Kelanjutan dari cinta untuk wisyah.
Buku diary ku, Apakah kamu tahu.
Kini kesabaran ku telah diuji kembali setelah aku tahu tentang rahasia kenapa kedua orang tuaku berpisah. Kini aku harus dihadapkan dengan pernikahan yang tidak aku inginkan berkesan pemaksaan.
Pernikahan yang didasari perjodohan karena sahabat yang baru aku kenal dua bulan terakhir. Menikahkan aku dengan pria yang selalu menatap ku dengan tatapan kebencian, tanpa aku tahu apa sebabnya.
Apa karena masa lalu nya yang pernah di khianati oleh wanita, makanya setiap wanita pasti akan ditatap dengan kebencian termaksud diriku.
Sanggupkah aku bertahan atau aku harus berpisah seperti kedua orang tuaku yang tidak bisa mempertahankan rumah tangga nya.
Apakah aku bisa menghapus masa lalunya dengan kesabaran ku ini yang pada akhirnya akan membawa Cinta untuknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ulfa Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamar sendiri
" Hati hati di jalan tuan semoga Allah selalu melindungi anda." Gumam Wiyah sambil terus menatap mobil hitam itu yang sudah menghilang dari pandangannya." Semangat Wiyah kamu bisa melewati semuanya." Ucap Wiyah kembali sambil menyemangati dirinya sendiri.
Wiyah menarik kopernya yang begitu sangat berat, bukan saja koper melaikan tas di punggungnya yang sama beratnya seperti koper yang sekang ia tarik. Wiyah mendekati pagar yang sudah di buka oleh security.
Sedangkan kedua security itu hanya melihat Wiyah menarik kopernya tanpa berniat untuk membantunya. Bukannya kedua security itu jahat, hanya saja ini perintah dari Fazar untuk tidak membantu gadis yang berada dihadapan mereka. Gadis yang sekarang sudah berstatus sebagai istri dari bos mereka. Sebenarnya kedua security itu merasa kasihan saat melihat tubuh kecil itu sedang menarik koper yang lumayan besar dan begitu sangat berat, rasanya kedua security itu ingin membantu tapi keduanya tidak bisa melakukanya karena mereka masih sayang dengan pekerjaan mereka, keduanya hanya bisa melihat tanpa melakukan apapun saat Wiyah berhasil memasukkan kopernya kedalam gerbang.
Wiyah yang berhasil melewati gerbang menghembuskan nafasnya lelah. Lalu mengusap keringat yang bercucuran di keningnya. Wiyah melihat kearah dua security yang hanya diam tanpa membantunya. Wiyah bisa membaca raut wajah keduanya yang begitu merasa bersalah.
Wiyah tahu, kedua security itu pasti sedang melakukan tugasnya untuk mematuhi perintah dari Fazar, agar tidak membantunya saat ia membawa barang barangnya kedalam rumah.
Bukannya Wiyah bermaksud ingin menuduh Fazar tapi saat melihat perlakuannya tadi membuat Wiyah menganggap itu memang benar.
" Permisi pak." Sapa Wiyah saat melewati kedua pria paruh baya itu. Walaupun kedua security tidak pembantunya tapi Wiyah akan tetap menghormati mereka bersikap sopan. Karena bagaimanapun kedua pria paruh baya itu lebih tua darinya. Mereka juga melakukan ini semua karena permintaan dari Fazar, jadi untuk apa Wiyah menyalahkan kedua security itu.
Wiyah kembali menarik kopernya meninggalkan kedua security itu yang sedang menatapnya dengan tatapan kasian dan bersalah.
Sesampainya di depan pintu, Wiyah memencet bel di samping pintu rumah itu. Tidak lama pintu rumah terbuka yang menampilkan wanita baru baya yang tersenyum." Assalamualaikum Bu." Salam Wiyah saat melihat wanita paruh baya yang berada dihadapannya sedang tersenyum sambil menatap kearahnya.
" Waalaikumsalam. Nyonya Wisyah." Jawab Pembantu rumah itu yang sering di panggil bu Neneng. Bu Neneng tersenyum senang saat kedatangan istri dari tuannya, yang katanya sih baru menikah Kemarin. Walaupun belum bertemu tapi Bu Neneng bisa mengenali Wiyah dari foto yang Fazar berikan kemarin." Silakan nyonya." Ucap Bu Neneng sopan mempersilakan Wiyah untuk masuk kedalam rumah.
Wiyah membalas senyuman dari Bu Neneng." Makasih Bu." Jawab Wiyah. Wiyah kembali menarik kopernya untuk masuk kedalam rumah. Di dalam rumah, tepatnya di ruang tamu Wiyah sudah di suguhkan dengan pemandangan yang begitu sangat indah. Ternyata di dalam rumah ini, begitu sangat mewah tapi tetap terlihat sederhana karena desain nya." Masyaallah." Gumam Wiyah sambil menatap keseluruhan rungan dengan tatapan begitu kagum dengan desain rumah suaminya.
" Mari nyonya saya antar di kamar." Ajak Bu Neneng membuat Wiyah melihat kearah Bu Neneng.
" Iya Bu, makasih." Ucap Wiyah tulus.
Bu Neneng mengantarkan Wiyah ke kamar bawah, karena Fazar sendiri yang memintanya.
Sebenarnya Bu Neneng bingung kenapa, tuannya Fazar meminta istrinya untuk tinggal di kamar bawah yaitu kamar tamu, padahal kamar Fazar berada di lantai atas, karena hal itu membuat Bu Neneng penasaran tapi ia membuang rasa penasarannya itu, karena takut untuk bertanya." Ini kamarnya nyonya." Ucap Bu Neneng saat sampai di depan pintu kamar yang bercat berwarna putih.
Wiyah menatap pintu kamar itu. Kamar yang akan ia tepati selama ia masih berada di rumah itu. Wiyah hanya diam tidak bertanya, kamar siapa ini. Padahal Wiyah penasaran." Makasih Bu." Ucap Wiyah.
" Iya sama-sama nyonya. kalau nyonya ada perlu sesuatu atau yang lain, nyonya bisa memanggil saya." Ucap Bu Neneng yang mendapatkan anggukan dari Wiyah." Kalau gitu saya permisi ya nyonya."
" Iya Bu, sekali lagi terimakasih." Ucap Wiyah kembali. Bu Neneng meninggalkan Wiyah sedangkan Wiyah masuk kedalam kamarnya.
Terlihat kamar yang luas lebih luas dari kamarnya yang berada di rumah Haidar. Kamar yang bernuansa berwarna putih seperti warna kesukaannya.
" Masyaallah kamar nya luas banget." Gumam Wiyah yang begitu sangat suka dengan desain Kamarnya, sangat persis seperti kamar yang dia suka.
Wiyah menarik kopernya melangkah mendekati kasur. Wiyah mendudukkan tubuhnya di atas kasur yang begitu sangat empuk, mungkin lebih empuk dari kasur di rumahnya. Wiyah mengistirahatkan tubuhnya terlebih dahulu karena ia begitu sangat lelah karena menarik koper yang begitu besar dan berat, sebelum Wiyah kembali untuk menyelesaikan pekerjaannya yang lain seperti menyusun pakaiannya kedalam lemari lalu berangkat untuk kuliah.
Wiyah menyimpan tas ranselnya diatas kasur lalu meneliti seisi kamar yang memiliki barang barang yang lengkap seperti kamar perempuan yang lainnya. Kamarnya terdapat lemari yang cukup besar. Meja rias dan Meja belajar yang
langsung dihadapkan dengan jendela yang memperlihatkan halaman belakang.
'' Kamar yang begitu sangat luas dan indah." Gimana Wiyah yang begitu sangat kagum dengan setiap desain Kamarnya.
Selesai mengistirahatkan tubuhnya Wiyah kembali menarik kopernya mengarah ke lemari yang berada di sebelah kanan kasurnya. Wiyah mulai menyusun satu persatu pakaiannya kedalam lemari dengan teliti sambil memisahkan barang barang lainnya.
Sampai ia menyelesaikan menyusun semua pakaian didalam lemari." Alhamdulillah selesai juga." Ucap Wiyah merenggangkan otot otot yang begitu sangat kaku saat tadi ia menyusun setiap pakaian yang lumayan begitu sangat banyak. Wiyah melangkah kearah kasur lalu mengambil Ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang. Terlihat di layar ponsel yang menunjukkan pukul sepuluh mungkin dua jam lagi Wiyah baru akan berangkat kuliah. Karena Wiyah begitu sangat lelah membuatnya membaringkan tubuhnya di atas kasur lalu menatap langit langit kamar yang baru ia tepati.
Lama terdiam Wiyah menajamkan matanya perlahan lahan yang membuatnya langsung tertidur, mungkin karena rasa lelahnya membuat ia tidur jam segini atau Karena ia tidak bekerja. Karena biasanya jam Segini Wiyah fokus pada pekerjaannya.
...----------------...
Harap bijak dalam membaca karena banyak typo yang bertebaran.
Jangan lupa like komen dan vote nya biar author Makin semangat buat up.
Salam manis dari author 😉
semoga Anknya cewek.....
Fazar psti bahagia bngt....
gmna jga dgn Nadila....