Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20_Syarat-syarat
Untung saja ucapan Bara tidak di lakukan, Bara hanya membersihkan tubuh sang istri, benar-benar hanya membersihkan ya tanpa ada adegan dewasa di sana.
"Kamu tunggu di sini saja, biar makan malam nya saya yang ambil." ucap Bara setelah menggantikan baju untuk sang istri, bahkan rambut Maura yang basah pun Bara telaten untuk mengeringkannya.
"Aku bisa turun kok mas." jawab Maura merasa tidak enak dengan mertua nya jika malah sang suami yang mengambil kan makannya, bagaimana nanti citra dirinya.
"Sudah duduk saja, kayak bisa jalan aja." sindir Bara kemudian pergi dari sana.
Maura hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan sang suami, tapi memang rasanya kakinya begitu lemas sekali tidak bisa berdiri tegak, area Miss v nya juga begitu sakit dan nyeri, sang suami memang begitu menyiksa dirinya.
Bara turun ke bawah di mana di sana semua anggota keluarga sudah duduk manis.
"Mana Maura?" tanya mama Wina.
"Di kamar." jawab Bara singkat.
"Loh dia gak mau makan?"
"Bara makan di kamar saja ma, Maura sedang sakit jadi gak bisa jalan." ucap Bara sambil mengambil naik dan lauk untuk di makan sang istri.
Mama Wina dan papa Brian tahu apa maksud sang anak bahwa Maura sakit tidak bisa jalan, apa lagi mama Wina beliau pernah merasakan apa yang menantunya itu rasakan.
"Makanya jangan kenceng kenceng baru pertama itu." jawab papa Brian yang memang begitu blak-blakan seperti lupa bahwa ada Bianca di sana.
"Kak Maura sakit apa kak? Gak bisa jalan kenapa? Apa parah sakitnya?!" tanya Bianca bertubi-tubi membuat Bara sakit kuping mendengar nya.
"Kamu masih kecil jadi gak boleh ikut bahas bahas kayak gini." ucap mama Wina membuat Bianca memajukan bibirnya.
Bara pun naik ke atas sambil membawa makan untuk sang istri, dia sengaja hanya mengambil satu piring dengan nasi dan lauk yang cukup banyak karena bisa mereka makan berdua, jadi konsepnya sepiring berdua.
"Ayo makan." seru Bara masuk ke dalam kamar.
"Mas itu banyak banget nasinya, aku gak bakalan habis." ucap Maura.
"Siapa yang bilang buat makan kamu aja, ini juga buat aku makan, udah sekarang kita makan malam habis itu istirahat." ucap Bara.
Maura dan Bara makan dengan lahap, mungkin karena itu hanya makanan yang di bawa oleh Bara.
Setelah selesai Maura pun istirahat karena jujur seluruh tubuhnya remuk sekali.
.
Pagi harinya Maura ingin berangkat kerja namun dengan keras suaminya menolak, Maura kelimpungan rasanya karena sang suami yang melarangnya untuk bekerja.
"Mas aku mohon ya, aku pingin bekerja." ucap Maura memohon agar Bara mau mengizinkannya untuk bekerja lagi.
Maura memohon kepada sang suami sampai Bara mengizinkan nya.
"Ok, kamu boleh bekerja tapi gak boleh bawa barang yang berat beras, setiap jam makan siang harus ke ruangan aku kita makan siang bersama dan setiap pulang kantor harus menunggu saya di mobil karena kita kan pulang bersama." ucap Bara memberikan syarat syarat agar sang istri mau menurutinya.
Maura tinggal memilih untuk tetap bekerja dengan syarat tersebut atau tidak di perbolehkan lagi bekerja, dia sudah lama sekali bekerja sehingga kesusahan seperti itu sudah Maura alami jadi dia tidak terbebani sama sekali.
"Ok aku mau, tapi berarti aku boleh dong bekerja?!" ucapnya antusias dan di angguki oleh Bara.
"Boleh." jawab Abra singkat.
Tanpa basa-basi Maura langsung berhamburan kepelukan sang suami, dia seperti lupa bahwa area Miss v nya masih sakit.
.
.
Bersambung.....