Alden adalah seorang anak yang sering diintimidasi oleh teman-teman nakalnya di sekolah dan diabaikan oleh keluarganya.
Dia dibuang oleh keluarganya ke sebuah kota yang terkenal sebagai sarang kejahatan.
Kota tersebut sangat kacau dan di luar jangkauan hukum. Di sana, Alden berusaha mencari makna hidup, menemukan keluarga baru, dan menghadapi berbagai geng kriminal dengan bantuan sebuah sistem yang membuatnya semakin kuat.
#story by suciptayasha#
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26 Markas bawah laut
Alden menyiapkan dirinya sebelum ikut ke dalam pertemuan bersama Elvario, ia pulang terlebih dahulu menemui Naira, Lucy, dan Jay. Tujuannya adalah untuk membicarakan rencananya lebih jauh lagi.
Naira mendengarkan situasi Alden sambil menyeruput secangkir kopi. "Aku tidak menyangka kau bisa masuk organisasi musuh dengan mudah, aku kagum padamu."
"Apa kau sudah memastikan kalau itu bukan jebakan?" Berbeda dengan Naira yang kagum, Jay tampak lebih waspada. Berjaga-jaga jika kepercayaan Elvario hanyalah jebakan untuk Alden.
"Aku jamin dia benar-benar mempercayaiku." Balas Alden yakin, bagaimanapun ia telah menyelesaikan misi 'mendapat kepercayaan Elvario' misi itu tidak akan selesai jika Elvario tidak mempercayainya dan malah menyiapkan jebakan.
"Kalau begitu aku percaya padamu. Ayo kita hancurkan mereka dari dalam!"
Jay tampak bersemangat, ia sudah menyiapkan banyak hal untuk membalas kematian kakek tua Val, begitu juga dengan Naira.
"Jadi apa rencanamu nanti."
Malam itu dihabiskan dengan membicarakan rencana penyusupan, rencana yang sangat matang dibuat untuk menghancurkan tiga eksekutif sekaligus.
[Quest baru tersedia, hancurkan eksekutif ke-3 Elvario, eksekutif ke-4 Luca dan eksekutif ke-5 Luis. Hadiah: 1 kotak skill tingkat S, 300.000 koin sistem]
Setelah menyusun rencana, Alden menyiapkan dirinya di dalam kamar.
"Status!"
Nama: Alden
Level: 25
HP: 1000\1000
MP: 500/500
Strength: 50
Vitality: 55
Agility: 59
Vision: 78
Koin: 65.000
Inventori
Toko sistem
Skill: Hunter strike(C) Sharp Blow(E) Uppercut(B) Crescent Kick(B) Jab(E) Shadow strike (A) Spinning kick(E) Armlock (D) Booster (A) Counter strike(A)
Skill Pasif: Martial Art, Nightmare, Negotiation
Alden ingat dirinya mendapatkan kotak skill tingkat A setelah menyelesaikan misi sebelumnya. Tanpa berpikir panjang ia langsung membukanya.
[Mendapatkan Skill Time Stop, dapat menghentikan waktu selama 3 detik, mengonsumsi 300 MP dan 300 HP sebagai gantinya.]
Alden melihat skill yang dimilikinya dengan seksama, diantara skill tingkat A yang dimilikinya mungkin Time Stop adalah skill terkuat yang dimilikinya, namun dengan bayaran yang besar juga.
"Jika aku menggunakannya dalam keadaan terluka mungkin aku akan langsung sekarat atau mati." Gumamnya, tapi di situasi normal, Alden bahkan bisa mengalahkan musuh kuat sekalipun.
Alden mengarahkan pandangannya ke koin sistem miliknya, itu adalah jumlah yang cukup banyak untuknya.
Alden kemudian membuka toko sistem dan melihat beberapa tampilan skill, dan item baru yang tersedia. Ada satu item yang membuat Alden sedikit tertarik, yaitu batu jiwa.
Terlihat 4 batu jiwa yang memiliki rupa seperti batu giok, masing masing batu memiliki warna dan nama yang berbeda.
Power stone yang berwarna merah, dapat meningkatkan status STR Alden dengan praktis. Speed Stone berwarna biru, Endurance stone berwarna coklat, dan Seeing Stone berwarna putih. Masing masing dari batu jiwa itu memiliki efek yang sama.
Meskipun efeknya sangat baik secara keseluruhan, namun harganya juga sangat mahal yakni 20.000 koin sistem.
Alden memikirkannya dengan seksama, skill tingat B kebawah tidak terlalu memiliki efek yang signifikan jika stat-nya rendah. Bisa dibilang skill tingkat E sekalipun bisa menjadi sangat kuat jika stat yang dimilikinya tinggi.
Mengingat hal itu Alden lebih memilih untuk membeli beberapa batu jiwa daripada membeli skill baru untuk sekarang. Siapa tahu kedepannya akan tersedia skill yang berguna.
[Anda membeli power stone seharga 20.000 koin]
[Anda membeli Speed stone seharga 20.000 koin]
Dua buah batu jiwa berwarna merah dan biru muncul di telapak tangan Alden dengan ukuran tidak lebih besar dari telapak tangan.
"Sekarang bagaimana caraku menggunakan benda ini." Gumam Alden sebelum sistem kembali bersuara.
[Apakah anda ingin menyerap kekuatan dari power stone dan speed stone?]
"Tentu."
Tidak lama kemudian kedua batu itu mengeluarkan cahaya merah dan biru, bersamaan dengan itu, Alden bisa merasakan tubuhnya menyerap energi dari kedua batu yang dia genggam.
Setelah beberapa saat, cahaya dari kedua batu jiwa tersebut meredup dan akhirnya menghilang, meninggalkan perasaan hangat dan gelombang kekuatan baru di dalam tubuh Alden.
Dia merasakan otot-ototnya menjadi lebih kuat dan respons tubuhnya terhadap gerakan menjadi lebih cepat.
"Aku bisa merasakan peningkatannya," ujar Alden sambil mengamati perubahannya.
[Stat Anda telah diperbarui]
Strength: 90
Agility: 85
Alden tersenyum puas melihat peningkatan signifikan pada kekuatannya. Dengan kekuatan dan kecepatan yang lebih besar, dia merasa lebih siap menghadapi tantangan berat yang menantinya.
Misi untuk menghancurkan eksekutif Elvario dan rekan rekannya kini terasa lebih mungkin untuk diwujudkan.
Keesokan harinya Alden bersiap menuju lokasi pertemuannya dengan Elvario setelah berpamitan dengan teman temannya. Di sebuah persimpangan jalan terlihat Gerald yang berdiri di sebelah mobil sedan berwarna hitam.
Dengan wajah kaku dan tatapan yang lurus ke depan, Gerald mempersilahkan Alden untuk memasuki mobil yang didalamnya sudah ada kehadiran Elvario.
"Apa kau sudah siap?" Tanya Elvario tepat ketika Alden memasuki mobil.
"Aku selalu siap kapanpun."
"Kau mengatakannya seolah-olah eksekutif Viper mudah ditangani, tapi aku suka kepercayaan dirimu itu."
Mobil yang mereka naiki melaju perlahan menuju lokasi pertemuan, tidak ada banyak percakapan selama perjalanan itu hingga Elvario membuka percakapan.
"Sepertinya pertemuan ini akan menjadi lebih sulit."
Alden menoleh ke arah Elvario yang tatapannya tetap lurus ke depan, "Kenapa begitu?"
"Ada rumor yang mengatakan adanya pengkhianat di antara para eksekutif, awalnya aku tidak percaya tapi mengingat banyak informasi geng yang keluar ke publik, kurasa rumor itu patut percaya."
"Jadi kita tidak hanya berdiskusi tentang masalah persediaan, tapi juga mengawasi eksekutif ke-3 dan ke-4 apakah merekalah sang pengkhianat atau tidak?"
"Sepertinya aku tidak salah memilih asisten." Elvario tertawa kecil mendengar kesimpulan Alden yang cepat dan tepat.
Ia jadi semakin percaya jika sosok Alden adalah orang yang tepat untuk menjadi kaki tangannya.
Perjalanan itu memakan waktu hampir satu jam hingga mereka sampai di pinggir pantai ber-karang. Alden sedikit kebingungan dengan lokasinya sebelum Elvario memanggilnya.
"Ikuti aku."
Alden mengikuti Elvario dengan hati-hati. Saat mereka mendekati pintu kecil yang tersembunyi di balik karang, Alden bisa merasakan getaran rasa penasaran dan bahaya.
Pintu itu tampak sepele, namun Alden tahu bahwa di baliknya ada dunia yang penuh dengan bahaya dan teka-teki.
Setelah Elvario memasukkan kode rahasia dan membuka pintu, mereka memasuki sebuah lorong yang cukup sempit dengan penerangan minim. Suara deburan ombak terdengar samar dari kejauhan, menciptakan suasana yang sedikit mencekam.
Di ujung lorong tersebut terdapat sebuah lift yang mengantarkan mereka turun hingga berpuluh puluh meter ke bawah.
Walaupun tidak terlihat, Alden bisa tahu jika lokasi mereka ada di bawah air laut.
Memasuki bunker bawah laut itu lebih jauh, pemandangan orang orang berjubah lab putih tidak luput dari pandangan mereka semua.
Para ilmuwan tampak sibuk dengan berbagai eksperimen dan proyek senjata yang tersebar di sepanjang koridor.
Alden dapat merasakan atmosfer serius dan terfokus yang mengelilingi tempat itu, dan itu menambah ketegangan yang dirasakannya.
Elvario memimpin jalan dengan percaya diri, tidak memperdulikan orang-orang yang sibuk di sana. Mereka akhirnya tiba di sebuah ruangan besar yang tampaknya berfungsi sebagai pusat kontrol.
Di ruangan itu terdapat beberapa layar besar yang menampilkan peta wilayah, data, serta beberapa rekaman video langsung dari berbagai sudut lokasi yang berbeda.
Ada beberapa ilmuwan juga di ruangan tersebut, namun mata Elvario menyipit ketika melihat salah satu pria berpenampilan rapi, mengenakan jas formal dan berkacamata. Sekilas penampilannya seperti CEO muda di novel novel.
Namun Elvario tidak terpedaya dengan penampilannya yang sopan itu.
"Sudah lama kau tidak mengunjungiku lagi, adikku Elvario."
(saran aja)