Gibran Erlangga terpaksa menikahi Arumi Nadia Karima karena perjodohan orang tuanya yang memiliki hutang budi.
Dua tahun pernikahannya Gibran selalu perhatian dan memanjakan Arumi.
Arumi mengira dirinya wanita paling beruntung, hingga suatu hari kenyataan pahit harus ia terima.
Gibran ternyata selama ini menduakan cintanya. Perhatian yang ia berikan hanya untuk menutupi perselingkuhan.
Arumi sangat kecewa dan terluka. Cintanya selama ini ternyata diabaikan Gibran. Pria itu tega menduakan dirinya.
Arumi memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka. Saat Arumi telah pergi barulah Gibran menyadari jika ia sangat mencintai istrinya itu.
Apakah Gibran dapat meyakinkan Arumi untuk dapat kembali pada dirinya?.
Jangan lupa tekan love sebelum melanjutkan membaca. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Sekedar menguji Kebenaran?
Gibran menyantap sarapan pagi dengan lahap ditemani Arumi. Gibran berjanji akan memutuskan hubungan dengan Joana nanti malam.
"Rumi, bagaimana kalau kamu ikut Mas menemui Joana nanti malam."
"Mas aja yang pergi, Aku percayakan semua pada Mas."
"Biar lebih enak dan nggak ada lagi kecurigaan antara kita."
"Jika di antara Mas dan Joana ada aku, pasti nanti kalian akan canggung ngobrolnya."
"Untuk lebih meyakinkan Joana."
"Mas, aku ini wanita sama seperti Joana. Aku bisa mengerti perasaannya pastilah akan kecewa dan sedih saat nanti Mas memutuskan hubungan."
"Mas dan Joana telah berhubungan lebih dari delapan tahun. Pasti tak mudah baginya nanti untuk dapat menerima keputusan yang akan Mas ambil."
"Mas takut Joana tak mau saat diputuskan, jual ada kamu bisa untuk menguatkan nantinya."
"Apa Mas yakin akan dapat bicara dengan nyaman jika ada aku."
"Tentu saja."
"Baiklah, Mas. Aku juga ingin berkenalan dengan Joana."
"Mas pamit dulu."
Arumi menyalami tangan Gibran dan mengantar hingga ke mobil. Sebelum masuk mobil, Gibran mengecup dahi, pipi dan terakhir bibir Arumi.
Gibran mengendarai perlahan mobilnya menuju perusahaan. Arumi masuk ke rumah setelah mobil menghilang dari pandangannya.
Sampai di perusahaan, Gibran langsung menghubungi Joana. Hampir satu minggu ia tidak bertemu dengan wanita itu.
Gibran duduk dan menekan nomor ponsel Joana. Wanita itu langsung mengangkatnya. Terdengar nada sambung. Tidak berapa lama suara Joana menyahut.
"Ada apa Gibran? Kemana aja satu minggu! ini tak ada kabar. Telepon tak diangkat, Chat tak dibalas."
"Aku sibuk, Joana. Nanti malam aku mau bicara. Apakah kamu ada waktu? "
"Sejak kapan seorang Gibran bertanya dulu saat ingin bertemu."
"Tapi aku tak bisa menjemput. Kamu bisa pergi sendiri ke restoran X."
"Tentu saja bisa. Tumben tak bisa menjemput! Biasanya juga nggak membiarkan aku pergi sendirian."
"Aku belum selesai rapat, makanya meminta kamu datang sendirian. Atau aku kirim supir untuk menjemput."
"Jangan kuatir, aku bisa datang sendiri. Aku bukan Arumi istrimu yang manja itu."
"Baiklah, sampai bertemu di restoran X nanti malam."
Gibran menutup sambungan ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya. Sebenarnya Gibran tidak konsentrasi dengan apa yang ia kerjakan. Gibran memikirkan apa yang akan terjadi nanti saat Arumi dan Joana bertemu.
Jam lima sore Gibran pulang dari kantor, ia melihat Arumi yang sedang berdandan. Istrinya itu memang selalu begitu menyambut kedatangannya.
Gibran memeluk Arumi dari belakang dan mengecup pipi istrinya. Arumi membalas dengan senyuman.
"Kamu selalu tampak cantik."
"Bukankah kamu nggak suka wanita yang berdandan?"
"Maksud kamu apa?"
"Aku mendengar saat Mas menelpon Joana. Mas mengatakan tidak pernah mencintaiku dari pertama kita menikah karena aku ini manja,hanya bisa berdandan."
"Maafkan, Mas. Mungkin emang telat mengakui semuanya, Mas mulai merasa kehilangan saat kamu pergi menghilang seminggu kemarin. Baru Mas menyadari perasaan dalam diri ini."
"Apakah aku harus percaya ucapan Mas? Aku memberikan Mas kesempatan bukan berarti aku percaya sepenuhnya."
"Mas mengerti, tak mudah bagimu bisa mempercayai seseorang yang telah menipu dan mengkhianati kamu. Mas akan buktikan jika kamu nggak salah memberikan kesempatan kedua."
"Aku bukan hanya memberikan kesempatan kedua, tapi terakhir. Jika terbukti Mas berbohong, aku tak akan pernah memaafkan Mas. Pembalasanku akan lebih menyakitkan dari yang Mas lakukan?" gumam Arumi tapi dapat didengar Gibran.
Aku tau Arumi, saat ini kamu bukan sekedar memberikan kesempatan kedua, tapi lebih mengujiku. Kamu hanya ingin membuktikan kebenaran kata-kataku. Apakah aku benar berubah, atau hanya sekadar janji?
Bersambung
makin menarik alur ceritanya..😁😁😁
GIBRAN YG SALAH, GIBRAN YG MARAH 😡😡.
tapi cinta mu pada Arumi tak bisa di paksakan.
lebih baik sama Alana saja😉
apakah mantan nya Joana
yang fotonya telah dilihat oleh Gibran
karena mereka sempat berhubungan badan sebelum bercerai tanpa kontrasepsi
pada hal sikapnya di depan kita nyaris sempurna