Tak kusangka aku bisa jatuh cinta.
Sebuah cerita hidup perjuangan Daniah, seorang yang rela menjadi gadis penebus hutang orang tuanya. Terpaksa Menikahi tuan muda kaya raya yang bisa melakukan apa saja.Dia memasuki pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap dicintai.
Apakah dia berhasil lepas dari cengkraman tuan muda yang melemparkan kontrak pernikahan padanya, atau semakin terjerat dan tidak bisa lari kemana-mana. Karena tuan muda itu mulai mengikatkan rantai cinta di lehernya. Dibumbui dengan cerita manis bagaimana tuan muda berusaha menunjukan cintanya dan kisah lucu serta mengharukan yang membuat hati bergetar.
Jangan lupakan Han, sekertaris misterius yang akan selalu berdiri di belakang tuan muda. Seseorang yang akan melakukan apapun agar segala sesuatu berjalan dengan semestinya untuk tuan mudanya.
Update : Rabu
IG : tulisan_lasheira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Sekretaris Han (Part 1)
Han menutup pintu mobil setelah Saga masuk, lalu dia pun masuk dan duduk di belakang kemudi. Melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang. Membelah keramaian malam kota. Larutnya malam semakin membuat jantung kota ramai di beberapa titik.
Sekretaris Han, begitulah dia dipanggil. Tangan kanan sekaligus orang berpengaruh kedua di Antarna Group. Jika Saga hanya memikirkan lalu mendesah, entah kenapa laki-laki itu sudah tahu apa yang harus dia lakukan. Dia berhati dingin, wajahnya yang juga tampan namun jarang sekali tersenyum. Tentu saja dia hanya menunjukan wajah seperti anjing manis di hadapan tuannya. Dia bisa hanya duduk diam, atau berdiri lama di samping Saga tanpa melakukan apa pun.
Han melirik kaca spion, akhir-akhir ini dia melihat perubahan yang cukup signifikan dalam diri laki-laki yang sudah dilayaninya sekian lama itu. Apalagi dengan kejadian sore tadi di ruko milik Daniah. Apa gadis itu benar-benar sudah berhasil mengubah Tuan Saga. Sekali lagi ia mencoba mengurai benang rumit di kepalanya tentang hubungan Saga dan Daniah.
“Apa yang mereka inginkan?” Perkataan Saga membuyarkan konsentrasinya. Tapi dia bisa menjawab cepat.
“Proyek pencahayaan Danau Hijau.”
“Mereka tahu kan, aku tidak akan memaafkan sekecil pun kesalahan yang mereka buat nanti.” Suara ******* Saga.
“Ia Tuan.”
Saga mendesah lagi, kenapa dia lagi-lagi susah sekali keluar dari lubang ini. Dia ingin menghancurkan Danau Hijau tanpa sisa. Menimbunnya dan menjadikannya tanah yang rata. Tapi saat ia sudah memberi Han perintah dia terdiam. Han pun sepertinya sangat tahu dirinya, karena dia tidak melakukan apa yang Saga perintahkan. Hingga akhirnya Saga malah membuat Danau Hijau seperti sekarang.
Saya akan memastikan Danau Hijau menjadi seperti yang Anda inginkan Tuan Muda.
Han memasuki area parkir, para penjaga sudah mengenali mobil siapa yang datang. Mereka bergegas mendekat, menundukkan kepala hormat saat Saga keluar dari kendaraan. Han tahu, sebenarnya Saga tidak terlalu suka tempat ini, hanya ada alkohol yang bahkan tidak dia sentuh. Bau parfum wanita yang menyengat, wanita yang duduk di sampingnya yang bahkan tidak diizinkan untuk menyentuhnya. Tapi di tempat inilah biasanya kesepakatan bisnis berlangsung.
Han membukakan pintu dan dia berjalan di belakang tuannya. Saat melihat Saga otomatis semua yang ada di ruangan bangun. Tidak ada suara kecuali langkah kaki yang terdengar. Han memperhatikan kedua orang yang sudah tergopoh menyambut. Wajah mereka terlihat pucat karena tidak tahu apa yang akan terjadi di ruangan ini. Apakah mereka berhasil meyakinkan Tuan Saga atau pulang hanya dengan membawa kehinaan.
“Selamat malam Tuan Saga.” Mereka mengucapkan salam sambil menundukkan kepala. Terjadi pembicaraan basa-basi yang isinya hanya menjilat tuannya. Han duduk menatap mereka tanpa bergeming sedikit pun. Lalu masuklah dua orang wanita cantik membawakan minuman soda. Ya itu yang diminum Saga.
“Selamat malam Tuan,” sapa mereka dengan manis.
Han menolak ketika salah satu wanita akan duduk di sampingnya.
“Duduklah di samping Tuan Saga,” ucapnya dingin. Gadis itu sudah menciut, lalu duduk di samping kanan Saga. Sementara Han duduk di kursi di sebelah kiri Saga. Dua laki-laki dari perusahaan Light and Desain ditemani oleh seorang wanita masih-masing. Hanya Han yang sendirian. Duduk diam tanpa ekspresi, hanya mengamati yang terjadi di sekitar.
“Tuan Saga karena Anda, Danau Hijau akan terlihat jauh semakin indah.” Menjilat satu.
“Sekarang saja sudah bisa terlihat.” Perkataan selanjutnya.
“Hanya tender pencahayaan malam saja yang belum diputuskan, apakah Anda bersedia memberi kami kesempatan.”
“ Kami akan melakukan yang terbaik.”
Saga menunjuk gelas minumannya. Wanita di sebelahnya sigap mengambilkan. Dia menyerahkan dengan hati-hati gelas kaca berbuih putih itu.
“Apa Anda mau es Tuan?”
“Hemm.”
Dia meletakan dua butir es ke dalam gelas.
“Habiskan!” Saga menyodorkan gelasnya kepada CEO yang banyak bicara di depannya tadi. Laki-laki itu gelagapan lalu menerima gelas itu dengan kedua tangannya. “Alkohol tidak baik untuk kesehatanmu, jadi minum soda saja ya.”
“Baik Tuan saya akan mengingatnya.”
Dia menghabiskan minumannya dalam beberapa kali tegukan, walaupun dahinya mengernyit, karena ternyata soda menusuk tenggorokannya yang tidak terbiasa meminumnya. “Terimakasih Tuan.”
“Aku sudah melihat proposal pengajuan perusahaanmu, apa kau bisa memastikan semua yang ada di proposal itu bisa teraplikasi seratus persen?”
“Saya akan melakukan yang terbaik Tuan Saga.”
“Bukan yang terbaik yang bisa kau lakukan, tapi aku mau hasil yang terbaik. Apa kau bisa melakukannya?”
“Kami siap memberikan hasil yang terbaik Tuan. Berikan kami kesempatan.”
Lali-laki itu menundukkan kepalanya dalam. Sepertinya dia bahkan ingin berlutut. Namun karena takut akan terlalu berlebihan dan membuat Tuan Saga tidak suka jadi dia mengurungkan niatnya. Han bisa melihat kedua tangannya sudah gemetar dan keluar keringat. Yang ia usap beberapa kali di celananya.
Cih, awas saja kalau kau cuma bisa bicara dan tidak bisa merealisasikan proposalmu, bukan hanya perusahaanmu saja yang hancur. Kau pun harus ikut hancur di dalamnya.
Sementara itu Saga tidak memperdulikan janji-janji yang diucapkan CEO Light and Desain, matanya beralih pada wanita di sebelah kirinya, disentuhnya rambut hitam lurus yang jatuh sampai ke bahu itu. Wanita itu menoleh, tidak tahu karena terpesonanya dengan tatapan Saga tangannya terulur tanpa sadar menyentuh wajah Saga. Gadis itu terperanjat kaget, mundur membentur meja.
“Maafkan saya Tuan.” Tidak hanya gadis itu, wajah semua orang sudah terlihat pias. Dua laki-laki dari perusahaan yang mengajukan tender pencahayaan Danau Hijau, beserta ketiga gadis lain yang berada di ruangan itu. Mereka berlima sudah gemetar takut. “Maafkan saya Tuan.”
Beraninya kau menyentuh tubuh Tuan Saga yang berharga.
Han menarik lengan wanita yang tadi menyentuh pipi Saga dengan kasar. Menjauh dari meja. Plak! Tamparan keras di pipi gadis itu dua kali, membekas merah yang menyayat hati. “Bukankah sudah kuperingatkan berkali-kali berhati-hati dengan tubuhmu, Tuan Saga tidak suka disentuh.”
Gadis itu bersimpuh, berlutut, memohon. “Maafkan saya Tuan, maafkan saya.”
Ketegangan di antara semua orang, mereka tahu gadis itu sudah melakukan kesalahan yang fatal. Rumor yang mengatakan Saga sama sekali tidak suka bersentuhan dengan orang lain sudah menyebar di kalangan petinggi perusahaan. CEO muda itu meremas jarinya, melirik Saga yang hanya memberi tatapan dingin. Apa gadis itu akan mati pikirnya. Sekretaris Han benar-benar sesuai dengan gosipnya, kejam dan berdarah dingin.
Han sudah menarik rambut gadis yang berlutut dan mau menyeretnya keluar ruangan. “Maafkan saya Tuan, ampuni saya, saya mohon Tuan.” Dia sudah menangis.
Saga menatap gadis yang diseret Han, mendengar rintihannya tiba-tiba sepasang bola mata muncul di kepalanya. Tangis Daniah yang memohon padanya.
“Biarkan dia Han.”
BERSAMBUNG....................