Sinopsis: Terlena oleh Zina
Alvian dan Mesya, dua mahasiswa yang jatuh cinta di kampus, menjalani hubungan yang penuh dengan kebahagiaan dan romantisme. Namun, kesibukan dan ketidakpercayaan mulai merusak hubungan mereka, memunculkan konflik dan cemburu. Setelah berbagai pertengkaran dan introspeksi diri, mereka memutuskan untuk berpisah guna memperbaiki kualitas diri masing-masing. Meski berpisah, mereka menghargai pelajaran berharga dari hubungan tersebut dan melanjutkan hidup dengan lebih bijaksana. apakah Mesya akan bertemu Alvian di jenjang yang lebih serius lagi ? baca kisahnya seorang juga !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mra_ author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
REALITA RUMAH TANGGA
Pernikahan Alvian dan Mesya baru saja memasuki bulan ketiga. Setelah euforia awal pernikahan mulai mereda, mereka mulai menghadapi realitas kehidupan rumah tangga yang sebenarnya. Seperti pasangan pada umumnya, Alvian dan Mesya harus belajar menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan gaya hidup satu sama lain.
Pagi yang Sibuk
Pagi hari di rumah mereka sering kali dimulai dengan kegaduhan kecil. Alvian yang harus berangkat kerja lebih awal, sering kali terburu-buru dan mencari barang-barangnya yang kadang terselip.
"Sayang, kamu lihat kemeja biru aku nggak?" Alvian menghampiri istrinya di dapur.
"Kemeja biru? Bukannya sudah kamu gantung di lemari?" jawab Mesya yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.
"Enggak ada di lemari! Aku sudah cari di semua tempat," sahut Alvian, mulai panik.
Mesya meninggalkan dapur dan masuk ke kamar tidur. Setelah beberapa detik mencari, dia menemukan kemeja biru tersebut tergantung di belakang pintu.
"Ini dia, sayang. Kamu sering lupa kalau ada gantungan di belakang pintu," kata Mesya sambil tersenyum.
Alvian tertawa kecil, "Maaf ya, aku masih harus belajar lebih teliti. Terima kasih, sayang." Alvian mencium dan memeluk istrinya erat
"untung ada istrimu ini yang punya mata elang" Mesya tertawa kecil dan tersenyum manis.
Salah satu tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah mengatur keuangan rumah tangga. Mereka menyadari bahwa perlu ada pembagian tugas yang jelas mengenai siapa yang mengatur apa dalam keuangan mereka.
"istriku sayang, kita harus mulai serius mengatur keuangan. Biaya hidup semakin tinggi, dan kita harus menabung untuk masa depan," ucap Alvian tenang.
"Iya, aku setuju. Bagaimana kalau kita buat anggaran bulanan? Aku bisa mencatat semua pengeluaran kita dan memastikan kita tidak melebihi batas," usul Mesya.
"Bagus, kita mulai bulan depan. Aku juga akan mencoba lebih hemat dalam pengeluaran pribadi," Alvian menyetujui usulan istrinya.
Mereka duduk bersama setiap akhir bulan untuk mengevaluasi anggaran mereka dan merencanakan pengeluaran bulan berikutnya. Meskipun kadang terjadi perbedaan pendapat, mereka belajar untuk berkompromi dan mencari solusi bersama.
Pembagian tugas rumah tangga juga menjadi sumber perdebatan di awal pernikahan mereka. Mesya, yang tidak bekerja di luar rumah, merasa bahwa dia harus melakukan sebagian besar pekerjaan rumah. Namun, dia juga berharap Alvian bisa membantu ketika dia pulang kerja.
"Alvian, bisakah kamu membantu mencuci piring setelah makan malam? Aku merasa lelah setelah seharian mengurus rumah," pinta Mesya dengan senyum indah di bibirnya.
"Tentu, sayang. Aku minta maaf kalau belum banyak membantu. Aku akan lebih aktif mulai sekarang," jawab Alvian mencium kening istrinya.
Balas Mesya mencium bibir suaminya.
Mereka akhirnya membuat jadwal pembagian tugas rumah tangga yang adil, memastikan bahwa keduanya terlibat dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan rumah mereka.
Setiap pasangan pasti mengalami saat-saat ketika komunikasi tidak berjalan lancar. Begitu pula dengan Alvian dan Mesya. Mereka harus belajar untuk lebih sabar dan terbuka satu sama lain.
"Mesya, aku merasa kamu kadang terlalu keras padaku. Bisakah kita bicara lebih tenang saat ada masalah?" tanya Alvian suatu hari.
"Aku minta maaf, Alvian. Kadang aku juga merasa tertekan dan bingung bagaimana mengungkapkannya. Aku akan mencoba lebih tenang dan terbuka," jawab Mesya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Mereka berusaha untuk selalu mendiskusikan masalah yang muncul dengan kepala dingin dan mencari solusi bersama. Mereka sadar bahwa kunci dari pernikahan yang bahagia adalah komunikasi yang baik dan saling pengertian.
Meskipun ada banyak tantangan, Alvian dan Mesya juga selalu berusaha untuk merayakan kebersamaan mereka. Mereka membuat komitmen untuk selalu menyempatkan waktu berkualitas bersama, seperti makan malam romantis di rumah, menonton film favorit, atau sekadar berjalan-jalan di taman.
"istriku, aku senang sekali bisa menghabiskan waktu denganmu seperti ini. Ini mengingatkanku betapa beruntungnya aku memilikimu," kata Alvian saat mereka duduk di sofa sambil menonton film.
"Aku juga merasa begitu, suamiku. Terima kasih karena selalu berusaha membuatku bahagia," balas Mesya dengan senyum hangat.
Alvian dan Mesya menyadari bahwa pernikahan adalah perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan dan kebahagiaan. Mereka berusaha untuk selalu mendukung satu sama lain, mengatasi setiap masalah dengan kepala dingin, dan menjaga api cinta tetap menyala.
Meskipun ada saat-saat sulit, mereka percaya bahwa dengan komunikasi yang baik, saling pengertian, dan cinta yang tulus, mereka bisa melewati setiap rintangan yang ada. Kehidupan rumah tangga mereka mungkin tidak sempurna, tetapi mereka selalu berusaha untuk menjadikannya bahagia dan bermakna.
cuma itu ceritanya terlalu singkat aja. kan mana mungkin hidup itu hanya sedikit konflik.. dan juga kegiatan dan cara berbicara terlalu biasa.. semangat melatih public speaking ya✌️
jangan lupa mampir di karyaku ya..
diriku adalah masa depanku
setetes air diujung ranting
terjebak dalam masa lalu
thanks ✌️