berjalan menuju toko Nona yang terbakar, meskipun tidak bisa melihat apa yang dia lakukan, tapi jelas saat toko nona terbakar nyoya Celine berada disana."
Jimmy mengeram tertahan, betapa menyesalnya ia memelihara wanita ular selama ini, meskipun mereka saling mencintai tapi Jimmy tidak menyangka jika Celine melakukan hal licik dan keji seperti ini.
"Dan untuk keseharian nyoya Celine, seperti yang anda duga, dia selalu menginap bersama dengan menagernya Andrew."
Cengkeraman tangan Jimmy di ponselnya semakin erat, bukanya cemburu Jimmy justru memendam kemarahan yang selama ini dirinya merasa bodoh.
"Kumpulkan semua, begitu Laura melahirkan aku akan membuat perhitungan denganya."
Emir hanya mengangguk, ia juga kasihan bosnya yang selama ini ditipu habis-habisan oleh wanita ular berkedok istri. Untung saja mereka tidak terikat dengan seorang anak, jika terikat tidak tahu bagaimana nasib anak itu yang memiliki ibu menjijikan seperti itu.
*
*
JANGAN lupa mampir ke karya TEman author juga ya sayang 😘