Second Life Valerie

"pake nanya lagi" valerie mencebikan bibirnya kesamping. Ia kesal karena harus mengingat viona lagi yang sempat ia lupakan karena ciuman mereka tadi.

"jangan khawatir aku milikmu" ucap axel lagi sembari mengeratkan pelukannya ditubuh mungil valerie.

"aku tahu, bahkan aku hafal dialog buaya sepertimu!. itu sudah basi tahu" valerie memalingkan wajahnya disamping jendela mobil.

"aku bukan buaya" kekehan axel terdengar menyebalkan ditelinga valerie.

valerie tidak menanggapi ucapan axel ia sudah cukup malas moodnya kembali hancur karena axel yang tidak peka.

"pesta seperti apa yang kamu suka?" tanya axel sambil mengelus pipi valerie.

"pesta?" valerie menoleh dan menatap mata hazel axel.

"pesta pernikahan" jawab axel lagi.

"siapa yang mau menikah?" valerie kembali bertanya.

"pesta pernikahan kita" jawab axel pria itu menyandarkan kepalanya disandaran kursi.

"oh" jawab valerie kemudian wanita itu kembali menatap diluar jendela.

"oh?" kening axel mengerut mendengar jawaban valerie yang terkesan biasa saja.

valerie tidak menghiraukan axel ia malah sibuk dengan fikirannya sendiri. Ia menerawang jauh entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini.

"aku gak mau" ucap valerie setelah ia terdiam cukup lama.

"gak usah adain pesta" lanjut valerie lagi.

"apa maksudmu?" tanya axel rahangnya seketika mengeras. Mengapa gadisnya tidak mau mengadakan pesta pernikahan apakah ada yang gadis itu sembunyikan darinya?.

"aku gak ingin memiliki seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya" ucap valerie ia beranjak ingin pindah kekursinya. namun, axel menahan pinggulnya bahkan lelaki itu sedikit mencengkramnya.

"aku pernah punya hubungan dengan wanita mana pun valerie" jawab axel.

"lalu viona? Apa aku harus mengingatkanmu tentang viona? Apa ini sifat aslimu setelah tak membutuhkan wanita kamu akan membuangnya?" ucap velerie ia menatap tajam mata axel.

"aku tidak memiliki hubungan apapun dengan viona" jawab axel ia semakin mengeratkan belitan tangannya dipinggang gadis itu yang terus saja berusaha ingin beranjak dari pangkuan axel.

"oh, ya? Apa aku harus percaya denganmu? Sedangkan viona mengatakan hal lain padaku! Sudahlah cel. Tuntaskan masa lalumu jika kau ingin tetap bersamaku" jawab valerie kembali memalingkan wajahnya kesamping. Ia sudah cukup lelah berusaha untuk pindah kekursinya namun, tenaganya kala kuat dengan tenaga axel.

"apa maksudmu?" tanya valerie dengan suara penuh penekanan, sorot mata yang dingin menatap wajah valerie. Seketika buluk kuduk valerie meremang dan seluruh tubuhnya terasa dingin merinding. Tiba tiba suasana dalam mobil begitu menegangkan entah apa yang sedang terjadi valerie juga tidak mengerti.

"jangan bermain main denganku valerie. Jangan membawa viona disini jika kamu sedang menyelamatkan lelaki lain" wajah valerie seketika menoleh menatap axel.

"apa maksudmu?"

"kelvin"

"kelvin? Oh my god. Kamu membawa kelvin disini?. Aku sudah tak ada hubungan apapun dengan kelvin. Aku sudah menduganya jika kamu ternyata sama saja. Aku menyesal cel mengajakmu bertemu kelvin dikafe waktu itu. Aku fikir dengan mengajakmu kamu akan percaya jika aku sedang berusaha membangun hubungan denganmu. Namun, ternyata kamu sama saja. Aku fikir kamu dipihakku" ucap valerie menunduk ia menyembunyikan air matanya yang sebentar lagi akan luruh.

"jangan menyentuhku!!" sentak valerie menepis tangan axel yang hendak menyentuh dagunya.

"jika aku tahu kita akan dijodohkan aku tidak akan memiliki hubungan dengan lelaki lain. Apa itu salahku juga cel? yaa aku lupa jika disini memang akulah yang salah aku yang hina telah memiliki hubungan dengan lelaki lain. Namun, harus kalian ingat itu bukan perselingkuhan. Aku tidak berselingkuh, aku mengakhirinya walaupun terlambat. Dan apa kamu pernah melihatku berhubungan? Bertemu atau menelepon dengannya? Tidakkan. Tapi kamu? Bagaimana denganmu cel? Kamu menerima wanita lain disekitarmu. Apa kamu tahu bagiamana hatiku? Oh, iya aku lupa jika kamu tidak perduli" disela lelehan air mata valerie gadis itu tersenyum getir. Sakit sungguh sakit hatinya ia fikir axel berbeda dengan kelvin namun, ternyata sama saja. Air mata valerie semakin deras mengalir dipipinya tanpa bisa ia cegah.

Valerie menghapus dengan kasar air mata dipipinya. Tangannya terulur ingin membuka pintu mobil namun, axel segera menahannya.

Plaaakkkk.... Valerie menampar pipi axel, saat pria itu hendak menciumnya meski pun tidak menyakitkan bagi axel namun, cukup membuat lelaki itu kaget dengan reaksi valerie. Ternyata wanita jika sedang cemburu itu sangat mengerikan batin axel menggigit pipinya bagian dalam.

"jangan menyentuhku aku bukan ja****ng!!!" teriak valerie untuk kesekian kalinya axel kaget karena yang ia tahu valerie sangatlah lemah lembut. Ternyata cemburu juga bisa merubah sifat wanita menjadi horor bahkan lebih horor dari kuburan. Batin axel tersenyum samar bukannya marah malah ia sedang menahan dirinya mati matian agar tidak menyerang gadisnya.

"aku tidak memiliki hubungan dengan viona" ucap axel lagi.

"aku tidak peduli sana menikah dengannya saja" axel tidak bisa lagi menahan dirinya ia segerah menarik tubuh gadisnya lalu memeluknya dengan erat.

"maaf" axel mengecup pucuk kepala valerie berulang kali.

"maaf telah membuatmu menangis" axel menangkup wajah valerie menggunakan kedua tangannya lalu mengecup kedua mata valerie secara bergantian.

"jangan menggigitnya baby" ucap axel yang melihat valerie menggigit bibir bawahnya. Karena ia sedang berusaha menahan agar tangisnya tidak pecah saat itu juga namun, pertahanannya runtuh saat axel menyentuh bibirnya.

"berhenti menyentuhku axel!!" valerie menepis tangan axel yang berada dibibirnya.

"aku tidak memiliki hubungan dengan viona sayang maupun dengan wanita lain. Aku jamin itu berhentilah marah sayang aku gak bisa lihat kamu nangis kayak gini" axel terus membujuk valerie namun wanita itu hanya menggelengkan kepalanya.

"aku gak bisa bersaing dengan wanita yang lebih mengenalmu sedangkan aku hanya wanita baru dihidupmu. Kamu belum mengenalku dengan benar cel. Bisa jadi besok atau lusa kamu akan membuangku juga seperti mereka." ucap valerie menatap mata hazel yang menatapnya dengan sorot mata memohon.

"stop ngelantur baby" axel mengelus punggung valerie berharap agar gadis itu tenang.

"lalu aku harus bagaimana? Dia teman masa kecilmu yang sudah pastinya kalian saling mengenal dari kecil. Lalu gede berubah jadi temen dekat lalu aku siapa? Diantara kalian aku wanita baru yang merusak hubungan kalian." air mata valerie kembali jatuh dipipinya.

Cup

axel mengecup bibir valerie agar wanita itu bisa diam. Jujur hatinya sakit melihat wanita yang dia cintai menangis terlebih lagi untuk alasan yang tak masuk akal menurutnya. Viona selama ini aku membiarkanmu karena mengingat kita sudah berteman sedari kecil. Namun, sikapmu membuat gadisku menangis maka jangan salahkan aku batin axel.

"dengar sayang. Kamu bukan wanita baru atau apapun itu. Kamu istri aku, kamu milikku, please jangan menangis lagi. Aku gak ada hubungan apapun dengan viona sayang" sekali lagi axel mengecup pipi valerie.

"jika tidak memiliki hubungan jangan membiarkan dia ada disekelilingmu. Mungkin kamu tidak memiliki rasa padanya tapi itu tidak menjamin dia tak ada rasa terhadapmu. Apa kamu tidak pernah mendengar orang berkata perempuan dan lelaki tidak bisa berteman terlebih lagi kalau sudah menikah? Dan yang menjadi kesakitanku. Kamu mengakuiku sebagai adik." jeda valerie ia menghapus kasar air matanya.