Aleena Salmaira Prasetyo adalah anak sulung dari keluarga Prasetyo. Dia harus selalu mengalah pada adiknya yang bernama Diana Alaika Prasetyo. Semua yang dimiliki Aleena harus dia relakan untuk sang adik, bahkan kekasih yang hendak menikah dengannya pun harus dia relakan untuk sang adik. "Aleena, bukankah kamu menyayangi Mama? Jika memang kamu sayang pada Mama dan adikmu, maka biarkan Diana menikah dengan Angga". "Biarkan saja mereka menikah. Sebagai gantinya, aku akan menikahimu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengumuman Pertunangan
Keheningan terjadi diantara Angga dan Diana. Situasi saat ini membuat mereka berdua tida]k dapat membuka mulut.
Setelah beberapa lama berada dalam keheningan masing-masing, akhirnya Angga mengambil sebuah keputusan.
"Baiklah. Aku setuju. Aku akan mengumumkan pertunangan kita disini. Hanya saja... untuk perasaanku padamu... "
"Tidak perlu buru-buru. Aku akan menunggu sampai Kakak membuka hati untukku. Aku yakin kalau suatu hari nanti, Kakak bisa merima perasaanku".
Diana berbicara dengan senyum ceria karena dia sangat bahagia mendengar keputusan Angga.
"Kalau begitu kita kembali ke ruang pesta".
"Euh".
Diana mengangguk dengan senyum ceria dan berjalan bersama Angga.
...****************...
Didalam ballroom hotel, semua orang tengah menunggu kedatangan Angga dan Aleena.
"Kemana perginya Angga? Dia bilang akan segera kembali".
Ibu Angga tampak panik menunggu sang putra sambil terus menoleh kesana-kemari.
"Mama tenanglah. Kakak dan kak Aleena pasti akan segera kembali", ujar Citra menenangkan sang ibu.
Tak lama terlihat Angga dan Diana masuk ke ballroom.
"Itu kak Angga. Eh, mana kak Aleena? Kenapa kakak bersama kak Diana?".
Citra yang melihat Angga masuk bersama Diana terlihat terkejut karena tidak menemukan Aleena bersama mereka.
"Kakak, mana kak Aleena? Bukannya tadi kakak akan mencarinya?", tanya Citra begitu Angga mendekatinya.
"Pah, Mah, Om, tante, ada yang ingin aku bicarakan sebentar dengan kalian. Ini mengenai pengumuman pertunanganku".
Angga mengabaikan sang adik dan langsung bicara pada orang tuanya dan juga otang tua Diana.
Orang tua Angga dan Diana saling menatap heran satu sama lain melihat wajah serius Angga.
"Ada apa? Apa yang ingin kamu bicarakan? Sepertinya ini masalah serius?", tanya ibu Angga dengan wajah serius.
"Bisa kita pindah ke tempat lain dulu? Ini masalah pribadi, jadi aku tidak bisa bicara disini"
Para orang tua kembali menatap satu sama lain sebelum akhirnya mereka setuju.
"Baiklah. Ayo kita cari ruangan kosong".
Angga, Diana dan kedua orang tua mereka langsung bergegas pergi ke ruangan kosong untuk bicara.
"Apa yang ingin kamu bicarakan?".
Ayah Angga bertanya dengan sikap yang tenang.
"Mah, Pah, aku memutuskan untuk mengumumkan pertunangan dengan Diana?"
"Apa?!"
Semua orang tampak terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan Angga.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Dimana Aleena?", tanya ibu Angga yang sangat penasaran.
"Aleena... Ceritanya panjang. Aku tidak bisa bertunangan dengannya". Angga menundukkan kepala saat dia menjawab pertanyaan sang ibu.
"Angga, dengarkan Mama. Ini bukan masalah sepele. Jangan mengambil keputusan dengan tergesa-gesa".
Ibu Angga berusaha meyakinkan putranya untuk tidak gegabah.
"Kalian harus melihat ini".
Angga mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan bukti rekaman CCTV Aleena yang telah disalin kedalam ponselnya.
"Apa kamu yakin akan hal ini?".
Ibu Angga terlihat ragu dengan apa yang dia lihat.
"Aleena tidak mungkin seperti ini. Pasti ada kesalah pahaman".
Ibu Aleena pun mengungkapkan keraguannya dengan apa yang ditunjukkan Angga.
"Rekaman CCTV tidak mungkin bisa dipalsukan. Bagaimana kita bisa meragukan ini? Lagipula... Sudah waktunya mengumumkan pertunangan. Jika kita membatalkannya... Maka nama baik kita yang akan kena imbasnya".
Angga bicara dengan raut wajah sedih.
"Papa mengerti dengan kekhawatiranmu, tapi jika kamu memutuskan untuk mengumumkan pertunangan dengan Diana sekarang juga … maka kamu tidak akan bisa kembali. Kamu harus memikirkannya dengan matang. Jangan gegabah".
Ayah Angga juga berusaha mengingatkan putranya sebelum dia mengambil keputusan.
"Aku sudah yakin, Pah. Aku tidak mungkin bisa melanjutkan pertunanganku dengan Aleena sedangkan Diana …".
Angga tidak melanjutkan perkataannya dan hanya menatap Diana yang sejak tadi diam seribu bahasa.
"Diana, apa kamu benar-benar mau bertunangan dengan Angga? Apa kamu tidak berpikir bagaimana dengan Aleena?".
Ayah Diana kini mulai bicara pada Diana setelah mendengar perkataan Angga yang bersikeras akan bertunangan dengan putrinya itu.
"Iya, Pah. Aku mau bertunangan dengan Kak Angga. Aku sudah lama menyukainya, hanya saja... Karena kak Angga menjalin hubungan dengan kak Aleena jadi aku tidak berani mengatakannya. Kali ini, karena kak Angga bilang hubungannya dengan kak Aleena tidak bisa diteruskan, jadi... aku bersedia menggantikan posisi kak Aleena".
Diana menjelaskan dengan sikap tenang dan sedikit malu-malu untuk bisa meyakinkan semua orang akan keputusannya.
"Kalau memang kalian berdua sudah sepakat ... Kami tidak bisa mengatakan apapun lagi. Kami hanya bisa mengingatkan kalau setelah ini diumumkan, maka kalian tidak bisa berubah pikiran begitu saja. Itu akan lebih mempermalukan nama baik keluarga kita".
Ayah Diana dengan tegas mengingatkan Diana dan juga Angga tentang keputusan mereka.
"Terima kasih Pah".
Diana memeluk sang ayah sambil mengucapkan terima kasih. Disaat yang bersamaan, dia tersenyum puas pada sang ibu karena rencana mereka telah berhasil.
"Kalau begitu kita kembali ke tempat pesta sekarang. Semua tamu pasti sudah menunggu kita".
Semua mengangguk setuju dan mereka pun keluar untuk kembali ke ballroom hotel.
"Perhatian semuanya".
Semua orang menoleh begitu mendengar suara ayah Angga yang kini berdiri sambil memegang mic ditangannya.
"Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas kehadiran anda sekalian dalam pesta yang diadakan keluarga kami. Dalam kesempatan ini kami ingin memberitahukan kabar gembira kepada anda sekalian mengenai rencana pernikahan putra sulung saya dengan salah satu putri dari keluarga pak Bastian Prasetyo. Angga, Diana, kemarilah".
Ayah Angga memanggil Angga dan Diana untuk maju ke depan. Mereka langsung berjalan beriringan menghampiri sang ayah.
Terlihat beberapa orang saling berbisik heran karena yang maju justru Diana, bukan Aleena.
"Mungkin ada sebagian orang yang mengira kalau putraku akan menikah dengan putri sulung pak Bastian, namun sebenarnya yang akan menikah dengan putraku adalah putri kedua pak Bastian, yaitu Diana. Untuk acara pertunangan mereka, kami akan mengirimkan undangannya dalam waktu dekat. Terima kasih dan silahkan nikmati kembali pestanya".
Suasana sedikit riuh karena orang-orang saling mengeluarkan pendapat mereka masing-masing setelah ayah Angga selesai memberikan pengumuman. Terutama teman-teman Angga yang mengetahui seberapa dekat hubungannya dengan Aleena.
Bukannya Angga sudah cukup lama pacaran dengan Aleena? Kenapa justru akan bertunangan dengan adiknya?
Aku juga tidak tahu. Melihat Aleena saat ini tidak ada, mungkin mereka putus di saat-saat terakhir
Apa keluarga itu sangat ingin menjalin ikatan sampai tidak peduli siapapun yang akan jadi pasangan Angga nantinya?
Entahlah. Mungkin ada sesuatu yang hanya diketahui oleh mereka saja.
Ya, itu benar. Dan itu bukanlah urusan kita. Biarkan saja masalah itu menjadi masalah mereka. Hanya saja … bagaimana perasaan Aleena saat tahu kalau mantan pacarnya langsung mengumumkan rencana pertunangan dengan adiknya sendiri hanya berselang beberapa jam setelah mereka putus?
Aku tidak bisa membayangkannya. Jika itu aku, sudah pasti akan sangat kecewa pada Angga dan semua keluarga mereka.