Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 21
Morgan pergi berlalu sementara Sheva segera masuk dan naik lift menuju kamar apartemen Marcell,setelah melihat Sheva pergi Morgan kembali ke apartemen itu dan menemui bagian receptions.
"Malam tuan,ada yang bisa kami bantu?"
"Saya mau tanya soal apartemen kamar 311"
"Oh,saat ini apartemen tersebut sedang tidak berpenghuni. Apakah tuan berminat?"
"Boleh"
"Saya bisa antar kan untuk cek unit,kebetulan dari lorong 301 sampai 320 sudah terisi semua kecuali unit 311 dan 312"
"Kalau saya cek sendiri bisa?"
"Boleh,silahkan staf kami akan mengantarkannya"
Morgan di antar staf melihat unit di samping kamar Marcell,setibanya di sana ia melihat sekitar setelah itu meminta untuk staf meninggalkannya. Setelah merasa aman Morgan mencari-cari celah dinding yang dapat terdengar oleh aktivitas di kamar Marcell. Namun sepertinya ia tidak mendapatkannya hingga ia frustasi dan pergi ke balkon untuk menghirup udara segar.
Sementara itu Sheva dan Marcell masih berdebat di ruang tamu
"Buat apa kamu kemari?" tanya Marcell
"Aku cuma mau jelasin semua kesalahpahaman ini. Aku tahu mungkin semuanya begitu cepat dan aku tidak punya pilihan selain mengikuti kemauan papi sama mami. Tapi sekarang kak Cello gak perlu khawatir karena sebentar lagi anak om William akan membatalkan perjodohan ini"
"Maksud kamu?"
"Iya dia akan membujuk orang tuanya supaya membatalkan perjodohannya dengan aku,dan kita bisa bersama kembali"
"Kamu yakin dia akan melakukannya?"
"Iya,dia sudah berjanji kepadaku"
"Aku senang sekali karena akhirnya kamu tidak jadi menikah dengannya,tapi bagaimana jika orang tua kamu akan menentang hubungan kita?"
"Enggak,papi dan mami kenal baik sama kakak. Pasti mereka akan merestuinya meski awalnya akan sulit"
"Aku tuh kangen sama kamu tahu Va," ucap Marcell sambil menghampiri Sheva yang terduduk di sofa
Marcell mengelus lembut pipi Sheva dan membelai rambutnya yang menutupi keningnya. Ia memeluk Sheva dan pelan-pelan membantunya melepaskan cardigan yang menempel pada tubuhnya.
Marcell membantunya berdiri,mereka saling menatap sampai akhirnya Marcell mencium lembut bibir Sheva dan membawanya ke balkon. Morgan yang masih berada di sana melihat mereka bermesraan,ia mundur beberapa langkah supaya tidak terlihat oleh Marcell ataupun Sheva.
Mereka saling berpelukan dan bercumbu,hingga akhirnya Marcell membantu Sheva melepaskan kancing kemejanya satu persatu dengan lembut. Morgan menatapnya dengan perasaan yang sangat sakit,ia tidak kuat lagi dan memutuskan pergi dari sana.
Setelah berhasil menanggalkan kemeja milik Sheva,Marcell membimbingnya kembali ke sofa. Ketika tangan Marcell hendak membuka celana perempuan yang sekarang berada di bawahnya tiba-tiba Sheva menolak. Ia mendorong tubuh Marcell sehingga agak mundur dari posisinya tadi
"Kenapa sayang?"
"Kita nggak boleh lakuin ini" ucap Sheva seraya merapikan kembali bajunya
"Kenapa?"
"Aku tidak mau sebelum kita mengesahkan hubungan ini"
"Kamu nggak percaya sama saya?"
"Bukan begitu kak"
"Lalu apa?"
"Belum waktunya aku memberikan ini ke kakak"
"Oh ya sudah kalau begitu,sekarang kita mau ngapain?"
"Gimana kalau kita jalan aja"
"Nggak,saya capek. Sebaiknya kamu pulang saja"
"Tapi kak,saya kesini buat kakak"
"Tapi tujuan kamu hanya untuk memperbaiki hubungan kita,sekarang itu sudah terwujud. Dan sekarang saya lelah saya butuh istirahat,kamu pulang saja ya"
"Baiklah kalau itu yang kakak inginkan,aku pergi dulu"
Sheva mengambil tasnya dan keluar dari apartemen Marcell,ia sama sekali tidak pahan apa yang membuat kekasihnya marah. Ia berjalan menuju lobby dan menunggu taksi yang di pesannya datang sebelum akhirnya memutuskan kembali ke rumah dengan sedikit rasa kecewa.
Sesampainya di rumah ternyata mami dan papi Sheva belum tidur,ia terpaksa melewati mereka yang masih berada di depan televisi
"Loh Va,kok sudah pulang?"
"Iya Mi toko bukunya udah tutup"
"Terus gimana di butik tante Resti,kamu beli apa?"
"Nggak ada yang cocok mi"
"Ya udah besok kita belanja ya ke mall,sudah lama juga kita nggak quality time bareng"
"Iya mi,aku ke kamar dulu ya"
"Morgan langsung pulang?" celetuk tuan Robert tiba-tiba
"Iya pi,katanya ada tugas gitu"
"Oh ya sudah"
"Aku ke kamar ya mi,pi"
"Iya sayang"
Sesampainya di kamar Sheva langsung mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Marcell "aku sudah sampai rumah" tulisnya. Namun sayang Marcell tidak memberinya balasan apapun Sheva tertidur dan esok pun tiba.
Pagi ini sebelum berangkat ke kampus Morgan berniat membicarakan soal perjodohannya dengan Sheva kepada orang tuanya,ia ingin menepati janjinya hari ini juga. Saat itu tuan William tengah membaca koran sementara istrinya menyiapkan roti untuk mereka berdua.
"Pa,Ma ada yang ingin Morgan bicarakan"
"Soal apa Gan?"
"Soal perjodohan Morgan dan Sheva"
"Kenapa? kamu mau di percepat?"
"Enggak pa,justru Morgan ingin kalau perjodohan itu...." Morgan terdiam sesaat
"Perjodohan itu kenapa Gan?"
"Perjodohan itu tidak seharusnya ada ma"
"Maksud kamu apa?"
"Morgan memutuskan untuk tidak melanjutkan perjodohan ini"
"Kok kamu tiba-tiba membatalkan semua ini. Ada apa Gan? cerita sama mama"
"Aku rasa aku punya hak untuk menolaknya Mi, Sheva berhak bahagia dan aku juga berhak menentukan pilihan Morgan sendiri"
"Morgan,mama sangat berharap kamu bisa menerima Sheva. Mama hanya ingin yang terbaik buat kamu nak"
"Ya sudah jika memang itu keputusan kamu" jawab tuan William
"Kok papa malah setuju sama Morgan?" tanya nyonya William yang tidak bisa menerima ini
"Ma,selama ini kita sudah membuat Morgan menjadi apa yang kita inginkan,kita mau Morgan S2 dia menurut bahkan ketika dia harus meninggalkan teman-temannya di US dan ikut kita kemari dia juga tidak menolak. Papa rasa kita terlalu memaksakan kehendak pada Morgan"
"Nggak bisa gitu dong pa,gimana pendapat keluarga Robert kepada kita. Pasti mereka berpikir kalau kita hanya main-main terlebih Robert memberikan putrinya kepada kita atas apa yang sudah kita berikan ke mereka juga"
"Ma,Morgan benar-benar minta maaf. Morgan tidak tahu harus bagaimana lagi,Morgan tidak ingin menjalani semua ini karena terpaksa"
"Tapi kamu jawab pertanyaan mama dengan jujur"
"Apa ma,Morgan akan jawab sejujurnya"
"Apa selama ini kamu tidak pernah mempunyai perasaan sedikitpun pada Sheva?"
"Ma,sudahlah biarkan ini menjadi keputusan putra kita"
"Nggak pa,mama gak akan terima kalau semua ini bukan kehendak Morgan sendiri,pasti ada yang membuatnya terpaksa melakukan ini"
"Morgan sama sekali tidak memiliki perasaan kepada Sheva ma" jawab Morgan tegas
"Nggak,nggak mungkin. Sehari sebelum kalian bertemu,mama melihat kamu begitu semangat untuk bertemu dengan Sheva,bahkan kamu menyiapkan sebuah kalung untuk dia. Jadi mama rasa kamu tidak mungkin tidak memiliki perasaan pada Sheva"
"Kalung itu hanya sebagai hadiah persahabatan Morgan dan Sheva tidak lebih ma"
"Sudahlah ma,mama harus terima keputusan anak kita"
"Kalau memang kamu maunya begitu,setelah lulus S2 kamu harus lanjut S3 dan setelah itu kamu harus fokus mengurus perusahaan kita"
"Ma,jangan memforsir Morgan untuk terus belajar,dia juga butuh waktu untuk menentukan hidupnya" ucap William menenangkan istrinya
"Nggak,kamu tidak boleh menikah kecuali dengan perempuan pilihan mama dan papa"
"Baiklah jika itu yang menjadi keinginan mama,Morgan akan mengikutinya" ucap Morgan
"Morgan,kamu nggak harus melakukannya. mama kamu mungkin sekarang lagi shock karena tiba-tiba kamu memutuskan hubungan dengan Sheva"
"Morgan minta maaf ma,pa" ucapnya berlalu pergi dari meja makan.
