March Alfian, laki-laki berdarah Inggris-Indonesia yang harus rela menjadi duda setelah sang istri yang ia nikahi selama satu setengah tahun, berselingkuh darinya. Alasan Mey, berselingkuh dari March hanya karena Mey ingin memiliki anak. Maklum saja, saat mereka baru menikah empat bulan, March mengalami kecelakaan yang membuat 'adik kecilnya' cidera dan harus mati suri. Segala pengobatan sudah March lakukan, bahkan obat perangsang dari dosis rendah sampai dosis tinggi pun sudah March minum, tapi hasilnya tetap nihil, 'adik kecil' itu tak kunjung sadar.
Setelah menjadi duda, banyak wanita mengejar-ngejar March, tanpa mereka tau apa masalah March yang sebenarnya. Begitupun dengan sang sekretaris pribadinya Febry. Febry yang sudah lama menyukai March pun merencanakan penjebakan untuk March agar dirinya bisa menjadi pengganti Mey. Tapi sayang, penjebakan yang di lakukan Febry malah membuat March harus meniduri July, seorang janda yang sedang mabuk. Dan keesokan paginya, disaat March membuka mata, ia sudah tidak menemukan July di sampingnya.
Akan kah March bisa menemukan July?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 33
Setelah setengah jam drama di ruang makan, kini March sudah selesai mengisi perutnya.
Tiba-tiba saja suara guyuran air hujan yang sangat deras membuat Julya dan March ternganga bersamaan.
"Yes hujan! Berarti aku bisa menginap disini malam ini." Gumam March dalam hati.
Beda March beda lagi Julya. Yang pasti saat ini Julya sangat kesal karena hujan deras tiba-tiba saja turun dari langit.
"Kok bisa tiba-tiba hujan sih!" Lirih Julya pelan tapi masih bisa di dengan March.
"Mungkin langit ingin malam ini kita bersama dalam satu atap lagi." Jawab March menggoda Julya.
"Cih." Decih Julya sambil memutar bola matanya malas.
"Sudah sana kembali keruang tamu. Biar aku bersihkan ini semua." Usir Julya sambil mendorong tubuh March.
"Biar aku bantu. Aku membereskan meja, kau yang mencuci piring." Ucap March sambil menarik tangan Julya dari tubuhnya.
"Bagus lah. Kalau begitu, cepat bereskan." Perintah Julya sambil menarik tangannya dari tangan March lalu berjalan ke wastafel tempat pencucian piring.
March pun berdiri dari tempat duduknya dan membereskan meja makan lalu berjalan menghampiri Julya sambil membawa piring kotornya.
March berdiri tepat di belakang Julya, lalu meletakkan piring kotor ke wastafel. Setelah meletakkan piring kotor ke wastafel, tangan March yang sudah kosong langsung melingkar di pinggang Julya.
"Iiikh!! Apa-apaan sih kau ini!!" Julya menyentakkan tangan March dari pinggangnya.
"Kan aku mau membantu mu!"
"Membantu apa?! Membantu tidak, mengganggu iya!! Sana kau! Biar ku cuci piring ini dulu." Usir Julya sambil mendorong tubuh March.
"Aku ingin membantu dengan mentransfer kekuatan ku untuk mu." Balas March.
"Cih!!! Pergi sana kau bilang! Jangan sampai Nenek ku masuk ke dapur saat kau sedang berbuat yang aneh-aneh pada ku!" Usir Julya lagi.
"Jangan galak-galak pada ku baby, lihat saja kalau kau sudah jadi istri ku, ku gigit bibir mu itu kalau kau berani ketus padaku." Balas March.
"Jadi kau tidak mau aku bantu nih?"
"Tidak!! Pergi kau sana!"
"Oke baik lah." March pun memutar tubuhnya. Begitupun dengan Julya, ia pun mulai menuangkan sabun ke spon cuci piring.
Tapi tiba-tiba. Cup. March mengecup pipi Julya saat Julya lengah lalu kabur.
"Aaargh.. March!!!" Geram Julya sambil menyeka air liur March yang menempel di pipinya.
March berlari sampai ke ruang tamu. Dan ternyata ada Nenek Julya yang sedang duduk manis di ruang tamu.
"Senang sekali. Apa Julya sudah menerima mu?" Tanya Nenek Julya saat melihat March masuk ke ruang tamu.
March menganggukkan kepalanya.
"Benarkah? Wah.. Nenek turut senang kalau begitu." Ucap Nenek Julya.
"Oh.. iya, apa map ini punya mu?" Tanya Nenek Julya sambil menunjukkan map yang berisi surat perjanjiannya dengan Julya.
Mata March membulat.
"Habis lah aku!!" Gumam March dalam hati.
"Apa ini punya mu?" Tanya Nenek Julya lagi.
"I-iya Nek." Jawab March gugup.
"Oh. Ini." Nenek Julya menyodorkan map itu ke hadapan March.
March pun berjalan mendekati Nenek Julya lalu mengambil map itu.
"Apa Nenek membuka map ini dan membaca isi surat yang ada di dalamnya?" Tanya March takut-takut.
Nenek Julya menganggukkan kepalanya.
"Tapi mata Nenek buram, jadi tidak bisa membaca tulisan yang ada di dalam." Jawab Nenek Julya.
Mata March memicing untuk mencari kebohongan dari mata Nenek Julya, dan hasilnya tidak ada. March tidak menemukan kebohongan di mata Nenek Julya.
March pun bernafas lega, lalu mendudukkan dirinya di sofa.
Baru saja March duduk, tiba-tiba Julya masuk ke ruang tamu.
"Jul, bersihkan kamar tamu, biar malam ini teman mu menginap disini. Kasihan dia kalau harus pulang disaat hujan deras begini." Perintah Nenek Julya.
Mata Julya membulat mendengar perintah sang Nenek.
"Kenapa harus kasihan Nek? Dia bawa mobil kok!"
"Aku tidak bawa mobil sayang." Sahut March lembut.
"Tuh kau dengar, dia tidak bawa mobil. Jadi kau bersihkan sana kamar tamu!" Perintah Nenek Julya lagi.
"Tapi Nek..."
"Kerjakan saja Julya!!" Ucap Nenek Julya penuh penekanan.
Julya menghela nafasnya kasar lalu berjalan menuju kamar tamu.
Bersambung...