Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8
Rion duduk di atas kursi kerjanya sambil menundukkan kepala dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya.
Wajah Rion merah karena amarah dan bercampur aduk dengan hasrat yang sejak tadi sudah menguasai tubuhnya kini wajahnya menunduk ke arah bawah melihat gundukan yang sudah menegar dan meronta ingin keluar.
Rion teringat saat kemarin ketika dirinya di cium paksa oleh gadis yang sama, dia merasakan jika dirinya juga bereaksi terhadap sentuhan dan ciuman gadis gila itu.
"Leandro!" Pekiknya kesal, karena dirinya merasa jika ini kesalahan Sekertarisnya yang lalai menjaga dirinya.
Begitu banyak bodyguard yang dia miliki tapi tidak ada satupun yang menyadari akan adanya bahaya yang akan menimpa Tuanya.
Rion memaki habis gadis gila itu di dalam hatinya, mau tidak mau dia harus menuntaskan sesuatu di luar kehendaknya sendirian bersolo ria di dalam kamar mandi. Seperti kemarin, dirinya harus menahan selama perjalanan menuju kantornya karena Rion tidak mungkin melakukannya di dalam kamar mandi Rumah Sakit.
Rion pun berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan kesal bercampur aduk. Dia janji jika setelah ini dirinya akan menghukum keras Sekertarisnya itu.
**
Aily berdiri sambil menatap gedung yang menjulang tinggi ke atas, dengan suasana hati yang buruk dia memaki bangunan mewah itu.
"Aku sumpahin kau akan jatuh cinta padaku sampai kau tidak mau pisah sesentipun denganku!" teriak Aily sambil menunjuk-nunju dan mendongak ke atas gedung itu.
Bagaimana bisa seorang pria tega membuang gadis imut sepertinya, bahkan pria itu sama sekali tidak tergoda oleh kecantikan yang dia miliki.
"Akan ku buat kau menyesal, sudah memperlakukanku seperti ini!" Pekiknya kesal Aily memeluk dirinya sendiri sambil berjalan loncat-loncat untuk menghindari rasa panas di kakinya.
Dengan teganya Sekertaris Lee mengusir Aily hingga pintu utama lalu meninggalkan nya begitu saja. Bahkan untuk mengambil sepatu yang terjatuh saja dia tidak lagi mengijinkan dirinya masuk hanya untuk sekedar mengambil sepatu.
Aily berlari ke arah taksi dan berniat meninggalkan halaman gedung perusahaan milik pria itu, karena dirinya sudah sangat kesal dengan tatapan orang-orang di sekitar yang menganggapnya gila karena aksinya saat teriak-teriak di depan gedung.
Di dalam taksi yang sudah melaju menuju kediamannya, Aily menatap layar ponsel yang sudah bergetar. Seketika rasa kesal yang melandanya hilang begitu saja saat menerima telpon dari wanita yang sangat ia sayang.
"Eria!!" teriak Aily sedikit merengek.
"Aduh Aily jangan teriak, telingaku bisa pecah jika kamu memanggilku seperti itu," ucap Eria yang sekarang sedang mengorek telinga dengan jarinya sendiri.
"Aku sedang kesal Er, aku di usir bahkan aku tidak memakai alas kaki," adu Aily sambil mengerucutkan bibirnya.
"Apa! Siapa yang melakukannya?" tanya Eria ikut emosi mendengar sahabat tercintanya di perlakukan seperti itu.
"Lee … Sekertaris Lee dia jahat," keluhnya dengan nada manja.
"Leandro kurang ajar! Liat saja biar aku kasih perhitungan denganya!" Pekik Eria.
Aily terdiam, dia baru pertama kali mendengar sahabatnya marah seperti ini. Apalagi nada bicaranya terlihat sangat kesal.
"Aily …kamu masih di sana?"
"Ah, iya aku disini. Eria memangnya kamu kenal dengan Sekertaris Lee? Bagaimana kamu akan buat perhitungan dengannya?" Tanya Aily.
"I—itu hanya umpatan kecil Aily agar kamu terhibur," elak Eria agar Aily tidak mencurigainya.
Dan benar saja Aily pun mempercayainya dan kembali tersenyum.
"Kamu dimana ayo kita makan? Aku sudah ada di depan perusahaan tempat tadi kamu bekerja."
"Yah, kenapa tidak bilang kalau mau datang. Aku sudah ada di depan rumah," jawab Aily saat melihat taksi yang ia tumpangi sudah sampai di tempat tujuan.
"Oh kalau begitu nanti sore aku akan ke rumahmu, ada sesuatu yang harus aku urus dulu." Jawab Eria lewat sambungan telponnya.
Saat selesai mengakhiri sambungan telpon Aily membayar taksi dan keluar berjalan menuju kediaman nya. Rumah mewah yang menurutnya seperti neraka, mau tidak mau dirinya harus kembali ke tempat ini karena dia belum bisa menyewa rumah dengan uangnya sendiri. Karena Aily hanya mau menerima uang untuk biaya sekolah saja.
Aily berniat meninggalkan rumah itu saat nanti dirinya mempunyai pekerjaan. Karena Aily sudah sangat lelah harus bertengkar dengan kakak dan Ibu tirinya.
"Darimana kamu? Pagi-pagi sudah menghilang!" tanya Agatha ibu tiri Aily.
Aily menghentikan langkahnya lalu menatap wanita yang sangat elagant itu sedang berjalan ke arahnya. "Sejak kapan kamu peduli kepadaku!" Sentak Aily menatap malas ibu tirinya.
"Kau! Kenapa kau snagat kurang ajar Aily!" Benatak Agatha. Agata sangat kesal dengan tingkah anak tirinya yang selalu membuatnya darah tinggi.
"Aily!" Sentak pria paruh baya yang sejak tadi mendengar percakapan keduanya.
.
.
To be continued…