Cek visual di tiktok @author.saras.wati ❤️
Sequel dari Pesona Setelah Menjadi Janda
(Mohon untuk membaca novel sebelum nya agar kalian tidak bingung)
***
Arra yang kini berusia 18 tahun, baru saja memasuki dunia perkuliahan. Banyak hal yang berubah dalam diri gadis itu. Namun hanya satu hal yang tidak berubah, yaitu sebagai pacar dari Leo Rexander.
Meski tidak pernah di akui oleh Arra, Leo selalu kekeh mengenai hubungan mereka. Sehingga tidak sedikit orang yang mengira jika Leo hanya lah seorang pembual. Dan hal tersebut membuat beberapa laki-laki berusaha mendekati Arra.
Mau tau bagaimana keseruan Arra dan Leo menjalani kehidupan mereka? Tetap beri dukungan kalian agar author semangat untuk update setiap hari 🤗
Happy reading guys ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lionsky
Setelah mengantarkan Arra pulang, Leo tidak langsung menuju ke rumah nya. Ia berniat untuk pergi ke rumah teman nya.
Hari sudah mulai gelap. Leo tadi di panggil oleh Alyssa dan akhirnya mereka mengobrol hampir 1 jam lama nya.
Leo melewati jalanan yang tidak terlalu ramai. Saat sedang melintasi sebuah jembatan, mata Leo menangkap jika ada seseorang yang berdiri di pembatas jembatan. Ia mengurangi laju motornya, dan akhirnya berhenti tak jauh dari posisi orang tersebut.
Leo memperhatikan seorang laki-laki yang seperti nya seumuran dengan diri nya itu. Pemuda itu menoleh kearah Leo, mungkin ia sadar jika sedang diperhatikan.
Mata Leo bertemu dengan mata pemuda itu. Kedua nya saling bertatapan, hingga akhirnya laki-laki yang mengenakan kemeja kotak-kotak tersebut turun dengan sendiri nya.
"Ngapain lo ngeliatin gue?" tanya pemuda itu pada Leo.
"Gue mau liat orang bundir. Selama ini gue belum pernah liat secara langsung. Lanjut aja, gue cuma mau liat." ucap Leo membuat laki-laki itu terperangah.
"Gila lo, ngapain ngeliatin orang mau bundir? Seharusnya lo ngecegah, bukan nya malah nontonin."
"Gue nggak kenal sama lo, dan bukan urusan gue juga. Lo jadi loncat apa nggak?" tanya Leo dengan ekspresi datar nya.
Laki-laki itu berdecak, "udah nggak mood gue. Besok aja."
Leo tidak menjawab, dia kembali menyalakan mesin motornya. Namun saat ia akan pergi, laki-laki itu memanggilnya.
"Gue nebeng boleh nggak? Gue lupa bawa dompet."
Leo membuka kaca helm nya, lalu memperhatikan penampilan laki-laki itu.
"Lo begal?" tanya Leo.
"Sembarangan lo kalau ngomong. Emang ada begal yang ganteng kayak gue? Udah, gue bisa nebeng apa nggak nih?"
Leo diam beberapa detik, namun akhirnya ia memberi kode agar laki-laki itu naik ke atas motornya. Setelahnya Leo langsung melajukan motornya.
"Nama gue Saga. Nama lo siapa?" tanya laki-laki itu dengan suara yang cukup keras.
"Leo." jawab Leo singkat.
Setelahnya tidak ada lagi pembicaraan di antara kedua laki-laki itu hingga akhirnya motor Leo berhenti di salah satu rumah mewah.
Leo mematikan mesin motornya dan meminta Saga untuk turun.
"Ngapain kesini?" tanya Saga dengan mata yang sibuk memperhatikan sekeliling rumah tersebut.
"Gue ada urusan." jawab Leo seraya berjalan memasuki rumah yang pintunya terbuka.
Saga yang kebingungan, akhirnya memutuskan untuk mengikuti Leo. Sesampainya di dalam, Saga kembali merasa bingung karena di dalam rumah tersebut sangat ramai oleh beberapa orang laki-laki.
"Wee, bos kita udah datang nih. Tumben, ada apaan lo sampe ingat sama kita-kita?" tegur seorang laki-laki berambut panjang yang di kuncir setengah.
Leo mendudukan diri nya di sofa.
"Bulan depan gue berangkat." ujar Leo dengan mata terpejam. Ia juga bersandar pada sofa.
Kelima orang laki-laki itu terdiam. Mereka saling berpandangan, lalu serempak menatap Leo.
"Lo yakin? Memang lo sanggup jadi penerus klan itu?"
Leo hanya diam. Dia tidak berniat menjelaskan apapun pada teman-teman nya tersebut.
"Lo siapa?" seseorang akhirnya menyadari kehadiran Saga yang berdiri tak jauh dari pintu utama.
Leo membuka mata nya perlahan. Dia baru teringat mengenai Saga.
Leo menoleh dan memberi kode agar Saga masuk.
"Tumben lo bawa orang kesini?" tanya laki-laki yang memiliki rambut berwarna kecoklatan.
"Dia nebeng gue tadi." jawab Leo.
"Lha terus ngapain lo bawa kesini?"
"Dia nggak bilang mau berhenti dimana, yaudah gue lanjut aja pergi kesini."
"Gue Saga." ucap Saga memperkenalkan diri membuat kelima laki-laki itu menatapnya.
"Kayaknya lo bukan teman nya Leo."
Saga mengangguk, "iya. Tadi dia ganggu gue pas mau loncat dari jembatan, makanya gue jadi nebeng sama dia."
Kelima laki-laki itu kebingungan mendengar ucapan Saga.
"Maksudnya lo mau bundir tadi?"
Saga kembali mengangguk, "iya, tapi nggak jadi gara-gara dia nontonin gue."
Leo yang sudah kembali memejamkan mata nya sama sekali tidak menghiraukan keenam laki-laki yang ada di sekitarnya itu.
"Terus nggak jadi loncat lo?"
Saga menggeleng, "udah nggak mood, kapan-kapan aja lagi."
Suara tawa memenuhi ruangan yang sangat luas itu.
"Lo lucu banget bro. Ya kali bundir nunggu mood dulu." ucap si laki-laki berambut coklat.
"Gue Kevin. Ini Roy, Jonathan, Dewa, kalok yang gondrong itu Ethan. Kita semua anggota genk motornya Leo."
Mata Saga tiba-tiba berbinar saat mendengar kata genk motor.
"Kalian anak genk motor? Wah, gue boleh gabung nggak?" tanya Saga dengan antusias.
"Kita nggak nerima orang lemah, yang punya hobi bundir. Bikin repot." jawab Roy.
"Nggak, gue nggak hobi. Tadi cuma kepengen doang. Boleh ya, gue juga punya motor kayak kalian kok."
Kelima laki-laki itu saling berpandangan.
"Lo tanya sama Leo deh, dia ketua nya." ucap Jonathan.
Saga langsung menghampiri Leo.
"Gue gabung ya sama genk motor lo."
Leo bergeming. Membuat Saga menatap kepada yang lain.
"Dia tidur?" tanya Saga entah kepada siapa.
"Dia nggak mungkin tidur selain dirumah nya." jawab Kevin.
Saga kembali melihat Leo yang ternyata sudah membuka mata nya.
"Gue gabung......"
Leo langsung berdiri, dan berjalan menuju kulkas yang tak jauh dari tempat mereka berkumpul. Leo mengambil sebotol air mineral dan langsung meminum nya.
"Seperti yang di bilang Roy, gue nggak mau punya anggota yang lemah." ujar Leo yang sudah kembali duduk di sofa.
"Udah gue bilang, gue itu cuma kepengen doang. Belum tentu nyebur ke sungai gue langsung mati."
"Lo bisa balapan?" tanya Leo.
Saga mengangguk dengan cepat, "bisa lah. Gue sering ikut balap liar."
"Kalau gitu, lo lawan Jonathan. Kalau lo bisa ngalahin dia, lo boleh gabung."
Kevin terlihat menahan diri untuk tidak tertawa. Bagaimana mungkin Leo meminta Saga untuk melawan Jonathan yang selalu kalah setiap mengikuti balapan?
"Oke, gue mau. Tapi nggak bisa sekarang. Motor gue di rumah. Gimana kalau besok malam?" tanya Saga.
Leo mengangguk, "terserah."
"Tapi nama genk motor kalian apa? Kayak nya gue belum pernah liat kalian di arena balapan?"
"Lionsky." jawab Dewa yang memiliki wajah datar seperti Leo.
ceritanya seru.
penasaran, bagaimana nanti dengan Ara, setelah kepergian nya leo