NovelToon NovelToon
Sheyza Istri Rahasia

Sheyza Istri Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Pernikahan rahasia
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: anotherika

Kejadian tak pernah terbayangkan terjadi pada Gus Arzan. Dirinya harus menikahi gadis yang sama sekali tidak dikenalnya. "Saya tetap akan menikahi kamu tapi dengan satu syarat, pernikahan ini harus dirahasiakan karena saya sudah punya istri."

Deg

Gadis cantik bernama Sheyza itu terkejut mendengar pengakuan pria dihadapannya. Kepalanya langsung menggeleng cepat. "Kalau begitu pergi saja. Saya tidak akan menuntut pertanggung jawaban anda karena saya juga tidak mau menyakiti hati orang lain." Sheyza menarik selimut yang menutupi tubuhnya. Sungguh hatinya terasa amat sangat sakit. Tidak pernah terbayangkan jika kegadisannya akan direnggut secara paksa oleh orang yang tidak dikenalnya, terlebih orang itu sudah mempunyai istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anotherika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Ini sudah terhitung lima kali Arzan memuntahkan isi perutnya. Wajah dan badannya juga terlihat lemas sekali.

"Mas nggak usah pergi ke kantor dulu deh, istirahat saja dirumah." Ucap Anisa yang sudah rapi dengan gamis ungunya. "Tapi maaf ya mas, Anisa gak bisa temenin mas dirumah. Anisa mau ke rumah sakit mau ngambil hasil pemeriksaan kemarin."

Arzan hanya mengangguk saja. "Saya juga harus pergi keluar. Kamu bisa minta antar jemput pak Kardi ya," ucap Arzan. Pak Kardi adalah supir yang biasa mengantar umi dan Abah.

"Mau kemana mas? Mas kan lagi sakit, mending dirumah saja dulu. Itu dilaci ada obat masuk angin nanti bisa diminum setelah sarapan."

"Saya harus ke kantor, banyak berkas yang belum saya tandatangani. Jam tiga sore nanti juga harus meeting klien dari Jepang."

Anisa mengerucutkan bibirnya kesal. Tapi mau maksa Arzan untuk tetap di rumah juga tidak bisa karena harus buru-buru pergi. Andai Anisa tidak pergi pasti dia akan menahan suaminya agar tidak berangkat ke kantor dulu. Dia juga sudah penasaran dengan hasil pemeriksaannya.

"Yaudah, tapi mas harus hati-hati. Minta antar jemput Ardi saja ke kantornya."

Arzan mengangguk saja. Tangannya sibuk mengoleskan minyak angin ke perutnya.

"Aku pergi mas, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam,"

Setelah Anisa pergi, Arzan juga bersiap-siap untuk pergi ke kantor.

Arzan menyetir sendirian walaupun kepalanya terasa sangat pening. Dia tidak mau merepotkan Ardi. Kasihan kalau Ardi harus putar balik mengantar jemput dirinya.

Namun belum sampai di kantor entah kenapa pikiran Arzan tertuju pada Sheyza. Rasa-rasanya dia ingin sekali memeluk tubuh gadis itu.

"Astaghfirullah, ada apa dengan tubuhku. Kenapa rasanya ingin memeluk Sheyza. Kalau aku melakukannya pasti Sheyza akan marah besar lagi nantinya."

Mengingat kejadian tempo dulu saat Arzan menyentuh Sheyza hingga membuat gadis itu marah besar. Arzan tidak mau hal seperti itu terjadi lagi.

Tapi rasa dalam dirinya ini bagaimana? Tubuhnya seakan butuh sekali pelukan Sheyza.

Karena rasa di tubuhnya itu semakin membara, akhirnya Arzan memutar mobilnya menuju apartemen miliknya. Terserah jika nanti Sheyza marah, yang penting Arzan bisa memeluk tubuh istri rahasianya itu.

Tiba di apartemen, Arzan langsung melangkahkan kaki lebar menuju unit apartemennya.

Ceklekk

Pintu apartemen terbuka. Arzan langsung bisa melihat istrinya sedang duduk di meja makan.

Sheyza terkejut mendapati Arzan sudah di apartemen nya. Pasalnya sudah sebulan lebih Arzan tidak pernah pagi-pagi seperti ini.

"Ada apa?" Tanya Sheyza dengan kening berkerut. Sedari masuk Arzan hanya berdiri dan menatapnya lekat. Sheyza agak salah tingkah ditatap seperti itu. Apalagi saat ini dirinya sedang memakai celana pendek sepaha.

Arzan tidak menjawab. Dia malah melangkahkan kakinya mendekat ke arah Sheyza. Namun siapa sangka, Arzan tiba-tiba menarik tubuh Sheyza hingga masuk ke pelukannya.

Deg

Sheyza tersentak mendapatkan pelukan tiba-tiba.

"Ke--napa?" Tanya Sheyza. Pelukan mereka tidak terlepas sama sekali. Padahal sudah setengah jam lamanya Arzan memeluknya sampai kaki Sheyza rasanya sudah mati rasa.

"Sudah! Kaki saya sakit terlalu lama berdiri." Ketus Sheyza.

Seketika Arzan tersadar. Buru-buru dia melepaskan pelukannya. Rasanya sangat nyaman dan tenang saat memeluk Sheyza. Pening dan mual yang sedari tadi menderanya hilang seketika saat mencium wangi tubuh istri kecilnya itu.

Arzan menatap lekat wajah cantik itu. Tapi pandangannya tanpa sengaja menurun menatap kaki jenjang yang hanya memakai celana pendek sepaha. Arzan meneguk ludahnya susah payah. Pandangannya dia alihkan ke tempat lain selain kaki mulus itu. Mati-matian Arzan menahan gejolak di dalam tubuhnya.

"Astaghfirullah," Arzan mengusap wajahnya kasar.

Sheyza menatap aneh pria itu. "Ada apa? Kenapa datang kesini?? Ada perlu?" Sindir Sheyza. Entah mengapa dirinya kesal melihat pria itu ada disini. Padahal sudah lebih dari seminggu pria itu tidak mengunjungi nya sama sekali.

"Shey, maaf jika kedatangan saya menganggu kamu. Saya-"

"Ya mengganggu banget. Jadi jangan datang lagi!" Sela Sheyza judes, lalu duduk di sofa.

Arzan menghembuskan nafas kasar. Ikut duduk disamping sang istri. Melongokkan kepalanya sedikit untuk melihat sang istri bermain ponsel.

Arzan berdecak. Dia tidak suka diabaikan seperti ini. Arzan juga sempat lihat apa yang sedang dilakukan Sheyza dengan ponselnya.

"Kamu chatingan sama siapa?" Tanya Arzan posesif, bahkan matanya sudah melotot.

Sheyza melirik sekilas. "Temen," jawabnya singkat tanpa menoleh ke arah suaminya.

Kening Arzan berlipat. Setahunya Sheyza tidak punya teman disini, tapi tidak tahu jika itu temannya yang ada di Bandung.

"Sana ihh!! Kenapa masih disini?!" Usir Sheyza.

Arzan menggeleng, tubuhnya dia jatuhkan di sandaran sofa. "Saya mau disini,"

"Ck. Memangnya anda tidak kerja?"

"Ya suka-suka saya lah. Saya mau disini." Jawab Arzan santai. "Dan tolong jangan katakan anda saat bicara sama saya, saya ini suami kamu bukan orang lain." Tambahnya. Arzan merasa panggilan anda itu terlalu asing untuk ukuran suami istri seperti mereka.

"Ya suka-suka saya lah." Balas Sheyza menirukan ucapan suaminya.

"Ck Babby!!"

Deg

Jantung Sheyza tiba-tiba berdegup kencang mendengar Arzan memanggilnya seperti itu. Sebisa mungkin dia menetralkan perasaannya. "Ck, Jangan ngawur!!"

"Ngawur apa sih Babby??"

"Itu panggilannya."

"Kenapa? Kan memang nama kamu Babby? Babby Zivilia Sheyra kan? Salah??"

Sheyza gelagapan. Ya benar sih itu memang namanya, tapi kan jika suaminya memanggilnya seperti itu kedengarannya seperti hubungan mereka sangat dekat.

"Tapi jangan yang nama depan juga."

"Kenapa?"

"Kita gak sedekat itu buat anda manggil saya dengan nama depan. Hanya orang-orang terdekat saya yang boleh manggil dengan nama itu." Jelas Sheyza jujur. Tapi benar kan mereka tidak sedekat itu, orang nikah saja karena accident.

"Kamu Babby, bukan anda! Biar kita semakin dekat." Koreksi Arzan pada ucapan Sheyza.

"Ck! Terserah saya dong! Anda saja masih pakai saya." Gerutu Sheyza. Enak saja suami dadakannya itu, dirinya disuruh lebih akrab tapi dia sendiri masih pakai saya.

"Saya sudah terbiasa pakai saya dengan semua orang, bahkan dengan istri saya dirumah."

"Yaudah berarti kita tetap bicara seperti ini saja tidak perlu mengoreksinya ucapan saya."

Arzan terdiam mendengar ucapan Sheyza. Sebenarnya benar apa yang dikatakan Sheyza, tapi....

"Baiklah, mulai sekarang jangan anda-anda lagi dengan sa- eh aku." Ucap Arzan terbata ketika kata aku ingin terucap. Dirinya benar-benar harus membiasakan diri untuk mengucapkan kata itu.

Sekarang gantian Sheyza yang diam mematung mendengar Arzan mengucapkan aku ketika berbicara kepadanya. Rasanya ada yang menggelitik perutnya.

"Mengerti Babby?"

Sheyza buru-buru menetralkan wajahnya. "Hmm, tapi tolong juga jangan manggil aku dengan nama itu."

"Sekarang sa-aku suami kamu, orang terdekat kamu. Jadi biasakan untuk mendengar aku memanggil kamu dengan nama depan kamu Babby,"

Sheyza menghembuskan nafas panjang. "Terserah," toh tak ada gunanya juga mendebat Arzan hanya karena sebuah panggilan. Sedangkan Arzan tampak puas dengan interaksi mereka barusan.

Lima menit berlalu, tidak ada percakapan diantara mereka.

Tok tok tok

Suara pintu apartemen diketuk, membuat Sheyza langsung tersenyum sumringah dan langsung bangkit untuk membukakan pintu.

Mata Arzan memicing curiga, seperti ada yang aneh dengan sikap istrinya. Pasti ada sesuatu.

Ceklekk

"Masuk-masuk," ucap Sheyza ramah pada pria jangkung yang datang sambil meneteskan sebuah plastik kresek di tangannya.

1
Novita Mey
up yg banyak ya Thor ...
Mundri Astuti
mudah"an kebongkar kebusukkan Annisa, pengen tau karmanya
Novita Mey
ayo up yg banyak thor ... ceritanya bagus
Irma Minul
good 👍
🎃SЯ ШłŁŁ🎃
Mengharukan 😢
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Lia_Vicuña
Aku sempet nggak percaya sama akhir ceritanya, tapi bener-bener bikin terkagum-kagum.💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!