Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Jadi bagaimana? Apakah kamu mau menikah denganku, Samuel?" Tanya Vanessa sambil berpangku tangan dan tersenyum manis.
Mungkin karena Vanessa merasa bahwa dirinya cantik, terkenal, banyak yang naksir, dan memiliki segalanya, sehingga dia merasa sangat percaya diri sekali bahwa Diego akan menerima lamarannya.
Diego yang sedang menikmati sarapan paginya, kini dia menjadi tidak nafsu makan setelah mendengar pernyataan Vanessa yang ingin menjadikan dia sebagai suami.
Mungkin Vanessa sama sekali tidak menyadari bahwa dia telah melamar sang malaikat maut yang sewaktu-waktu akan merenggut nyawanya. Walaupun Diego memiliki paras yang sangat tampan, tapi sebenarnya pria itu begitu mengerikan di mata musuh-musuhnya.
Diego terpaksa mengakhiri sarapan paginya. Dia balik bertanya kepada Vanessa. "Kenapa kamu ingin menikah denganku?"
Setelah bertanya seperti itu, Diego segera meneguk segelas air putih yang telah tersedia di atas meja makan.
Vanessa segera menjawab pertanyaan dari Diego dengan panjang lebar, "Ayahku salah paham dengan kejadian semalam. Ayah mengira kalau kita telah berbuat tak senonoh. Tapi setelah aku pikir-pikir lebih dalam lagi, aku merasa bahwa lebih baik aku memanfaatkan kesalahpahaman ini untuk menggagalkan rencana pernikahan aku dengan calon suamiku. Makanya aku bilang kepada ayahku bahwa aku sedang mengandung anakmu."
Diego yang sedang minum, dia langsung tersedak setelah mendengar pertanyaan dari Vanessa yang mengatakan bahwa Vanessa sedang mengandung anaknya. "Uhukk... Uhukk... Uhukk..."
Bagaimana dia tidak kaget, cara membuatnya pun dia tidak tahu. Karena memang selama ini dia hanya memiliki hasrat untuk membunuh, dia belum pernah merasakan hasrat untuk membuat anak dengan wanita manapun.
"Untuk apa kamu mengaku seperti itu?" Tanya Diego dengan nada kesal.
"Kamu tenang saja, aku tidak akan menuntut apa-apa darimu. Aku hanya menginginkan status saja. Kita akan tidur di kamar yang berbeda. Dan aku juga tidak akan mencampuri urusan pribadimu. Yang penting aku tidak menikah dengan Jerry. Dan tentu saja aku akan membayar kamu, aku akan membayar berapapun yang kamu inginkan." Vanessa mencoba untuk memberikan penawaran yang menarik kepada Diego.
Diego pun menghela nafas dengan panjang. Wanita itu malah memperumit keadaan. "Mengapa kamu harus memilih aku yang menjadi calon suami kamu?" Tanya, penasaran.
"Karena aku rasa aku akan aman hidup bersama dengan kamu, kamu jago berkelahi. Walaupun sebenarnya kamu sedikit menyebalkan dan sangat dingin, tapi aku rasa kamu adalah pria yang baik. Buktinya kemarin kamu rela terluka demi menyelamatkan aku dan anak-anak."
Sebenarnya Diego ingin tertawa ketika Vanessa mengatakan bahwa dirinya adalah pria yang baik dan menganggap Diego adalah penolongnya. Padahal andai saja Vanessa tahu bahwa sebenarnya kemarin hampir saja dia akan menembak Vanessa, Diego mengurungkan niatnya untuk menembak wanita itu karena tidak tega melihat anak-anak yang nantinya akan ikut terluka.
"Jadi bagaimana jawabanmu, Samuel?" Tanya Vanessa dengan penuh penekanan. Lama-lama dia merasa kesal kepada Diego yang tak kunjung memberikan jawaban kepadanya juga.
...****************...
Jawaban Diego membuat Vanessa seakan dia telah terjun bebas dari langit ketujuh. Sungguh membuat harga dirinya runtuh.
Selama tiga hari Vanessa tidak nafsu makan. Mungkin karena dia sudah terlanjur bilang bahwa dirinya sedang hamil anak Diego kepada ayahnya. Tapi rupanya Diego malah menolak lamarannya dan pergi begitu saja.
"Arrrghhh.... Dasar Cowok robot!"
"Es batu!"
"Beruang kutub!"
"Pokoknya dia adalah cowok yang paling menyebalkan di dunia ini. Huuuhh."
Vanessa terus mengumpat. Padahal banyak sekali pria yang melamarnya, tapi giliran dia melamar seorang pria pengangguran, rupanya lamarannya malah ditolak.
Saat ini Vanessa sedang bekerja di kantor, tapi dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Mungkin karena dia masih kesal kepada Diego.
"Lagian Nona ada-ada saja. Untuk apa Nona mengaku hamil sama Tuan Arthur?" Tanya Miss Lusi kepada Vanessa.
Selain sebagai asistennya Vanessa, Miss Lusi juga bisa dijadikan teman curhatnya sang nona muda.
"Saat itu aku terlalu percaya diri. Aku pikir pria pengangguran itu akan menerima lamaranku. Tapi ternyata dia malah menolakku. Seorang Vanessa Mahendra telah ditolak lamarannya oleh seorang pria pengangguran? Padahal sudah tiga puluh tiga pria yang sudah aku tolak!" Penolakan Diego telah meruntuhkan harga diri Vanessa.
Saat itu Diego berkata, "Maaf, aku tidak tertarik untuk menikah denganmu."
Miss Lusi mengkoreksi perkataan Vanessa. "Tiga puluh lima, Non. Selama Nona Vanessa berada di kampung Z, ada dua pengusaha yang datang kesini untuk melamar Nona. Yang Satu masih bujangan. Yang satu lagi seorang duda yang sudah memiliki empat orang cucu."
Vanessa hanya menghela nafas, tidak peduli jumlah berapa pria yang sudah dia tolak. Buktinya dia merasa telah dihempaskan karena lamarannya ditolak oleh seorang pria pengganguran itu.
"Lalu sekarang apa yang akan Nona lakukan? Tuan Jerry sudah bilang kalau dia akan menerima bayi yang dikandung oleh Nona. Dan hari ini adalah hari terakhir untuk memberikan kesempatan kepada pria pengganguran itu untuk datang ke hadapan Tuan Arthur."
Karena Tuan Arthur mengira bahwa Vanessa sedang mengandung anaknya Diego, sehingga dia memberikan kesempatan kepada Diego untuk datang menghadapnya. Walaupun Jerry sudah menyatakan bahwa dia akan menikahi Vanessa walaupun Vanessa sedang hamil anak dari pria lain. Tapi berhubung Vanessa sedang hamil, Tuan Arthur saat ini lebih mengedepankan dulu keinginan putrinya. Jika Diego tidak datang menemuinya, maka Tuan Arthur tetap akan menikahkan Vanessa dengan Jerry.
Vanessa hanya menghela nafas dengan kesal. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini. Apalagi dia sama sekali tidak memiliki alamat pria pengangguran itu. Padahal hari ini adalah kesempatan terakhir yang Tuan Arthur berikan untuk Diego, jika ingin bertanggungjawab terhadap kehamilan putrinya.
Walaupun sebenarnya Vanessa sama sekali tidak hamil, dia hanya bersandiwara demi tidak menikah dengan Jerry. Kebohongan itulah yang membuat Vanessa semakin dibuat frustrasi, karena dulu dia terlalu percaya diri mengira bahwa Diego akan menerima tawaran darinya. Rupanya pria itu malah menolaknya, membuat Vanessa merasa dihempaskan ke dasar jurang yang paling dalam.