NovelToon NovelToon
Tinggal Janji

Tinggal Janji

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: lijun

Hubungan yang telah di jalani selama tiga tahun harus berakhir dengan kekecewaan. 2 tahun menjalin hubungan jarak jauh akibat pekerjaan, nyatanya tidak berakhir bahagia. Bahkan janji yang terucap sebelum perpisahan pun tidak bisa menjadi jaminan akan kesetiaan seseorang.
sakit hati Zea membuatnya berubah menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

"Gimana olah raganya?" Tanya pak Bambang pada Zea yang baru saja pulang.

Gadis itu menoleh kala mendengar suara papanya yang berasal dari ruang keluarga. Dengan langkah riang dan senyum manisnya, Zea menghampiri pak Bambang yanh sedang membaca koran bertemankan secangkir kopi.

"Papa, kenapa sendirian? Mama, kemana memangnya?" Tanya Zea.

Biasanya kalau pagi begini maka sang papa akan di dampingi mamanya.

"Mama kamu lagi di taman lihat bunga-bunganya. Pesanan bunga Papa untuk Mama sudah datang, jadi lagi susun-susun di belakang. Semangat banget Mama kamu itu kalau sudah dapat bunga yang dia mau," ujar pak Bambang sembari terkekeh kecil.

Zea ikut terkekeh mendengar cerita dari papanya karena mereka memang tahu bagaimana maniaknya sang mama pada tanaman. Taman depan dan samping di sulap menjadi taman bunga dan buah.

Sedangkan taman belakang di sulap menjadi kebun sayuran. Sesekali bu Sari akan ikut terjun ke taman atau kebun bekalang rumahnya untuk mengurus tanaman-tanaman itu.

"Papa gak ikut sama Mama ke taman? Biasanya kemana Mama pergi Papa akan ikut kalau gak lagi sibuk," ucap Zea.

"Enggak, Papa mau tunggu kamu pulang. Nanti siang ada acara makan siang bersama teman lama Papa. Dan Mama mau kamu ikut, makanya Mama melarang Papa untuk ke taman juga demi tunggui kamu."

Kening Zea mengerut mendengar ucapan papanya.

"Kenapa Zea harus ikut? Memangnya ada acara apa selain makan siang?" Tanyanya penasaran.

Gadis itu agaknya merasa ragu dengan kata makan siang dari papanya. Takutnya ada niat terselubung dari acara makan siang itu.

"Gak harus ikut juga sih, tapi kamu tahu sendiri dong gimana Mama kamu kalau sudah berucap," sahut pak Bambang.

Helaan napas di sertai gelengan kepala dari Zea menggambarkan bagaimana gadis itu hapal dengan watak sang mama.

"Ibu negara memang gak bisa di bantah, bahkan bapak negara pun kalah," gumam Zea.

"Kamu ngomong apa, Dek?" Tanya pak Bambang yang memang kurang jelas mendengar ucapan anak gadisnya.

Sebab pria paruh baya itu berbicara dengan Zea sembari membaca koran. Jadi fokusnya terbagi dua antara mendengarkan dan membaca.

"Enggak, aku mau ke kamar dulu kalau begitu Pa." Pak Bambang hanya mengangguk sebagai jawaban.

Gadis cantik dengan tubuh tinggi langsing namun berisi di bagian tertentu itu melangkah menaiki tangga menuju lantai dua. Kamar yang pernah ia tempati ketika masih kecil dan saat pulang ke kota setiap libur sekolah.

Zea memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sedikit berkeringat akibat naik sepeda. Gadis itu bahkan berendam supaya tubuhnya kembali rileks.

Lupa dengan kejadian tadi yang memang tidak ingin di ingat-ingat oleh Zea. Karena hal itu bukan sesuatu yang harus di ingat juga. Jadi Zea malas untuk mengingat apa lagi memikirkannya.

Selesai dengan kesibukannya bersiap, Zea keluar dari kamar dengan setelan santai. Memakai celana panjang yang longgar dan kaos yang sedikit ngepas di tubuh indahnya.

Zea bak seorang model yang sedang memperagakan busana kala menuruni tangga. Pada hal sebenarnya ia berjalan biasa saja, hanya saja yang melihat dirinya merasa sedang melihat catwalk.

"Ayo kita pergi sekarang saja, nanti kita terlambat kalau mengulur waktu lagi. Jam makan siang seperti ini pasti akan ramai orang-orang yang keluar cari makan," ucap bu Sari kala Zea baru saja tiba di ruang keluarga.

Pak Bambang berdiri dari duduknya mendengar titah dari ibu negara. Sedangkan Zea yang hanya memgang ponsel saja langsung di tarik pergi oleh sang mama.

"Ma, tas aku masih di atas." Bu Sari melihat ke arah anak gadisnya yang melakukan protes.

"Sudah, bawa ponsel saja. Yang penting ponsel itu gak tinggal," sahut bu Sari dengan entengnya.

Hanya helaan napas saja yang keluar dari Zea, memang apa lagi yang bisa dia lakukan sekarang selain menurut.

Butuh waktu hampir satu jam di perjalanan bagi mereka hingga tiba di tempat yang di tuju.karena memang benar yang di katakan oleh bu Sari kalau banyak yang keluar mencari makan siang.

Akibatnya jalan ramai dan tidak bisa bergerak cepat. Mengomel lah bu Sari sepanjang jalan memasuki restoran. Siapa lagi yang di omeli kalau bukan Zea.

"Kamu itu mandi apa tidur sih, Dek? Lama banget di kamarnya. Pamitnya sama Papa cuma mau mandi kok malah sampai dua jam lebih di kamar gak keluar-keluar. Lagi semedi kamu di sana supaya cepat kaya? Gak usah, gak perlu kamu semedi untuk cepat kaya. Kartu yang kamu pegang itu banyak isinya. Belum lagi yang dari Mas Mas mu itu, jatah kamu setiap bulan juga ada. Belum lagi saham kamu di perusahaan Papa, dan masih banyak lagi yang lainnya. Gak perlu melakukan apa-apa kamu itu sudah kaya," omel bu Sari

Untung saja mereka melewati area yang tidak ramai orang bahkan cenderung mulai sepi. Karena jam makan siang juga sudah habis dan orang-orang sudah kembali bekerja lagi.

Coba saja kalau keadaan masih ramai, bisa di pastikan Zea tidak mau ikut masuk restoran. Lebih baik menyelesaikan omelan bu Sari terlebih dahulu baru kelaur mobil.

Ini saja Zea sudah bersembunyi di belakang sang papa dan membiarkan bu Sari berjalan lebih dulu di depan.

"Mama, kalau ngomel gak iget tempat dan waktu banget sih Pa." Pak Bambang menahan senyum mendengar gerutuan anaknya.

Sedangkan sang istri yang berjalan dua langkah dari keduanya masih saja mengomel. Memang lah kalau emak-emak ini, terkadang suka tidak tahu tempat kalau mau mengomel.

"Sudah dari sananya," sahut pak Bambang.

"Emangnya sudah dari dulu begitu Mama, Pa? Dari sebelum menikah sama Papa?" Tanya Zea yang masih berbisik pada papanya.

"Iya, bahkan dulu lebih parah lagi sewaktu masih pacaran." Kedua mata Zea melotot tidak percaya mendengar hal itu.

"Kok Papa mau nikah sama Mama yang suka ngomel?" Pertanyaan polos Zea benar-benar membuat pak Bambang membekap mulutnya agar tidak lepas tertawanya.

"Ibarat kata, kalau cinta sudah melekat tahi kucing rasa cokelat." Gadis itu malah bergidik ngeri sendiri.

"Mana ada tahi kucing rasa cokelat, memangnya Papa sudah pernah coba?"

"Ya belum sih, itu kan cuma perumpamaan saja Nak. Artinya apapun akan kita lakukan kalau sudah cinta, menerima dia apa adanya segala kurang lebihnya."

"Termasuk ngomelnya Mama pun Papa terima juga dan semua mua nya?"

Pak Bambang mengangguk mantap mendengar ucapan Zea. Menegaskan kalau dia memang benar-benar mencintai istrinya itu dan menerima semua kurang dan lebihnya bu Sari.

"Apa yang kalian bicarakan sejak tadi, hah?" Tanya bu Sari yang baru sadar kalau semua omelannya tidak ada yang mendengarkan.

"Eh! Enggak ada kok Ma. Ini sudah sampai apa belum?" Tanya Zea mengalihkan pembicaraan.

"Sudah, ayo masuk."

Ketiganya masuk ke dalam ruangan privat yang sudah di pesan.

1
Putu Suciptawati
lanjut kak🙏🙏 pengin lihat pas bu ida mau byar pake kartu kredit, kartunya diblokir😀😀 . mereka ga bs bayar makanan enak yang serba moahal dan si joni atau mimi hrs menggadaikanbarang berharga nereka seperti arlojinya mungkin. keluarga joni jadi gigit jari ...... kapok pok lqh kalian keluarga kemaruk
Nisa Ramadani
jangan jangan endingnya nggak jadi makan😁😁😁
Nisa Ramadani
tumbu tok tutup cocok
lanjut torrr
Erchapram
Luar biasa
Putu Suciptawati
kak thor up nya jangan lama2 ya
Boma
🤣🤣🤣🤣keluarga yg harmonis
momy hana
tlg lanjut kk,seru jg nih kl joni tau zea org kaya.mmg bnr kl botol ketemu tutup jd sm.mksh y kk
Ai Sri Kurniatu Kurnia
rasakan kau Joni malu kan sekarang 🤣🤣🤣 niat mau ambil untung malah buntung 🤣🤣🤣🤣
Ai Sri Kurniatu Kurnia
dasar si Joni sama si Mimi 11 12 kelakuannya,,jelas2 kamu yang salah Joni 🤦🤦🤦gak tahu otaknya dimana itu si Joni disimpan apa disimpan diwaeung Padang apanya jadi gak ada otaknya di kepalanya 🤭🤭🤭
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Ai Sri Kurniatu Kurnia
lanjut thor semangat 💪💪💪💪 terus buat update ya
Zahbid Inonk
udah ada restu dari anak nya tuh tinggal zea nya yg buka hati gpp lh duda juga yg penting dia sayang
Ai Sri Kurniatu Kurnia
jangan-jangan si bule teh jodohnya si Zea nih,,,yang banyak up ya dong thor 🙏🙏🙏
Ai Sri Kurniatu Kurnia
pasti syok tuh si Joni kalau zea keacara pertunangannya,, lanjut thor semangat 💪💪💪 terus buat update ya
Tara
cowok matre tinggalkan saja 😡😤
Ai Sri Kurniatu Kurnia
makanya zea jangan percaya dengan janji manisnya si Joni dan sekarang kamu dikhianatikan sama si Joni karena memilih cewek lain,,,tapi belum tahu aja si Joni kalau zea lebih kaya dari si Joni
Ai Sri Kurniatu Kurnia
crezy up thor,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!