Bagaimana rasanya jika kau mencintai saudara sepupumu sendiri? Jawabannya kenapa tidak! Jika sepupu mu itu adalah pria yang sangat tampan, baik, walaupun sifat dan sikapnya sangat dingin sedingin kutub Utara.
Itulah yang dialami seorang Baby Arbeto, gadis cantik berusia delapan belas tahun yang sangat mencintai Agam Mateo kakak sepupunya sendiri. Seorang pria yang terkenal sangat dingin, kaku, dan tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun.
Tapi sayangnya Agam Mateo tidak merasakan hal yang sama, pria itu sejak dulu selalu menganggap Baby seperti adiknya sendiri. Dan mana mungkin seorang kakak mencintai adiknya.
"Mencintaimu adalah sebuah anugerah bagi ku." Baby Arbeto.
"Dicintaimu adalah sebuah musibah untuk ku." Agam Mateo.
Bagaimanakah perjalanan kisah cinta ke-duanya? Apakah pernikahan antar sepupu akan terjadi? Yuk ikuti kisah cinta mereka yang lucu dan menggemaskan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Setelah kejadian malam itu saat Agam menciumnya dan pergi begitu saja tanpa satu katapun, Baby begitu bersemangat untuk masuk kerja. Bukan karena ia merasa bahagia bertemu dengan pujaan hatinya itu, tapi karena Baby ingin menanyakan apa alasan Agam menciumnya? Lalu meninggalkan dirinya begitu saja setelah ciuman kedua mereka.
"Kau mau kemana?" Boy menatap adiknya yang terlihat terburu-buru.
"Berangkat kerja." Jawab Baby sembari memeriksa isi tas kerjanya.
"Kerja? Bukankah kau sudah tidak lagi berkerja di perusahaan Dimitri. Corp?" Boy menautkan kedua alisnya.
"Aku masih bekerja di sana kak, hanya saja selama beberapa hari ini aku tidak masuk karena sedang dihukum A." Jelas Baby.
"Tapi yang aku tahu kau itu sudah dipecat, A yang mengatakan itu tadi malam."
"Apa? Aku di pecat." pekik Baby dengan wajah yang terkejut.
Boy menjawab dengan anggukan kepala.
"Tapi kemarin malam A tidak mengatakan apa pun padaku." Baby menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, ia begitu terkejut mendengar pemecatan dirinya. Karena ia berpikir Agam tidak mengijinkannya masuk kerja karena marah atas kejadian memalukan tempo hari, tapi tidak sampai memecatnya.
"Mungkin dia lupa memberitahumu," Boy ikut duduk di sebelah adiknya.
"Ta-tapi kenapa aku dipecat? Apa kesalahanku?" Baby menatap kakaknya dengan tatapan sendu.
"Mana aku tahu," ucap Boy. "Dan mulai besok kau bekerja di Perusahaan Kenz. Drc."
"What?" Baby kembali terkejut. "Tapi kak—"
"Dilarang protes!" Ucap Boy dengan tegas. "Dan sekarang masuk kembali ke kamarmu!"
"Tidak mau," Baby berdiri dari duduknya. "Aku ingin pergi ke kantor A dan meminta penjelasan darinya." Ia melangkahkan kakinya keluar dari mansion utama, tidak mempedulikan teriakan Boy yang memanggil namanya.
Di sisi lain Boy Arbeto hanya bisa menghela napasnya saat melihat kepergian Baby, ia pun berjalan ke kamar sembari mengambil ponselnya yang ada di saku kemeja.
*
*
Sementara itu ditempat yang lainnya, Baby yang sudah sampai di perusahaan milik Agam segera masuk ke gedung tersebut, lalu menaiki lift menuju ruang kerja sepupunya itu.
"Jo apa A ada di dalam?" tanya Baby saat berpapasan dengan asisten pribadi Agam.
"Ada Nona Tapi—"
Tidak ingin membuang waktunya, Baby segera masuk ke dalam ruang kerja Agam tanpa mendengar penjelasan terlebih dahulu dari Jonathan.
"A kenapa kau—" perkataan Baby menghilang di udara saat melihat pemandangan yang ada di depan matanya.
Di sana terlihat dengan jelas Cindy tengah mengusap wajah Agam, membuat emosi yang sudah memanas dihatinya langsung terbakar.
"Baby... " Cindy menurunkan tangannya karena terkejut melihat kedatangan sepupu tunangannya.
Sementara Agam hanya diam menatap dingin kearah Baby.
"Cindy keluarlah dulu dan tunggu di ruang Jonathan! Ada hal penting yang harus aku bicarakan dengan Baby."
"Tapi A... " Cindy menatap Baby lalu menatap Agam bergantian.
"Sepuluh menit." Agam menatap tajam pada tunangannya.
Membuat Cindy mau tidak mau keluar dari ruang kerja Agam dengan hati yang sedih, karena pria yang menjadi tunangannya sejak kemarin malam itu justru menyuruhnya pergi dari ruangan tersebut, dan tidak mengijinkannya untuk mendengar pembicaraan antara mereka.
"Ada apa kau kemari?" tanya Agam setelah hanya ada dirinya dan juga Baby diruang tersebut. "Apa B tidak memberitahumu kalau kau sudah tidak bekerja lagi di perusahaan ini?"
Baby hanya diam tidak menjawab pertanyaan Agam, yang ia lakukan hanya menatap pria itu dengan intens.
"Baby kau dengar aku?" Agam sedikit menaikkan suaranya, karena melihat gadis itu hanya diam saja.
"Kenapa A? Kenapa kemarin malam kau mencium ku?" tanya Baby tanpa mempedulikan pertanyaan Agam.
"Kejadian itu lupakanlah! Karena aku melakukannya tidak sengaja." Jawab Agam dengan raut wajah yang datar.