Dua tahun diabaikan oleh suami karena suatu kesalah pahaman yang bahkan tidak diketahuinya
Permintaan untuk perceraian oleh suami yang bahkan tidak pernah memandangnya membuat Yuna mengambil langkah berani untuk tidur dengan lelaki sewaan
Lalu apa yang akan terjadi jika gigolonya adalah suaminya sendiri?
Hanya tulisan ringan, slow update
Mohon tinggalkan komentar setelah membacanya...please🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Liar
Warning!! Bukan bacaan bocil, dan yang gak suka sama adegan dewasa skip saja oke👍
Yuna tertegun saat melihat pria gigolonya berdiri di balkon membelakanginya dalam keadaan telanjang bulat. Dengan panik Yuna menyentuh wajahnya memastikan sesuatu
"Topengku!" pekiknya dalam batin dan bernafas lega saat benda merah itu masih terpasang diwajahnya karena memang semalam dia keburu pingsan sebelum sempat melepasnya, tanpa dirinya ketahui kalau sang gigolo sudah melepasnya dan memasangnya kembali saat pagi menyapa
"Aku masih memakainya..." gumam Yuna lirih dengan kelegaan luar biasa memenuhi diri lalu dia menatap pada punggung tegap si pria yang membelakangi di pagar balkon. Tidak masalah bagi pria itu ingin telanjang sekarang saat mansion memang benar-benar sepi, palingan hanya pak Anto yang berkesempatan memandangi aset si pria gigolo kalau tidak sengaja matanya melirik keatas saat membersihkan halaman
"Jadi dia masih tetap disini...tunggu! Apa dia masih menggunakan topengnya?" batin Yuna mendadak merasa penasaran dan punya kesempatan untuk melihat rupa dibalik topeng hitam tersebut
"Ini kesempatanku melihat wajahnya..." gumam Yuna pelan dengan penuh keyakinan melangkahkan pelan kakinya mendekati si gigolo
Begitu telah berada tepat dibelakang tubuh si gigolo, Yuna mengulurkan tangannya penuh harap
"Aku ingin melihat wajahnya..." harap Yuna dengan tangan terulur pada si gigolo, namun Yuna menemukan dirinya dibuat terkejut saat tiba-tiba si Gigolo berbalik menghadapnya dengan masih menggunakan topengnya
" Ahh seperti yang kuduga, dia menggunakannya..." batin Yuna mendumel kecewa. Yuna menatap pada si gigolo canggung apalagi dengan penampilan si gigolo yang telanjang bulat. Memang pekerjaannya sebagai gigolo membuat Yuna tidak mengherankan lagi sifat malu pada pria itu
"Kamu masih disini...?" tanyanya untuk sekedar basa-basi namun Yuna dibuat menggigil sendiri saat matanya melihat kearah rudal si gigolo
"Ya Tuhan ukurannya! Itukah yang memasuki tubuhku selama ini... Itukah sebabnya rasanya selalu penuh?" batin Yuna bertanya takjub dengan tangan yang bergerak menutup mulutnya. Dia tidak percaya dapat dengan jelas melihat benda itu dalam terang seperti ini. Rasanya dia seperti baru saja melihat ukuran roti baguette Perancis tergantung dengan tak tahu malu didepannya
Sikap Yuna tidak luput dari tatapan aneh dari si gigolo yang memfokuskan diri pada Yuna hingga membuat wajah wanita itu memerah malu menatap organ vital pria seinstens itu
"Ah, aku baru ingat! Ini pertama kalinya kita bertemu di siang hari..." ujar Yuna mencoba untuk tidak terlihat canggung walau harus diakuinya, situasinya saat ini memalukan
Si gigolo melangkah semakin mendekat pada Yuna dan menggapai pinggangnya tanpa bicara sepatah katapun hingga Yuna mendongak menatap pada si gigolo bertopeng dalam jarak sedekat itu
"Ini pertama kalinya aku melihat wajahnya sedekat dan seterang ini...matanya terlihat seperti..." batin Yuna yang tidak lagi sanggup melanjutkan pemikirannya mengatakan itu adalah mata Aaron. Yuna memalingkan wajahnya, tidak sanggup lagi melihat tatapan dominan yang biasanya ada pada diri suaminya, Aaron Nelson
"Setengah dari wajahnya tertutupi topeng, jadi mungkin itu sebabnya aku berhalusinasi seperti ini," bantah batinnya tidak mau mengakui apa yang terlihat dimatanya. Kenapa Aaron terus membayanginya?
"Kamu tidak menjawabku dan aku tidak pernah mendengarmu bicara sepatah kata pun, apa itu memang peraturanmu sebagai gigolo ya?" ujar Yuna yang tentu saja dia ketahui tidak akan mendapat jawabannya. Si gigolo terus menutup mulutnya untuk bicara
"Apa kamu masih tetap disini sampai pagi karena ingin melakukannya hal yang lebih denganku?" tanya Yuna dengan nada sensual. Tanpa disadari wanita itu wajah dibalik topeng itu mengerut mendengarnya
"Apa dia belum cukup jera semalam! Pantas saja Miss Gio mengatakan Yuna mempunyai hasrat yang besar..." batin Aaron tak percaya kalau saja memastikan sendiri kalau istrinya memang cukup hyper. Tak dapat Aaron bayangkan bagaimana selama ini Yuna mampu menahan diri selama dua tahun tanpa disentuh olehnya dengan hasrat sebesar ini
Tangan Yuna bergerak menyentuh rahang si gigolo. Walau keinginan untuk menarik topeng pada wajah itu ada, Yuna tidak ingin melakukannya! Ada privasi yang harus dihormatinya bukan?
"Apa kamu menyukaiku?" tanya Yuna binal, pertanyaan yang seharusnya ditanyakan pada dirinya sendiri. Entah kenapa, Yuna merasa menyenangkan menggoda gigolonya sekarang. Lucu saja pikirnya bersikap seperti ini dengan gigolo yang hanya diam saja menanggapinya
"Lihat ini!" tunjuk Yuna pada leher dan ruas dadanya dimana banyak tanda cu pang yang memenuhi.
"Kamu meninggalkan banyak tanda di tubuhku!" tuding Yuna dengan wajah dibuat cemberut setelahnya. Memiliki tanda Kissmark sebanyak itu tentu menjadi masalah baginya yang berprofesi sebagai seorang guru. Untunglah ini akhir pekan dimana sekolah diliburkan secara nasional dan juga berarti libur untuknya
"Tubuhmu... Apa kamu tau kalau kamu memiliki fisik yang sangat bagus?" tanpa jawaban membuat Yuna melanjutkan tindakannya. Tangannya turun dari wajah ke dada bidang si gigolo. Dada yang sangat nyaman untuk disandarinya
"Kamu tahu? Dengan fisik indah ini sangat sia-sia bagimu hanya menjadi seorang gigolo," tutur Yuna menunggu reaksi dari pria didepannya yang sama sekali tidak bergerak, dan itu sangatlah menyebalkan bagi Yuna yang tidak bisa terima dengan reaksi seperti itu
"Dia tetap kokoh..." batin Yuna lalu menunduk didepan kaki si gigolo untuk melakukan hal gila yang beberapa hari ini sudah dipelajarinya. Menyentuh rudal yang sudah membuatnya penasaran selama ini, bagaimana rasanya menyentuhnya?
"Benda ini yang yang ada didalam diriku selama sebulan ini... Ketika didalam rasanya panas dan keras tapi kalau begini terasa lembut..." Yuna membatin dalam kebinalannya mempermainkan rudal tersebut
"Heukk..." Aaron menutup mulutnya saat senjatanya dimainkan oleh Yuna dibawah sana. Dia tidak menyangka istrinya sudah berevolusi setingkat ini. Fantasi liar itu sudah benar-benar memenuhi diri Yuna
Aaron menggeram seiring dengan gerakan liar dibawah sana dengan tangannya yang memegang kepala Yuna merasakan rudalnya penuh dalam permainan sang istri, hingga beberapa saat Yuna dibuat tersedak dengan rasa penasarannya sendiri melakukan hal yang masih awam dilakukannya
"Huek...huek... Aku tidak bisa melakukannya lagi..." Yuna terbatuk-batuk dan segera berdiri didepan si gigolo yang jelas tidak bisa menerimanya begitu saja. Yuna mempermainkannya bahkan sebelum dirinya mencapai batasnya
Dengan gerakan cepat si gigolo meraih tubuh Yuna, menyibak kasar handuk kimono yang Yuna pakai lalu membalik tubuh wanita itu menghadap kedepan pagar balkon, dan tanpa menunggu lagi, si gigolo memenuhi diri Yuna dengan rudalnya mencoba untuk mencapai pelepasannya yang tidak Yuna selesaikan tadi
Dengan posisi itu Yuna kembali merasakan dirinya seakan berhenti bernafas dengan serangan demi serangan yang gigolonya hantarkan. Yuna juga dapat melihat Minnie yang baru kembali dengan menenteng keranjang belanjaan penuh sayur. Pelayannya itu pasti baru saja dari pasar dan Yuna berharap Minnie jangan sampai mendongak keatas, dan melihat dirinya dalam situasi yang memalukan sekarang
Kurang puas... Si gigolo membalik tubuh Yuna menghadapnya dan melingkarkan kaki wanita itu kepinggangnya lalu dengan begitu mudah mengangkat tubuh ringan itu menuju ranjang tempat semalam mereka bertempur
"Ahh..hng.." de sah Yuna memeluk erat tubuh polos gigolonya dan terdiam saat menemukan tanda gigitannya semalam di bahu si gigolo, dan percayalah dirinya belum sadar kalau cincin mahalnya juga sudah tidak ada lagi dijarinya
"Ini tanda gigitan yang kutinggalkan semalam..." batin Yuna dengan tangan bergerak mengusap rahang tegas gigolonya
"Aku tidak percaya kalau aku masih memilikimu disaat kesepian ini melandaku... Ini seperti mimpi..." lanjut batinnya cukup terharu bersamaan dengan dorongan dibawah sana
Yuna menatap sendu wajah bertopeng gigolonya dan berucap
"Aku punya permintaan padamu! Tetaplah disisiku seharian ini..."
.
.
.
Kritik dan sarannya diharapkan🙏🙏