TAMAT 02 NOVEMBER 2023
Ning Aisha menangis setelah King tak sengaja menciumnya. "Jangan dekati aku lagi!"
"Terus, gimana cara Gue jagain Lo, Cengeng?"
"Nggak perlu, aku bisa jaga diri baik-baik! Kita bukan mahram, jangan deket-deket! Setan pasti suka godain Kita, terutama kamu yang nggak kuat iman! Nggak mau shalat. Pasti jadi temen setan!"
"Lo mau dihalalin sama temen setan ini? Bilang! Besok Daddy sama Mom biar ngelamar Lo buat Gue!"
"Sinting..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB TUJUH BELAS
King mendingin beku, derap langkah kaki tegasnya mengikuti setiap ayunan kaki mungil istri rahasianya. Aisha berjalan lebih terburu-buru, berusaha tak terlibat cekcok dengan pemuda posesif itu.
Sayang harapan Aisha tak terealisasi, di tempat sepi King justru menarik tangan Aisha, lantas memasukkan gadis itu ke dalam ruangan khusus JAS-MC.
Aisha Humaira mulai merasakan hawa lain dari suami yang biasanya manja dan mirip anak kecil di dalam pelukannya.
"Liat muka Liam, Aisha! Tuh anak masuk dalam daftar musuh-musuh Gue. Lo liat?"
Aisha pejamkan mata ketika King mengetuk ketuk geram dinding, di mana foto-foto para musuh King terserak. King sampai lupa dengan sebutan Lo dan Gue lagi saking geramnya melihat Liam bicara pada Aisha.
"Apa hubungannya sama Aisha?" Gadis itu berkata tanpa berani membuka matanya.
"Barusan kalian ngobrol!" Jelas saja King cemburu, dia tak ingin Aisha terlibat kontak apa pun dengan pemuda lain, garis keras Liam Bagaskara.
"Dia balikin dasi Aisha, apa salahnya?" Aisha menyela cepat. "Kamu sama Glo lebih dari yang Liam perbuat ke Aisha!" tuduh baliknya.
"Kamu cemburu sama Glo yang, kamu tahu dia cuma adikku!" tukas King berapi-api.
"Dan bentar lagi. Liam jadi Masnya Aisha juga! Satu sama!" serobot Aisha tak kalah berangnya.
"Dia racuni kamu hmm?" King jadi penasaran sejak kapan mereka dekat. "Dari kapan kalian akrab? Ngapain kalian di toilet hah?"
"Pas kamu pangkuan sama Glo, Aisha baru ajah dateng bulan. Aisha turun ke lantai bawah buat beli pembalut sendiri. Rok Aisha nembus, Liam yang bantu tutupin roknya."
"What?" King terpana pada pengakuan Aisha yang sangat mengesalkan. Romantis sekali aksi Liam pada istrinya ini, pantas pakaian Aisha ganti ketika itu.
"Seenggaknya Aisha jujur. Aisha malah nggak tau apa yang kamu perbuat sama Glo di luar sana. Kalian nonton, makan malam bareng, ketawa bareng, pulang-pulang parfum kamu udah lain. Di depan Aisha ajah kalian kayak orang pacaran, gimana di belakang?"
Aisha inginnya tidak menangis dan lemah seperti Ummi, tapi bagaimana caranya?
Nyatanya ketika pernikahan sudah menjadi payung bagi keduanya, pemberontakan tidak semudah yang dia pikirkan, dan mungkin ini yang dulu Ummi alami dengan Abi-nya.
"Kenapa topiknya ke situ lagi? Glo, Glo, dan Glo! Kita ini lagi bicara, soal musuhku yang pantang kamu dekati, Aisha Humaira!"
"Kamu takut aku tahu keaslian kamu dari Liam hah?" tuding Aisha. Seketika, mata itu menampilkan letupan kekecewaannya.
"Keaslian?" King masih tak bisa mencerna.
"Iya, keaslian Asyraf King Miller. Siapa yang pernah kamu suka, siapa ajah yang pernah jadi target taruhan kamu, siapa ajah yang pernah kamu gebukin sampe babak belur!"
"Kalian ngobrol sejauh itu di belakang ku, Aisha?" sela King. Wajahnya kian menekuk, namun menuntut tahu apa yang Aisha tahu.
"Mengobrol itu dua arah King, aku cuma dengerin omongan dia!" kata Aisha.
"Sama ajah, aku nggak suka kamu deket sama dia!" King meledak-ledak.
"Gimana caranya? Dia bahkan mau jadi Abang tiri Aisha! Gimana cara Aisha menghindar?"
"Abang?" King terkekeh samar. Belum usai kemarahan yang ingin dia unjuk, Aisha sudah melengos keluar dari ruangan.
"Aisha!" King menghantam dinding yang ditempeli foto Liam Bagaskara.
"Ngapain Lo?" Dewa mendengar ribut-ribut, dan rupanya benar dugaannya. King dan Aisha tengah ribut di dalam sini.
King duduk di kursi sambil meremas rambutnya geram. "Liam, anak brengsek itu deketin Aisha!" ujarnya sengit.
"What?!" Roland menyambar.
"Wah-wah, cari mati tuh anak!" Gladys masuk dan langsung nimbrung. Gadis tomboi itu duduk di sisi Dewa yang juga barusan duduk.
"Jadi mau balas dendam dia?" Mahesa bertimpa datang. "Jaga ketat Aisha, jangan sampe ada kesempatan buat Liam!" sarannya.
King berdecak frustrasi. "Masalahnya. Dua hari lagi, Liam jadi Abang Aisha!" ketusnya.
"Maksud Lo?" Keempat sahabatnya bersamaan.
"Papa Liam, sama Ummi Aisha, mereka mau menikah. Otomatis, mereka saudara."
"What?" Roland, Dewa, Gladys, dan Mahesa serentak. "Kenapa jadi ada plot twist gini sih hidup Lo hah?" imbuh Mahesa heran.
"Menikahi cewek yang mau jadi adek dari musuh Lo!" timpal Gladys. "My enemy, My wife's brother! Begitu judulnya kalo dibuat film telenovela!" lanjutnya tertawa.
"Nggak lucu ege!" Dewa toyor gadis itu. Dan Gladys hanya memamerkan gigi putihnya.
Mahesa fokus pada King. "Sore ini jadi Lo adu balap?" tanyanya.
King mengangguk mengiyakan. Tantangan adalah tantangan, di arena balap nanti, King harus kasih peringatan pada musuhnya ini.
"Kita serang SMA Liam ajah gimana?" usul Roland yang membuat King menampik kepala penuh ceweknya.
"Kalo Daddy tahu Gue buat ulah lagi. Dia bakal kirim Gue ke Amerika!"
Gelengan Dewa tanda ia tak setuju. "Jangan dulu dong! Gimana nasib JAS-MC kalo Lo ke Amerika?"
...📌 Ya ampun gaess, akoh konsumsi obat yang ada ngantuknya 😭 Tidur moloo😭 Nggak bisa konsen nulis 😭 Mangap😮 Sore up lagi... Sekitar sirkuit... Pantengin terus Glo, Flo, Liam, King dan sekawanan mereka....