NovelToon NovelToon
The Fatalist: Legenda Para Nuswantarian

The Fatalist: Legenda Para Nuswantarian

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah sejarah
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jack The Writer

NOVEL INI SUDAH TAMAT.. DENGAN KISAH EPIKNYA YANG MEMBAGONGKAN..

NANTIKAN NOVEL SAYA SELANJUTNYA..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jack The Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ch 023_singa mistis

...___~V~___...

...kandhita dan sang singa mistis...

di kediaman zares, "rraaakkkkkk, raaaakkkk, raaakkkkk" zares sedang mengukir mantra di diatas permukaan batu untuk menyimpan energi mistisnya.

"Sedang melakukan apa itu?" kandhita memeluk dari belakang ke zares.

"Mmm aku sedang membuat ukiran mantra untuk menyimpan Energi mistisku" Jawab zarres.

"Untuk apa?" Tanya sang istri kepadanya.

"Setengah tahun lagi kita akan pergi bukan, ke kerajaan majapahit. Untuk, pergi kesana membutuhkan waktu sekitar 1 minggu perjalanan menggunakan kereta kuda." Ungkap zares.

"Lalu" jawab kandhita yang belum mengerti.

"Aku ingin ketika kita merindukan tempat ini, bisa dengan cepat sampai kesini" ucap sang suami.

kandhita yang mendengarnya pun menambah erat pelukan nya ke suaminya.

"Mmm.. yah, aku pun tidak akan bisa melupakan tempat ini. Karena, disini lah ayah ayah kita hidup didalam pohon pohon yang kita tanam".

malam menjelang..

Zares yang tengah terbang untuk berkeliling mengawasi area sekitar hutan.

"Sepertinya sudah lama sekali setelah pertarungan ku dengan raksha terakhir kalinya. Aku, hampir tidak melihat atau merasakan keberadaan mereka"

Zares menghabiskan waktu dalam satu tahun di bekas desanya itu hanya untuk berlatih dan sesekali ia menjual ramuan obat-obatan dikota serabi. Untuk menunjang hidupnya dan istrinya. Zares kini bertambah kuat dengan latihan hampir 3 tahun lamanya. Dan terus memburu raksha yang muncul dihutan dengan pedangnya abhiseka.

keesokan harinya..

kandhita tengah berada di bawah air terjun dekat dengan rumahnya yang sedang mencuci pakaiannya dan suaminya. Tiba-tiba suara seperti gemuruh menabrak pepohonan dengan sangat keras. Lalu, burung burung pun berterbangan seperti ketakutan. kandhita yang dikuasai rasa penasaran mendekati tempat itu dengan perlahan.

Tap tap tap tap..

Dibalik pohon demi pohon kandhita yang masih menggunakan kemben itu mengikuti arah patahnya pohon yang bercampur dengan darah. Lalu dia melihat seekor hewan yang besar namun, berbentuk seperti seekor singa, memiliki sedikit sisik dan memiliki sayap seperti burung gagak berwarna hitam legam dan sedikit corak putih di jurainya pada bagian dadanya.

kandhita yang menyadari akan hal itu, bahwa yang dilihatnya adalah hewan mistis. Lalu, dia mencoba mendekatinya untuk memeriksa keadaanya. Dengan langkah pelan sambil memegang erat kain kemben nya. kandhita memeriksa mahkluk itu

"Melihat dari dekat seperti ini ukuranya mungkin terlalu besar untuk seekor hewan mistis bahkan ini lebih besar dari gajah" ucap kandhita ketika melihat singa mistis itu dari dekat.

Dengan pelan dia mencoba memegangnya. Namun "rrraaaaaaaaawwww" singa itu mengaung dengan sangat keras yang menoleh dengan mata tajamnya ke arah kandhita.

"Aaaaaaa" kandhita kaget dan jatuh kebelakang.

"Tenanglah aku tidak akan menyakitimu" kandhita mencoba menenangkan singa itu yang penuh dengan luka sayatan di sebagian tubuhnya.

Singa itu perlahan tenang ketika kandhita mengelus jurainya dengan pelan.

"Hei tunggu disini, jangan kemana-mana aku akan mengambilkan obat dan menyembuhkan mu"

kandhita berlari ke rumah untuk mengambil beberapa ramuan obat. Untuk mengobati singa mistis tersebut

ditempat latihan zarres berada..

Zarres yang frustasi karena belum bisa memahami sebenarnya apa teknik mistisnya setelah latihan hampir 3 tahun lamanya.

Dia berlatih, bertarung, merasa dirinya bertambah kuat. namun, belum bisa memahami kekuatanya sendiri membuat, dirinya takut jika kekuatanya hanya sampai disini saja.

"Apakah hanya sampai disini kekuatan ku? Akau masih sangat lemah. Jika, dibandingkan dengan guru" Ucap zarres yang sudah terobsesi ingin bertambah kuat.

Disisi lain kandhita yang membawa sekotak berupa ramuan obat dan telah mengganti bajunya, kembali mendatangi singa tadi. Singa itu, tidak beranjak dari tempatnya, dan, masih tidak berdaya dengan tubuhnya yang penuh sayatan.

kandhita mendekat, mulai menuangkan ramuan itu dari dalam botol bambu, sedikit demi sedikit, dan mengelap lukanya dengan kain bersih. walaupun singa itu kadang meraung, jika merasa sakit tidak, membuat kandhita takut untuk mengobatinya.

Setelah mengolesi ramuan pertama ke luka singa itu. kandhita melanjutkan dengan, mengoleskan, cairan ke tanganya untuk mengumpulkan energi mistis dan mulai membuat segel mantra untuk mengobati singa itu.

Sang singa mistis itu melihat dengan matanya yang lelah, seorang wanita dari ras manusia mengobatinya dengan telaten, mengusap, serta membersihkan lukanya. dan juga mengangkat kaki-kakinya walau berat. Lalu singa itu tertidur.

Zares yang kembali dari tempat latihan melihat rumahnya kosong dengan pintu belakang terbuka.

"Kemana dia?"

Zares melangkah keluar dan mencoba merasakan keberadaan kandhita dan langsung berteleport.

"Hei, hewan apa ini.. apa bisa dimakan?" Ucap zares yang tiba tiba tepat dibelakang kandhita.

"Ih.. jangan membuatku kaget" kandhita yang sedang duduk menunggu singa itu sadar.

"Ini hewan mistis kau tidak boleh membunuhnya" kata kandhita.

"Owww.. kata siapa tidak boleh" jawab zares.

"Hei kau itu seorang fatalis suamiku, kau harus tahu aturan itu" kata kandhita.

"Iya, dulu ibuku juga melarang untuk menggangu hewan mistis ketika masih kecil. Namun, aku tidak pernah tau kalau mereka tidak boleh dibunuh" Jawab zares

"Iya jangan pernah lakukan itu". kandhita yang merespon perkataan zares.

"Eh.. Bukan kah itu obat-obatan untuk kita jual nanti" zares yang melihat ramuan yang mereka buat berhari hari habis.

"Hhheee.. maaf" kata kandhita sambil memeluk manja suaminya dan menciumnya.

"Huuuh dasar perempuan" kata zares.

"Hhhheee" kandhita dengan senyuman manis bak bidadari jatuh dari langit.

Waktu berlalu kandhita dan zares pun meninggalkan tempat itu dan berharap jika hewan mistis itu terbangun sudah langsung pergi.

saat malam..

"Hei zares kenapa kamu tidak belajar kita mempunyai banyak buku dari guru vitjendra. Guru kita sudah membawakan ini semua untuk kita loh," ucap kandhita melihat suaminya bermalas malasan di belakang rumah.

"Haa.. aku sudah membaca semua tentang beladiri dan teknik berpedang dan mempraktekkannya kan." Jawab nazzares

"iiiihhh bukan yang itu. Jangan hanya mencekoki otakmu dengan bacaan bertarung saja" jawab kandhita ke zares

"Hei. Sadarlah kau juga senang kalau aku cekoki pisang" jawab zaress dengan tersenyum dan tiba-tiba

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa,'!! Iya iya ampun, aaaaammmmpunn" kandhita menjambak rambut zares dengan keras.

"Kemarilah aku bacakan buku ini untukmu"

zares pun berbaring di pangkuan kandhita dengan nyaman dan kandhita mulai membacakan salah satu buku dari kerajaan majapahit yang sudah banyak diberikan nya oleh guru vitjendra.

"Loh apa ini pandanganku tertutup sebelah" zares yang berbaring menghadap ke atas.

"diam kamu iiih..." Jawab kandhita dengan sebal

"pandanganku terhalang oleh apa sih ini.? coba aku periksa dulu mngkin bisa sedikit digeser"

zarres pun mencoba menggesernya kebawah, kesamping kiri dan kanan, keatas, kedalam, dan keluar. Ternyata, setiap zares mencoba menggerakan benda itu, dia selalu kembali ke bentuk dan tempat yang sama. lalu, dia menyerah.

kandhita yang melihat kelakuan suaminya itu langsung menepuk jidatnya.

Plak!!

"ih nakal"

"Kiuw kiuw.. lagi dong istriku.. tepuk lagi" jawab zares.

"Iii apa kau hahaha"

Malam itu penuh canda guraw yang sebelumnya ingin sedikit belajar namun lupa hingga kandhita dan zares bermain petak umpet sampai lelah dan tertidur.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!