NovelToon NovelToon
Khianat Cinta

Khianat Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:500k
Nilai: 5
Nama Author: nurselah

Samara wanita yang bergelar Sarjana Ekonomi, terpaksa menjadi seorang pembantu, karena ia tidak bisa meninggalkan ketiga buah hatinya yang masih kecil. Samara mau melakukan pekerjaan apapun yang penting halal, dan ia juga bekerja keras demi menghidupi, kondisi keuangan suaminya yang sedang berada di bawah.

Akan tetapi pekerjaannya saat ini.
Bisa mengetahui kebohongan yang selama ini suaminya tutupi.

Suami yang selama ini ia cintai, telah berkhianat dan membagikan rasa cintanya kepada perempuan lain.

Akankah Samara bertahan dengan suaminya, atau memilih mengakhiri rumah tangganya, yang sudah berjalan selama 10 tahun......???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurselah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 POV Samara

POV Samara.

Aku kaget mendengar kabar Mas Syaka yang mengalami kecelakaan, anak-anak pun datang menghampiriku. Karena mereka melihat aku yang terus menangis, saat aku selesai menerima panggilan telepon dari pihak rumah sakit.

"Bunda kenapa menangis? Arsya janji tidak akan menanyakan ayah lagi," ucapan dari Arsya membuat aku semakin menangis. Karena ayah yang selalu ia tanyakan, sedang mengalami kecelakaan.

Aku tidak sanggup mengatakan itu semua kepada ketiga anakku, lidahku terasa berat untuk mengatakannya. Meski aku kecewa dengan sikapnya Mas Syaka, yang telah menduakan ku. Tapi bagaimana pun juga, dia masih suami dan ayah dari ketiga anakku.

"Bunda jangan menangis." Kirana menghapus air mataku, sambil memeluk erat tubuhku. Candra dan Arsya pun ikut memelukku. Aku mencoba menenangkan diri, sambil ku balas pelukan dari ketiga anakku. Sebelum aku memberitahukan kepada anak-anakku, tentang kondisi ayahnya yang sedang mengalami kecelakaan.

"Sayang kita pergi ke rumah sakit sekarang yah." aku segera mengajak ketiga anakku pergi ke rumah sakit.

"Siapa yang sakit bunda?" tanya Candra.

"A... ayah kecelakaan," jawabku sambil memeluk ketiga anakku lagi.

Mereka bertiga pun ikut menitikkan air mata. Saat aku mengatakan ayahnya kecelakaan.

"Yuk kita pergi sekarang." aku mengajak ketiga anakku pergi ke rumah sakit, melihat kondisi Mas Syaka yang mengalami kecelakaan.

Aku segera mengambil motor dari garasi. Karena aku akan pergi ke rumah sakit dengan menggunakan motor.

Akan tetapi, saat aku akan pergi keluar dari rumah. Bi Siti mantan pembantuku, datang menghentikan langkahku yang akan pergi ke rumah sakit menemui Mas Syaka.

"Nyonya!" Bi Siti memanggilku.

"Iya Bi, ada apa?" tanyaku penasaran. Karena semenjak Bi Siti di pecat oleh Mas Syaka, aku baru bertemu lagi dengannya.

"Maaf Nyonya. Saya menghentikan Nyonya yang akan pergi bersama dengan anak-anak. Tapi! Saya harus memberitahukan kepada Nyonya yang sebenarnya terjadi," ucap Bi Siti membuat aku menjadi penasaran, dengan apa yang akan ia ceritakan kepadaku.

"Iya tidak apa-apa kok Bi, maksudnya Bi Siti apa sih?" tanyaku lagi. Karena Bi Siti tidak meneruskan, apa yang akan ia katakan padaku.

Bi Siti tidak menjawab pertanyaanku, ia menengok ke arah kiri dan kanan. Memperhatikan keadaan di sekitar rumahku, aku jadi penasaran dengan tujuannya Bi Siti yang datang menghampiriku.

"Ada apa Bi? Apakah suamiku tidak memberikan gaji buat Bi Siti?" Bi Siti menjawab pertanyaan dariku, dengan menggelengkan kepalanya. Terus apa tujuannya Bi Siti menemuiku sekarang ini? Karena Bi Siti masih saja diam, dan seperti ragu untuk mengatakannya.

"Bibi ada perlu apa? Soalnya aku dan anak-anak harus buru-buru pergi ke rumah sakit. Karena ayahnya anak-anak kecelakaan," tuturku memberitahukan kepada Bi Siti. Agar ia mau mengatakan, apa yang akan dia katakan padaku.

"Nanti saja Bibi ceritakannya, lebih baik sekarang Nyonya dan anak-anak pergi ke rumah sakit." Bi Siti menyuruhku untuk segera pergi ke rumah sakit. Padahal aku ingin mengetahui tujuan kedatangan Bi Siti, yang datang menemuiku. Tapi! Aku harus mengabaikan itu semua terlebih dahulu. Karena aku harus segera pergi ke rumah sakit, mengecek kondisi Mas Syaka yang mengalami kecelakaan. Bagaimana pun juga, Mas Syaka masih menjadi suamiku dan ayah dari ketiga anakku.

Perjalanan menuju rumah sakit, tidak menemukan kemacetan yang sangat lama. Sehingga aku bisa cepat datang ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit.

Aku segera pergi ke ruang IGD. Untuk melihat keadaan Mas Syaka, yang berada di dalam sana. Saat aku dan anak-anak sudah sampai di ruangan IGD. Dokter dan suster keluar dari dalam ruangan IGD, sambil mendorong seorang pasien.

"Ayah!" teriak ketiga anakku, yang melihat ayahnya keluar dari dalam ruangan IGD.  Dengan kondisi penuh luka, dan belum sadarkan diri.

"Ibu keluarganya pasien?" tanya suster.

"Iya," sahutku.

"Itu ayahku." Candra menunjuk ke arah ayahnya yang berada di atas brankar.

"Ayah," ketiga anakku menghampiri ayahnya yang berada di atas brankar.

Tidak lama kemudian, suster yang lainnya pun mendorong pasien wanita keluar dari dalam ruangan IGD. Aku kaget melihat Chelsea, yang mengalami kecelakaan bersama dengan Mas Syaka

"Ibu keluarga pasien wanita ini juga," tanya suster lagi.

Aku tidak tahu kenapa? Aku malah menganggukkan kepalaku secara refleks, dan membuat suster mengira Chelsea adalah keluargaku. Mungkin saja, karena sekarang ini! Chelsea sudah menjadi maduku. Karena mereka berdua kemarin telah melakukan pernikahan di pulau Dewata Bali, dan sepertinya Bu Linda Mamanya Chelsea belum datang ke rumah sakit.

Saat ini aku benar-benar bingung. Dan hanya air mata, yang terus membasahi pipiku. Karena dua orang di hadapanku ini, mengalami kecelakaan. Apakah aku harus tertawa bahagia? Atas apa yang telah mereka berdua alami saat ini! Atau aku harus menolong mereka berdua, yang telah melukai hatiku.

Kenapa? Aku sampai tidak menyadari dari tadi. Kalau Mas Syaka mengalami kecelakaan bersama dengan wanita itu. Harusnya aku tidak usah datang ke sini, biarkan saja ibu mertuaku dan orang tuanya Chelsea yang mengurus mereka berdua.

"Bu kami akan membawa pasien ke ruang rawat," pamit suster yang aku hiraukan begitu saja.

"Ayah," teriak Arsya memanggil ayahnya. Saat ayahnya akan di bawa oleh suster ke ruang rawat pasien. Aku segera menghapus air mataku ini, dan segera pergi menghampiri anakku.

"Sayang, ayah akan di bawa oleh suster ke ruang rawat pasien. Ayah sudah tidak apa-apa, karena Dokter sudah mengobati luka ayah. Sebentar lagi ayah akan segera sembuh," aku mencoba menenangkan putra putriku, yang sedang bersedih melihat kondisi ayahnya.

"Sebaiknya ibu pergi ke ruangan Saya, nanti akan saya jelaskan kondisi kedua pasien," ucap Dokter yang bernama Kevin.

Sepertinya aku harus menolong mereka berdua, yang telah melukai hatiku. Karena tadi aku tidak sengaja menganggukkan kepalaku, sehingga membuat Dokter dan suster mengira mereka berdua adalah keluargaku. Aku melakukan ini semua, semata-mata demi rasa kemanusiaan dan juga demi anak-anakku yang sedih melihat kondisi ayahnya.

"Baiklah Dok," sahutku.

"Suster tolong temani anak ibu ini terlebih dahulu. Karena aku ingin berbicara empat mata dengan ibunya," ujar Dokter Kevin menyuruh suster. Untuk menemani ketiga anakku, karena aku akan berbicara dengan Dokter di dalam ruangannya.

"Sayang, sama suster dulu ya. Bunda mau menanyakan keadaan ayah dengan Dokter," pamitku pada anak-anak. Sebelum aku masuk ke dalam ruangan Dokter Kevin.

"Iya bunda," sahut ketiga anakku.

Aku yang sudah masuk ke dalam ruangan Dokter Kevin, langsung menanyakan tentang kondisi Mas Syaka dan juga Chelsea. "Bagaimana kondisi mereka berdua Dok?"

"Suami ibu mengalami lumpuh di kedua kakinya. Karena kedua kaki suami ibu terjepit di bagian mobil. Sehingga membuat kakinya sekarang ini menjadi lumpuh, tapi ibu tidak usah khawatir. Karena itu masih bisa normal kembali, meski tidak bisa saya prediksi kapan akan sembuhnya. Sedangkan pasien yang wanita, dia sekarang ini sedang hamil dua bulan. Kondisinya tidak terlalu parah, dan hanya luka ringan saja." Dokter Kevin pun menjelaskan tentang kondisi mereka berdua kepadaku.

Aku kaget dengan penjelasan dari Dokter Kevin, yang mengatakan kondisi kedua kaki Mas Syaka yang mengalami lumpuh. Sedangkan Chelsea tengah hamil muda, berarti! Mereka berdua sudah melakukan hubungan itu, sebelum resmi menjadi suami istri. Karena mereka berdua baru kemarin melangsungkan pernikahan di pulau Dewata Bali.

"Dokter, apakah aku bisa melihat kondisi suamiku?" tanyaku agar bisa cepat keluar dari ruangan Dokter Kevin.

"Iya silahkan Bu," sahutnya.

Aku pun segera pergi dari ruangan Dokter Kevin, untuk menemui ketiga anakku yang sedang bersama suster.

"Bunda, kata Dokter ayah kenapa?" tanya putriku Kirana, yang lebih dulu melihat aku keluar dari ruangan Dokter Kevin.

"Kaki ayah sakit, dan sebentar lagi juga akan sembuh," jawabku yang tidak mengatakan tentang kelumpuhan keadaan ayah dari ketiga anakku.

"Apakah kita bisa melihat keadaan ayah Bun?" Arsya yang memang merindukan ayahnya, ingin melihat kondisi ayahnya.

"Bisa, tapi kalian hanya bisa lihat di luar kamar rawat saja yah," sahut suster yang memperbolehkan ketiga anakku melihat kondisi ayahnya.

"Yuk Bun, kita pergi sekarang. Candra ingin melihat ayah," ajak Candra kepadaku.

Aku pun segera mengajak ketiga anakku pergi ke kamar rawat Mas Syaka, aku masuk ke dalam kamar. Sedangkan ketiga anakku hanya melihat di luar pintu kamar, karena suster tidak mengijinkan anak-anak masuk ke dalam kamar rawat pasien.

Belum lama aku masuk ke dalam kamar Mas Syaka yang sedang di rawat, ia sudah bangun dan melihat aku berdiri di hadapannya sambil berlinang air mata. Aku sedih melihat kondisinya yang sekarang ini menjadi lumpuh, aku pun segera menghapus air mataku ini, dan tetap berdiri di dalam kamarnya.

"Sa.....sayang," lirihnya memanggilku.

Seketika aku jijik mendengar kata sayang dari mulutnya. Karena bukan aku saja istri yang Mas Syaka sayang. Tapi ada Chelsea yang sekarang ini sudah menjadi istrinya, bahkan saat ini Chelsea tengah hamil anak Mas Syaka.

Aku menghiraukan suara panggilan dari Mas Syaka, dan mengajak ketiga anakku pulang ke rumah. Biarkan saja yang mengurus mereka berdua ibu mertuaku dan juga orang tuanya Chelsea, aku sudah tidak mau mempunyai urusan dengan mereka berdua lagi. Karena setelah ini! Aku akan segera menggugat cerai Mas Syaka.

1
Noerlina
Biasa
Noerlina
Kecewa
Sitifirash Sulaiman
Samara kan perempuan yang bodoh
Sitifirash Sulaiman
mampus la lo Samara perempuan dok jagoan tp otak letak kat lutut
Sitifirash Sulaiman
bodoh Samara sok jagoan mampus la lo
Sitifirash Sulaiman
bodoh bodoh bodoh Samara bodoh teramat bodoh
Sitifirash Sulaiman
Samara perempuan nk bodoh teramat Bodoh bodoh bodoh....geram aku
Sitifirash Sulaiman
ternyata Samara perempuan bodoh
Soraya
samara megang surat rumah arsyaka yang baru jual aja rumah nya
Soraya
anehnya tabrakan parah tpi chelsea gak keguguran
Soraya
Samara anak kuliahan tpi bodoh dan gak peka
Soraya
istri yang gak peka
Soraya
mampir thor
Arin
hehe maaf sy udh seuzon sm kmu nay...
Arin
dasar keluarga lampir
Arin
semoga lumpuhny ngga sembuh,biar di pecat
Arin
heh setan...enak bngt loh gilirn skit nyari samara,Sono SM jalng aja😡😡👊👊👊
Arin
dasar pasangan LAKNAT...sy tunggu karmamu😡😡👊
Arin
dan nanti klo kmu bneran di turunin jbtny ya biar tau rsa,semoga karma scptny dteng buat psngn laknat itu
Arin
setan tuh si syaka....udh punya anak 3 kok msih gtel,blm jga kaya udh bertngkah😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!