NovelToon NovelToon
Become The Billionaire'S Wife

Become The Billionaire'S Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:7.6M
Nilai: 5
Nama Author: Sujie

Namanya Elisa, dia terlahir sebagai putri kedua dari keluarga Hanggara, namun hal itu tak membuat nasibnya bagus seperti kakaknya.

Dia bahkan dikenal sebagai perempuan arogan dan sangat jahat di kalangannya, berbeda dengan kakaknya yang sangat lembut dan pandai menjaga sikap.

Marvin Wiratmadja, adalah putra dari Morgan Wiratmadja. Terlahir dengan kehidupan super mewah membuatnya tumbuh menjadi orang yang sedikit arogan dan tak mudah di dekati meski oleh lawan jenisnya.

Namun siapa sangka, ketertarikannya justru tertuju pada seorang gadis yang dikenal berhati busuk dan semena-mena bernama Elisa Hanggara.

Bagaimana takdir akan mempertemukan mereka?

Baca episodenya hanya disini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sujie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terungkap

Elisa membuka sedikit pintu kamar mandi dan mengeluarkan kepalanya, dan disaat bersamaan matanya bertemu tatap dengan pria yang semalam merenggut kesuciannya.

"Ada apa?" tanya Marvin dengan datar dan terkesan keangkuhannya.

Melihat hal itu, Elisa menutup pintunya kembali dengan segera.

Bagaimana mengatakannya, gumam Lisa seraya menggigit bibir bawahnya.

Untuk sesaat ia berpikir, dan suara ketukan pintu segera menyadarkannya.

"Hey, apa kau tidak ingin keluar," tanya Marvin

"Tuan, bisakah kau ambilkan pakaianku? Aku terlupa membawanya tadi!" teriaknya sedikit ragu.

Marvin menggelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis.

Ia merasa gemas sekali pada gadis itu. Suaranya, raut wajahnya, gestur tubuhnya, ditambah tingkahnya yang seperti ini, seperti sesuatu yang menyihirnya dalam sekejap.

Tanpa ragu ia berjalan memunguti pakaian gadis itu yang tercecer dimana-mana, termasuk pakaian dalamnya.

"Ini, ambillah!" katanya seraya mengetuk pintu kamar mandi.

"Terimakasih," sahut Elisa dengan cepat, iapun meraih pakaiannya dengan segera. Namun sungguh sial, celana dalamnya jatuh ke lantai kamar mandi dan menjadi basah.

Duh ... gimana sih? gerutunya dalam hati.

Ia pun akhirnya terpaksa memakai pakaiannya, tanpa celana dalam.

Risih, jelas saja. Siapa yang tidak risih jika berada diposisi seperti ini.

Jika Marvin adalah suaminya, tentu suasana akan menjadi lain. Tapi sayangnya, mereka bahkan tidak saling mengenal dan tidak memiliki hubungan apapun selain percintaan tanpa sadar semalam.

Tanpa sadar bagi Elisa, tapi tidak bagi Marvin tentunya.

Elisa keluar dari kamar mandi dengan sedikit malu - malu. Ia berjalan memepet dan membelakangi tembok untuk mengambil tasnya yang ada di atas meja. Lalu dengan secepat kilat ia memasukkan celana dalamnya tadi.

"Apa yang kau sembunyikan?"

Pertanyaan Marvin membuatnya terlonjak dan gugup.

"Itu ... bukan apa-apa,"

"Baiklah, mari kita turun dan sarapan dibawah," ajak Marvin.

Elisa hanya menurut saja, ia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Dan satu-satunya yang ia takutkan hanya satu hal. Hamil. Ya, pikirannya tertuju kesana.

Ia menatap bekas merah dirinya yang ada di sprei.

Nyeri sekali rasanya, mengingat hal yang selama ini dijaganya dengan hati-hati harus berakhir seperti ini. Tanpa dia sadari pula.

"Kenapa kau masih mematung?"

"Itu ... bolehkah aku pinjam jas yang kau pakai?" pinta Elisa.

"Jas?" tanya Marvin tak mengerti.

"Ya, pakaianku cukup terbuka. Aku merasa tidak nyaman," jawabnya asal. Tidak mungkin jika dia harus mengatakan jika dia meminjamnya untuk menutupi bagian belakang tubuhnya yang menonjol tanpa lapisan celana dalam.

"Baiklah,"

Marvin lalu melepas jas yang dikenakannya dan memberikannya pada Elisa.

Mereka berdua pun keluar dari kamar hotel tersebut dan turun ke restoran yang ada di dasar bangunan.

Tidak ada obrolan apapun selama mereka berjalan menuju kesana.

Seorang pelayan restoran menyambut mereka dengan ramah dan mengantarkan mereka ke meja yang telah dipesan.

"Kau mau makan apa?" tanya Marvin tanpa sungkan.

"Sepotong roti panggang, omelet sayur, sup panas dan segelas jus jeruk," jawab Lisa dengan lancar.

Mendengar hal itu, Marvin menaikkan alisnya karena heran. Bagaimana gadis itu bisa tidak sungkan menyebutkan beberapa makanan untuk dipesan.

Nampaknya dia memang gadis yang tidak punya sisi kepura-puraan, batin Marvin. Polos, ya begitulah yang lelaki itu simpulkan.

Ada sebuah rasa penasaran di dalam hatinya. Ia cukup lama memperhatikan gadis yang membuang wajahnya kesamping. Wajahnya masih sama, cantik meski tanpa pulasan make up.

"Ada lagi?" tanyanya kemudian.

"Emm ... tidak ada,"

"Baiklah, bawakan semua yang dipesan olehnya. Buatkan juga untukku, sama dengan apa yang dipesan olehnya," kata Marvin pada pelayan restoran itu.

Elisa merasa sedikit heran, tapi ia mencoba bersikap biasa saja. Di dalam hatinya bertanya-tanya. Siapakah lelaki ini? Dari penampilannya, pria ini seperti bukan orang sembarangan. Tapi siapa? Jika orang penting, siapa dia? Kenapa wajahnya asing sekali.

"Jadi bagaimana?" tanya Marvin membuka percakapan.

"Apanya?"

"Bagaimana aku bisa meminta tanggung jawab mu atas perbuatan mu padaku semalam?"

"Akulah yang dirugikan disini! Lagipula, siapa yang menjamin jika kau masih perjaka?"

"Tapi aku memang masih perjaka!"

"Lalu kenapa kau melakukannya? Aku bahkan tidak bisa mengingatnya. Bisa kau ceritakan? Oh atau kau sengaja menjebak ku?"

"Baiklah, aku akan ceritakan padamu. Tapi setelah kita mengisi perut," kata Marvin saat melihat seorang pelayan membawa hidangan yang mereka pesan.

Melihat hal itu, Elisa pun hanya bisa mengikuti perkataan pria dihadapannya.

Mereka menikmati sarapan itu tanpa obrolan berarti, bisa dibilang suasananya sangat hening diantara keduanya.

Hingga mereka selesai bersantap pagi, Marvin pun menepati janjinya.

"Lihatlah!" Marvin menunjukkan sebuah rekaman saat berada di restoran semalam. Ia merekam segala gerak-gerik seorang pria, yang Lisa tau pria itu adalah Boby.

Ya jelas sekali itu adalah Boby, yang semalam kakaknya kenalkan padanya. Lelaki yang juga telah bertindak kurang ajar padanya.

Mata Lisa membelalak saat melihat lelaki itu memasukkan sesuatu ke dalam minumannya sesaat setelah dirinya ke kamar mandi.

Obat apa yang dia masukkan di minumanku?

1
Dara Fitriani
bagus
Sweet Girl
Sakit jiwa nie Stevi
Sweet Girl
Ruba bener
Sweet Girl
Obat pelangsang
Sweet Girl
Yo mosok koe Ra ro akibat dr obat Pin... Khan lama Urip Nang Londoh...
Sweet Girl
Obatin wes Vin... kasihan si Elisa....
Sweet Girl
Si Ruba
Sweet Girl
Belum tau kejadian sebenarnya sudah komentar, Buk ibuk....
Zery Nurvitha
lah...loe bapak ...kasih lah anak loe mobil....bapak goblok....wwkwkwkwk....
ahyuun.e
Curiga klo stevi dan orang tuanya cuma orang asing yg ngaku" ortunya elisa krn elisa pewaris yg sesungguhnya
Wangintowe Tundugi
jgn2 bukan anak kandung ya
Tri Rahayuningsih
Stevi yg dirumah Hanggara Stevi palsu oplas mungkin
Tri Rahayuningsih
semoga marvin TDK tergoda dan tidak goyah dg tipu muslihat stevi
Memyr 67
𝖽𝖾𝗀 𝖽𝖾𝗀𝖺𝗇
Memyr 67
𝖺𝗄𝗎 𝗒𝗀 𝗋𝖾𝖺𝖽𝖾𝗋 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺. 𝗆𝖺𝗋𝗏𝗂𝗇 𝗒𝗀 𝖻𝖾𝗀𝗂𝗍𝗎 𝖽𝗂𝗄𝖺𝗀𝗎𝗆𝗂 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀, 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗒𝗎𝗌𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗉𝗎𝗌𝗂𝗇𝗀 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀𝗍𝗎𝖺𝗇𝗒𝖺.
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺, 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀𝗍𝗎𝖺 𝗅𝗂𝗌𝖺, 𝗍𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗎 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗆𝖾𝗋𝗀𝗈𝗄𝗂 𝗌𝗍𝖾𝗏𝗂 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗇𝗍𝗂𝗉 𝗆𝖺𝗋𝗏𝗂𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗅𝗂𝗌𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝗋𝖺?
Memyr 67
itu tablet untuk depresi ya? stevi kan gila?
Memyr 67
jelas hanggara tidak mengerti jalan pikiran elisa, hanggara kan tidak sadar, kalau dia orangtua yg goblog
Memyr 67
stevi stevi, dikira lisa tidak akan mengacaukan pertemuannya dengan tuan muda wiraatmaja? lisa sudah mengacaukan dari sebelum dia bertemu tuan muda wiraatmaja.
Memyr 67
hanggara dan maria menyesal? tapi tidak menyadari, kalau mereka orangtua yg goblog?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!