NovelToon NovelToon
Jadi Selir Didunia Kolosal

Jadi Selir Didunia Kolosal

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Time Travel
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Vanilatin

Ji An Yi adalah seorang gadis biasa yang mendapati dirinya terjebak di dalam dunia kolosal sebagai seorang selir Raja Xiang Rong. Dunia yang penuh dengan intrik, kekuasaan, dan cinta ini memaksanya untuk menjalani misi tak terduga: mendapatkan Jantung Teratai, sebuah benda mistis yang dapat menyembuhkan penyakit mematikan sekaligus membuka jalan baginya kembali ke dunia nyata.

Namun, segalanya menjadi lebih rumit ketika Raja Xiang Rong-pria dingin yang membencinya-dan Xiang Wei, sang Putra Mahkota yang hangat dan penuh perhatian, mulai terlibat dalam perjalanan hidupnya. Di tengah strategi politik, pemberontakan di perbatasan, dan misteri kerajaan, Ji An terjebak di antara dua hati yang berseteru.

Akankah Ji An mampu mendapatkan Jantung Teratai tanpa terjebak lebih dalam dalam dunia penuh drama ini? Ataukah ia justru akan menemukan sesuatu yang lebih besar dari misi awalnya-cinta sejati yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu

Pagi itu, Ji An bersama Lin Li dan Xiao Mei, yang kini menjadi pelayan setianya, sibuk mempersiapkan barang-barang untuk pindah ke paviliun terpencil di sudut istana. Tempat itu terkenal sebagai tempat yang tidak terawat, jauh lebih buruk dibandingkan paviliun utara yang selama ini menjadi tempat tinggal Ji An di bawah pengawasan Raja Xiang Rong.

Saat mereka sedang sibuk, Putra Mahkota Xiang Wei datang. Kabar pengasingan Ji An telah sampai di telinganya, dan hal itu membuat hatinya terluka. Baginya, keputusan adiknya, Xiang Rong, untuk mengasingkan Ji An ke tempat seperti itu adalah tindakan yang kejam.

"Selir Ji An Yi," panggil Xiang Wei dengan suara penuh perhatian, menghentikan aktivitas Ji An.

Ji An menoleh, sedikit terkejut. "Yang Mulia Putra Mahkota," jawabnya sambil memberikan hormat.

Xiang Wei melangkah mendekat, sorot matanya penuh keprihatinan. "Apa kau benar-benar yakin akan pindah ke tempat itu? Paviliun di ujung istana sangat tidak layak untuk seorang selir, apalagi untukmu."

Ji An tersenyum tipis, meskipun ada kepahitan yang terasa di dalam hatinya. Ia menjawab dengan tenang, "Yang Mulia, aku sedang menjalani hukuman. Sebagai seorang selir, aku harus menerimanya. Lagi pula, bukankah aku sudah terbiasa tinggal di paviliun utara yang usang ini? Jadi, tidak masalah bagiku untuk pindah ke tempat yang lebih terpencil."

Xiang Wei menghela napas panjang. "Paviliun utara saja sudah buruk, tapi paviliun di ujung istana bahkan jauh lebih tidak layak. Kau tidak seharusnya diperlakukan seperti ini. Jika ada yang bisa kulakukan untuk meringankan bebanmu, katakanlah."

Ji An menundukkan kepala dengan hormat. "Terima kasih atas perhatian Anda, Yang Mulia. Namun, saya hanya bisa bertahan dan berharap semuanya segera berlalu."

Lin Li dan Xiao Mei diam-diam menyaksikan percakapan itu. Keduanya tidak dapat menyembunyikan rasa heran mereka terhadap perhatian yang diberikan Putra Mahkota kepada Ji An.

Setelah memastikan bahwa Ji An tidak membutuhkan bantuan lain, Xiang Wei akhirnya pergi, meskipun hatinya tetap terasa berat meninggalkan Ji An dalam keadaan seperti itu.

Saat mereka tiba di paviliun terpencil, pemandangan yang tersaji benar-benar membuat Lin Li dan Xiao Mei tercengang. Bangunannya tampak rapuh dengan atap berlubang dan dinding yang penuh lumut. Tanaman liar tumbuh di sekelilingnya, menjadikannya lebih mirip tempat terbengkalai daripada kediaman seorang selir.

"Nona... tempat ini benar-benar jauh lebih buruk dari paviliun utara," ujar Lin Li dengan nada sedih.

Ji An menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri dan pelayannya. "Tidak apa-apa, Lin Li. Kita akan membersihkan tempat ini dan membuatnya layak untuk ditinggali. Jangan khawatir, aku sudah terbiasa dengan keadaan sulit."

Namun, di dalam hatinya, Ji An merasa terpukul. Pengasingan ini adalah pukulan besar baginya, tetapi ia bertekad untuk tidak menyerah. Jika suara misterius itu benar, maka inilah ujian yang harus ia lalui untuk bertahan di dunia ini.

Matahari baru saja muncul ketika Lin Li dan Xiao Mei mulai membersihkan paviliun. Ji An, yang semalaman tak bisa tidur, telah bangun lebih awal. Ia duduk di sudut ruangan sambil menatap kosong secarik kertas di depannya, mencoba menyusun rencana.

"Nona, ini air hangat untuk mencuci muka," ujar Lin Li sambil meletakkan baskom di dekat Ji An.

"Terima kasih, Lin Li," balas Ji An dengan lembut.

Setelah menyegarkan diri, Ji An memandang paviliun yang masih berantakan. Ia tahu, tempat ini mencerminkan posisinya saat ini—rapuh dan tak terurus. Tapi, jika ia ingin bertahan dan melangkah maju, ia harus mulai dari sini.

"Lin Li, Xiao Mei," panggil Ji An.

Keduanya segera mendekat. "Ya, Nona?"

"Kita harus membuat tempat ini layak untuk dihuni. Bersihkan seluruh ruangan dan perbaiki apa yang bisa diperbaiki. Jika perlu, mintalah bantuan para pelayan lain di istana. Aku tidak peduli mereka memandang rendah kita. Tempat ini harus menjadi awal bagi kita untuk bangkit."

Lin Li dan Xiao Mei saling pandang, kagum dengan semangat Ji An. "Kami akan melakukannya, Nona," jawab mereka serempak.

 

Di sisi lain, Permaisuri Yang Yi mendengar kabar bahwa Ji An Yi telah diasingkan ke paviliun yang terbengkalai. Hatinya dipenuhi kebahagiaan, merasa rencananya kali ini berjalan dengan sempurna. Ia percaya bahwa tidak ada lagi yang bisa mengancam posisinya sebagai permaisuri utama.

Namun, tanpa sepengetahuannya, Raja Xiang Rong diam-diam mengawasi semua tindakannya. Bukan hanya Ji An Yi yang sedang diuji, tetapi juga kesetiaan Permaisuri Yang Yi.

Di tempat lain, Raja Xiang Rong termenung di ruang latihannya setelah menghabiskan waktu berjam-jam melampiaskan pikirannya dengan berlatih pedang. Sesungguhnya, ada rasa bersalah yang menyelinap di hatinya atas perlakuannya terhadap Ji An. Namun, ia meyakinkan dirinya bahwa keputusan itu diambil demi kebaikan Ji An dan kestabilan istana.

Raja Xiang Rong duduk di sudut ruangan, menyeka keringat yang bercucuran di wajahnya. Pikirannya kembali melayang pada tatapan penuh luka Ji An saat ia mengatakan keputusan itu.

****

Sore itu, saat Ji An tengah sibuk membersihkan halaman paviliun yang dipenuhi dedaunan kering, suara langkah kaki terdengar mendekat. Ketika ia menoleh, ia melihat Pengawal Istana Feng Zhi, salah satu orang kepercayaan Raja Xiang Rong, berdiri di depan pintu paviliun dengan ekspresi tegas.

"Nona Selir Ji An Yi," Feng Zhi berkata sambil sedikit membungkuk, "hamba diutus untuk mengantarkan perlengkapan dan kebutuhan Nona selama tinggal di sini."

Ji An menghentikan pekerjaannya, memandang dengan heran ke arah tumpukan barang-barang yang dibawa oleh beberapa pengawal di belakang Feng Zhi. Perlengkapan itu terlihat cukup lengkap—pakaian baru, peralatan dapur, beberapa buku, dan makanan segar.

"Semua ini dari siapa?" tanya Ji An dengan nada ragu, memastikan sesuatu yang terasa tidak masuk akal baginya.

"Ini perintah langsung dari Raja Xiang Rong, Nona," jawab Feng Zhi dengan sopan. "Hamba harap Nona dapat hidup lebih nyaman di paviliun ini. Mohon maaf hamba tidak dapat tinggal lebih lama. Selamat sore."

Tanpa menunggu jawaban lebih lanjut, Feng Zhi memberi aba-aba kepada para pengawal untuk meletakkan barang-barang di dalam paviliun, lalu mereka pergi meninggalkan Ji An yang masih mematung di tempatnya.

 

Ji An memandangi barang-barang itu dengan bingung. Ia merasa ada sesuatu yang janggal. Setelah semua penghinaan dan pengasingan, mengapa Raja Xiang Rong tiba-tiba menunjukkan perhatian seperti ini? Apa maksudnya?

Lin Li, yang datang setelah melihat para pengawal pergi, langsung menghampiri Ji An. "Nona, lihatlah ini! Sepertinya mereka membawa barang-barang berkualitas. Bahkan makanan ini cukup untuk beberapa minggu," katanya sambil memeriksa isi kotak.

"Tidak masuk akal," gumam Ji An, memijit pelipisnya. "Raja Xiang Rong tidak pernah peduli sebelumnya. Apa maksudnya dengan mengirim barang-barang ini sekarang?"

Lin Li mengerutkan kening, lalu berkata pelan, "Mungkin ini caranya menunjukkan rasa bersalah, Nona. Setelah semua yang terjadi, mungkin ia mulai merasa kasihan."

"Kasihan?" Ji An tertawa pahit. "Sepertinya tidak mungkin. Aku yakin ini ada hubungannya dengan rencananya. Dia tidak akan memberikan sesuatu tanpa alasan."

Ji An memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal itu untuk sementara waktu. Namun, dalam hatinya, ia tahu bahwa perhatian mendadak dari Raja Xiang Rong ini adalah pertanda bahwa sesuatu sedang direncanakan. Ia harus tetap waspada.

 

Di sisi lain istana, Raja Xiang Rong duduk di ruang kerjanya, mendengarkan laporan Feng Zhi tentang penyerahan barang-barang ke paviliun Ji An.

"Bagaimana reaksinya?" tanya Raja Xiang Rong tanpa mengangkat pandangannya dari dokumen di tangannya.

"Selir Ji An Yi tampak terkejut, Yang Mulia," jawab Feng Zhi. "Namun, ia menerima barang-barang itu tanpa banyak pertanyaan."

Raja Xiang Rong mengangguk pelan, ekspresinya sulit ditebak. "Baiklah. Pastikan dia mendapat apa yang dia butuhkan, tapi jangan terlalu berlebihan. Aku hanya ingin dia tetap hidup di sana... untuk saat ini."

Feng Zhi membungkuk hormat. "Tentu, Yang Mulia."

Setelah Feng Zhi pergi, Raja Xiang Rong menyandarkan tubuhnya di kursi. Ia merasa lega setelah mengirimkan barang-barang itu, tetapi ada sesuatu yang mengganggunya. Wajah Ji An terus menghantui pikirannya—tatapan penuh luka dan keputusasaan yang ia lihat saat mengumumkan pengasingan itu. Namun, ia juga tahu bahwa kelembutannya tidak boleh terlihat. Tidak saat ini.

"Ji An Yi..." gumamnya. "Kita lihat, apakah kau tetap bertahan atau menyerah."

1
Hana Agustina
jejak kaki ku disini thor.. pake mawar juga..
Haraa Boo
semangat kaka,
jangan lupa mmpir balik ya🥰
Hana Agustina
nyebelin banget sih thor.. permaisuri sllu dikasih kesempatan.. si ji an yi seolah g dpt ruang gerak utk dia bs membela diri... males dahh lama lama.. geregetan
Vanilatin
suka siapa ni visual nya?/Drool/
yanah~
Mampir kak 🤗 visualnya kesayangan aku 😍
Armyati
tentu saja trs bertahan n takkan pernah menyerah sampai kau sang raja yg akhirnya akn sangat sangat sangat menyesal nantinya 😏 semangat selir ji an yi n semangat jg buat author 💪💪💪💪
Hana Agustina
ku tinggalin jejak yaaa Thor
_arruaa
mant
Shion Fujino
Terus berinovasi ya author, semoga sukses dengan ceritanya!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Gak bisa berhenti baca
khun :3
Dari awal sampai akhir, cerita ini membuatku terkesima. Bagus banget thor 👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!