"Kenapa kamu menikahi ku?" Wanita itu menatap nanar.
"Karena kamu adalah wanita yang tidak di inginkan!" tegasnya tanpa perasaan.
Bercerita sebuah kisah Alexsa Bethrix, seorang wanita yang pernah menjadi seorang ibu.
Anak kedua dari seorang seorang Marquess, istri kedua yang tidak di cintai oleh Marquess. Ibunya pun telah meninggalkannya dan dia menjalani hidup penuh luka. Hingga di jodohkan dengan seorang Duke demi kepentingan politik.
Suatu hari dia menerima kenyataan pahit dalam hidupnya, setelah satu hari pernikahannya, dia di kejutkan oleh Duke Vixtor Alendrix yang membawa seorang wanita dan seorang anak.
Alexsa pun menerima kenyataan itu, ia rela mempertahankan pernikahannya. Hingga suatu hari, perasaannya tidak bisa lagi bertahan dan membuatnya kehilangan kesadaran, saat membuka matanya Alexsa berubah menjadi sosok yang tidak di kenal oleh siapa pun. Dia berubah menjadi wanita yang kuat setelah sebuah misteri terungkap dan berkata "Aku tidak akan mengemis sebuah cinta"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman
"Nyonya!" pelayan Anne menunduk. Dia melihat Duchess Alexsa yang akan turun dari keretanya. Dengan cepat, pelayan Anne membantu sang majikan. Sedangkan ketiga laki-laki itu mengamati kedua wanita itu.
Salah satu dari sang Kesatria mengamati wajah pelayan Anne. Dia pernah melihat pelayan Anne di bukit itu, tempat kejadian monster iblis.
"Apa kami boleh pergi?" tanya Duchess Alexsa.
Ehem
"Silahkan Nyonya," ujar Putra Mahkota Delix mempersilahkan.
Duchess Alexsa pun masuk kembali ke keretanya tanpa ada yang membantunya. Hal itu menjadi pertanyaan di benak Putra Mahkota Delix. Seakan melihat Duchess Alexsa bisa melakukan apa saja tanpa bantuan orang lain.
"Tunggu, Duchess. Ada apa dengan mata mu?"
"Beberapa hari yang lalu mata ku sakit, jadi aku menutup mata ku agar tidak menular pada orang lain," jawab Duchess Alexsa.
Pelayan Anne memberikan hormat. Dia masuk ke dalam kereta. Hingga kereta itu berjalan dan perlahan menjauh.
"Kita lanjutkan," tukas Putra Mahkota Delix. Sejenak dia melihat kembali ke arah kereta kuda dan tersenyum tipis.
\=\=\=
Duchess Alexsa membuka kain penutup itu. Dia mengucek kedua matanya yang terasa lelah.
"Nyonya, kedua mata Nyonya sudah berubah." Pelayan Anne bersorak gembira. Seakan mendapatkan suatu keajaiban. Jadi sang Nyonya tidak perlu lagi menderita akibat penutup kain itu.
"Benarkah Anne? kedua bola matanya kembali berwarna biru."
"Aku tidak perlu lagi tersiksa dengan kain ini," ujar Duchess Alexsa. Dia bersendekap dan menyilangkan kedua kakinya.
Tak berlangsung lama. Kereta kuda itu memasuki kediaman Duke. Dua langkah kaki itu melangkah. Dia melihat sepasang kekasih yang sedang berciuman dan pelayan yang berpapasan dengan mereka menunduk dengan wajah memerah dan kembali memutar arah tujuannya.
"Apa mereka tidak tahu tempat?" Duchess Alexsa bergerak ke arah mereka. Satu bibir menyambarnya dengan rakus dan satu bibir menerimanya dan memejamkan matanya.
Ellena menyambar bibir Duke Vixtor dengan rakus dan kedua tangannya melingkar di leher Duke Vixtor.
"Rupanya dia juga wanita yang rakus."
Ehem
Pasangan itu langsung ambyar dan gugup seakan ketahuan selingkuh.
"Romantis sekali, tapi kalian juga harus tempat. Bagaimana kalau ada orang lain yang melihatnya, tapi terserah kalian juga. Ya, sudah maaf mengganggu silahkan di lanjutkan di kamarnya."
"Tunggu! apa ini kelakuan seorang Duchess yang pulang larut malam."
Duchess Alexsa masih saja melangkah. Hingga sebuah cekalan menghentikannya.
"Duchess Alexsa!" Duke Vixtor mulai keracunan amarahnya. Sejak tadi dia menunggu Duchess Alexsa yang tidak pulang. Namun, ia enggan mengakuinya.
"Kenapa? khawatir? tidak, kan."
"Dan untuk pertanyaan tentang kelakuan seorang Duchess. Dari awal aku tidak pernah berfikir mengharapkan menjadi seorang Duchess. Dari dulu, aku juga sudah tahu, anda ingin menjadikan Ellena sebagai seorang Duchess. Namun, karena statusnya sebagai seorang pelayan tidak mendukungnya."
"Duchess, aku tahu. Kalau aku seorang pelayan, tapi jangan mengungkitnya."
"Ellen, kamu seorang Selir. Jadi kamu harus tahu tentang status mu. Aku bukan ingin menunjukkan status mu atau memperingati mu, tapi suami mu sendiri yang ingin menjelaskannya."
"Duchess!"
"Apa sayang?" Dengan santainya Duchess Alexsa bersikap lembut. "Jangan marah, nanti kecopotan jantung lho," Duchess Alexsa menepuk dada Duke Vixtor. Sejenak dia melihat Duke Vixtor. "Jantung mu berdebar Duke."
Ellena melerai keduanya. Duke Vixtor menahan debaran itu dan mengalihkan pada amarahnya.
"Duchess, karena kamu sudah bersikap kurang ajar. Aku akan menghukum mu di Villa belakang."
Duchess Alexsa mengangguk, dia memberikan hormat dan berlalu menuju Villa belakang kediaman Duke.
"Duchess! kamu mau kemana?"
"Haih, tentu saja ke Villa belakang. Mau di mana lagi Tuan Duke." Ejek Duchess Alexsa menarik satu sudut bibirnya yang kesal.